Kamis, 29 Oktober 2020

Sumpah Pemuda _ Saya masih Bersepeda.

Gowes Hari Sumpah pemuda.

Gowes ku kali ini di hari kamis tanggal 29 oktober2020 ke jembatan Kedung jati selo pamioro  Bantul jogjakarta untuk sekedar menghadiri upacara bendera ukuran raksasa.

Lalu apa yang menarik untuk datang kesini !!


Foto upacara pengibaran Bendera di tepi sungai selopamioro.

Sebenarnya ada dua alasan karena rasa kepingin lihat jembatan baru sekitar sini ben podo kancane sudah pada kesini dan kedua karena manteman federal Brayat kidul mengibarkan bendera raksasa yang berukuran 26*16 meter ini ternyata cukup besar untuk di ikatkan di dua sisi jembatan ini.

Sedangkan menurut sejarahnya tempat ini menarik sebagai tempat wisata,camping dan bermaen kapal karet yang bisa di sewakan.

Atau bagi kita punya sejarah bike camp dari acara jamnas sepeda federal pertama , Suting lelaki punya mau Tran 7 atau beberapa kali datang demi tikungan viral selopamioro.

Atau kejadian alam yaitu banjir yang menghanyutkan jembatan ini menjadi kisah pilu dan kini semenjak di bangun menjadikan kita pesepeda kembali ke tempat ini untuk melihat sesuatu yang baru yaitu jembatan ini.

Lalu mengapa mereka memilih sungai sebagai tempat pengibaran bendera !!?.

Mungkin karena banyaknya tempat viral di area sungai menjadi tujuan wisata maka mereka ini meniatkan diri membuat acara kali ini di sungai saja dari inisiator para pesuka sepeda federal Brayat kidul dan pelaku pengibaran ini membutuhkan skill pene,an maka manteman Brayat kidul menggandeng team mapala UPN veteran Jogja sebagai mitra di acara ini.

Saat menjadi kisah di hari sumpah pemuda ini juga di dukung oleh penggiat pelestari dan perawat sepanjang sungai selopamioro ini dan tak lepas dari pesepeda di seluruh penjuru kota Jogja bantul dan sekitarnya menjadi peserta yang ikut upacara bendera ini cukup banyak sekali.

Terkadang di masa pandemi ini panitia terus menyuarakan tentang jaga jarak,memakai masker ,cuci tangan ataupun yang tak sempat bawa di bagikan masker secara gratis.

Kisah berlanjut kembali untuk acara utama yaitu menyanyikan lagu Indonesia Raya,ikrar sumpah pemuda dan menyanyikan mars lagu sepeda federal.

Dan.....!!

Setelah melakukan pengibaran bendera merah putih lalu kenapa hanya sampai jam 11,00 siang saja !!?......karena mengingat dan memastikan putaran angin di sekitar sini cukup kencang bila mulai siang hari maka di putuskan dari jam 08 - 11 dan bendera sudah harus di lepas dari ikatan di jembatan ini.

Alhamdulillah di beri kekuatan dan keselamatan untuk bisa kesini agar harapan manteman yang ada di sini menjadi trigger penarik wisata agar wisatawan makin suka datang kesini sehingga pada akhirnya berdaya guna,bermanfaat ke depannya bagi masyarakat di sini.

Ataupun kisah manteman dari cah kidul ini juga merasa kegelisahan dan pingin mengekpresikan gairah mudanya dengan curahan kegiatan yang positif seperti ini.

Apalagi hari hari pas di tanggal yang baik setelah hari kemaren sumpah pemuda dan hari ini tanggal 29 Oktober 2020 adalah hari Maulid nabi Muhammad Saw kami ucapkan sholawat dan salam senantiasa untuk beliau seruan alam.

   Foto barisan peserta upacara.

Gowes ku hari ini.
Karena berangkat kesiangan maka tertinggal di tikum jam 06.00 waktu di Brimob Giwangan maka berangkat sendiri dari Jogja di jam 7,30 untuk melewati ke arah Imogiri Banyu sumurup dan jembatan Pengkol lalu lanjut ke arah jembatan Kedung jati atau lebih di kenal jembatan selopamioro ini ternyata sudah jadi berdiri tegak dan menjadi lebih lebar bisa untuk seliringan dua mobil sekaligus dari dua tempat.

Di jalan blusukan ini saya bisa menemukan view yang ajaib dan syahdu karena terlihat tebing ,perkampungan desa,persawahan dan ladang yang di tumbuhi pohon yang menjuarai ke atas sana serta jalan beraspal yang halus menjadi tak terasa jalanan nanjak seperti itu.

Foto tanjakan tertinggi menuju selopamioro  

Mungkin saya sudah lama tidak kesini lagi menjadi gumunan dari pembangunan tempat ini menjadi pesona wisata di sini itu wajar bila goweser suka kesini.

Akhirnya.
Setelah say helllo dengan manteman federal Brayat kidul serta tanya tanya sana sini maka saatnya pamitan kembali ke Jogja lagi di jam 10,25 menit.


Foto ramainya peserta upacara saat itu .

Tetapi kebersamaan lain dari kita bertambah karena barisan saya sudah lebih 15 orang sepakat membuat kisah foto bareng sana sini dan crita saat kita dulu mencari titik titik yang hilang saat di guwa Jepang ataupun kisah besok Minggu mau bersepeda jauh ke suatu tempat.

Ataupun ada yang salah jalan menjadi crita guyonan karena kehilangan satu teman padahal ia mencari jalan lebih dekat tapi nanjak sak pelintengan tapi malah lebih dulu sampai di pasar Imogiri.

Saat seorang teman berseru dengan ajakan untuk mampir di tempat bengkel si anu maka kita sampai di sana sekedarnya untuk mampir ngopi dan silahturahmi itu saja.

Pada akhirnya di jam 12,30 waktu mengucapkan terimakasih sudah di suguhi camilan dan Wedangan lalu kita pamitan untuk pulang ke rumah masing masing tapi kok ngentar ngentar panas e dan sesekali berhenti untuk ngeyup oleh rimbunnnya pohon di pinggir jalan sekalian menunggu teman yang lain.

Dan kisah klasik kali ini di manapun kisah saya sebenarnya tanpa tujuan tetapi yang tertuju bisa ketemu teman dan pada akhirnya membuat hari ini berubah menjadi asyik tertawa untuk sesaat dalam mendengar kabar kabur para pelakon pesepeda lainnya. .


Foto mampir ngopi di rumah Mr Ipan .

Dalam melanggengkan perkawanan cah pit dan memperpanjang umur kata Mr Ipan di saat ia mengucapkan terimakasih di karuhke dan di datangi dari tempat bengkel sepedanya dan rumah barunya itu saat ia di status Facebook di malam Senin saat itu.

Salam dari kami cah ketemu asyik di jalan pulang dari wisata selopamioro.
Selesai.
@cuslagi.

Selasa, 20 Oktober 2020

Salam Terakhir.

Salam terakhir.

Hari ini 211020 saya akan bercerita tentang salam terakhir dan terakhir buat kamu yang sudah tidak lagi bersepeda karena suatu sebab.

Sebenarnya mudah didapat jika ingin mendapatkan keuntungan maka bersepedalah dengan orang yang cocok karena yang tidak cocok akan membuat sakit hati dalam mengartikan mencari sehat jiwa raga.

Apalagi akan ada yang mulai jaga image yang frontal menjadi sok gengsi menutupi keterbatasannya pada akhirnya akan mampukah atau menyerah tidak lagi bersepeda lagi .

Lalu kamu di posisi dimana...!!?

Lalu kamu di pasisi sekarang ini memilih yang mana yang cocok dan cocok seperti kocokan arisan terkadang beruntung dan terkadang ba,uulll jadi rugi bandar.

Kadang kawan yang cocok itu bisa menentukan apakah kamu akan bahagia atau tidak bisa di lihat dari teman kamu saat membersamainya.

Itu ada banyak atau tidak dalam berdampingan dalam membersamai walau terkadang bersendi kadang kala juga bahagia.

Saat nantinya akan berbeda pendapat tapi saling berbagi suport yang baik itu harus.

Karena bike itu baik bagi kita....apalagi orangnya cocok dan baik itu bisa saja mengajak mampir nyate di daerah kota gede Jogja malah jadi sehat sebenarnya....hhiii,dilalah .

Kembali lagi ke asal......Bila ada teman mulai berhenti gowes karena suatu sebab ....tapi itulah hobby terkadang ada yang datang dan pergi tapi jangan sekali kali jangan lupa silahturahmi itu tetap terjalin.

Setidaknya baik itu bike yang bagaimana pilihannya yang sedang sedang saja,berlebih di luar batas toleransi sehingga yang di kejar kesenangan dirinya sendiri dan tidak bisa mengganti atas kesenangan dengan lingkungan keluarga dan tempatnya ia tinggal itu juga perlu perhatian mas bro.

Anggapan pembaca !!?

Anggapan kamu penulis ini seorang yang sempurna bisa merangkai kata menjadi kalimat seperti seorang motivator jalanan dalam merayu agar kamu mau mengajak gowes atau terkadang meracuni apa apanya tentang sesepedaan bukan bersepeda yang penuh cara yang terselubung......terselubung gimana nih !!?.

Sebenarnya terselubung itu perlu belajar dulu jam terbangnya bagi mereka yang baru belajar menuntun sepedanya jangan banyak nanya tetapi cobalah latih dulu jaraknya bersepeda baru paham apa itu yang  mulai terselubung.....apa harus tanya langsung bila kamu bertemu sama orangnya ini.

Kembali ke......Waktu bersepedalah dengan bahagia tanpa menjatuhkan bantal guling untuk saling mengejek tetapi iklaslah untuk konsentrasi saja pada jalurmu bersepeda yang macam macam cukup semacam saja.

Semacam ada cemohan yang membuat takutmu dari namanya memulai merubah jarak dan tantanganya dari sekarang gowes antar kampung ke antar balik gunung apalagi pada akhirnya menjadi viral cara bersepeda saat itu.

Tapi itulah mimpimu atau mimpi yang lainnya janganlah mengusik tapi usiklah kenangan baru lagi yang berlebih menemukan indahnya.

Apalagi setelah mendapat motivator dari suhu itu lho......yang kelihatan wacananya di baca kok lucu tetapi pada akhirnya kepincut ingin mencoba dan mengena ke kalbu serta fikiran  maka itulah ekspetasi nyata yang akan terselip di sanubari yang terdalam.

Sepertinya bagi penulis ini juga mulai terbawa suasana dalam mempraktekkan kisah kisah ke bentuk motivasi terselubung di dalam blogger sebagai hasil karya yang real aslinya untuk impian baca baca mengisi ruang kenangan nantinya.

Berlanjut atau berhenti.

Bagi yang berhenti gowes itu penulis mengucapkan salam terakhir semoga kamu menemukan jalan kebahagian lain di duniamu ini.....Amien.

Sebelum kisah kisah saat perpisahan ini akan berakhir begitu saja tanpa ada moment pernah bersama ada indahnya bagi semuanya.

Karena kisah itu kita yang tahu dalam merangkai kata kata yang pada akhirnya menjadi kalimat panjang.

Sepanjang kita semua ini sudah terbiasa merangkai perjalanan bersepeda bersama sama dan ia juga teman yang ingin menitipkan salam perpisahan hari ini.

Saat mulai bersama biasa bersepeda ada aku,kamu dan mereka.

Kini kamu tidak ada lagi......kembali ke alam surga di sana.

Kini mendengar canda tawa dan ceritamu sudah tidak bisa lagi.

Walau kini kamu tidak ada lagi di dunia lain namun yang hidup tetap berjalan dan kita yang tertinggal jauh darinya itu jangan berhenti mengenang wejangan kejawennya yang selalu di sampaikan kepada kita semua.

Atau kita mulai takut saat di hentikan rasa bila salah satu dari kita ini mulai berguguran hilang terbawa angin mulai pergi jauh tak akan bisa kembali lagi.

Penutup kisah ini.

Waktu telah merubah dan mengalihkan cinta kita dari dunia satu ke dunia lainya tapi hati kita terkenang sok keladuk berbuat akan dosa dosa yang di lakukan secara sengaja atau tidak di sengaja kami semua manteman ini mohon maaf lahir batin dan selamat jalan semoga di berkai jalan Padang di dunia sana.

Dari kangen kita saat bersama lagi padahal kita ingin melihat lagi walau sebentar saja agar jiwa ini Lego dan legowo melepasmu.

Tapi kisah memisahkan dari kenangan kebaikan itu masih kita kenang dalam rasa kangen yang tertinggal di ujung jalan yang tak mungkin lagi bisa di gowes bersamamu lagi.

Hanya bisa di kenang saat ini  melalui memoriam tulisan dan sejarahmu teman gowes yang kini terlihat di blog dan YouTube ada canda kecerianmu itu mengobati rasa kangen kita semua.

Saat kecerianmu itu tiada tanding yang selalu ingin tampil beda dengan lainnya malah terkadang jadi serius dari anggapan kita kita sebagai teman guyon,gowes dan ber- ronda di malam hari selalu seru dengan ceritamu itu atau orang lain dalam menanggapinya padahal maksudya sekedar guyon mengisi waktu masa pensiun kerjaanya dengan cara kita mengisi kebersamaanya di ujung jalan pandu jogjakarta.

Walau orang lain terkadang tidak klop dalam memandang semua usul dan pendapatmu atau malah jadi wagu kita kita ini dalam menerimanya tapi itulah berkah ke unikanmu dalam kehidupan dan caramu mengartikan kehidupan di cara pandangmu menjalani kehidupanan ini.

Ya ya ya.....kehidupan orang orang yang sudah beda dunia antara alam dunia dan di luar dunia lainnya ke orang lainny yang ingin mengucapkan salam terakhir.

Selamat jalan teman gowes.

Maaafkan kami semua bila keladuk salah dalam bercandaan kita selama ini.

Dan semoga Tuhan Yang maha Esa memberimu tempat yang damai.

Sedangkan mereka yang di tinggalkan semoga tetap mendoakan yang terbaik buat pakdhe,mbah kakung,pak Rambo ataupun lek Kusnio malaibari _ Amien.

Selesai.

@cuslagi.

Kamis, 24 September 2020

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

JCC gowes ke Dieng negeri di atas awan.

Sabtu pagi yang cerah menghiasi jalanan di ring road Utara area jombor Jogja.

Di mulai di jam 06 mereka sudah siap dengan segala informasi rute  dan berhenti di mana saja untuk berhenti yang sudah di tentukan lokasinya.

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Tepatnya pada tanggal 19-20 September 00 di jam 06,30 waktu kita sepakat melebarkan sayap sayap patah.

Untuk kabur kabur ke angkasa mengejar cita cita dengan sepeda yang ada sayapnya seperti poster ajakan di atas itu.

Dan perjalanan ini walaupun kini mulai berjarak jauh tetapi tujuannya agar kisah gowes sebelumnya ini bisa memandang perbedaan dari sudut cara lainnya dengan cara bersepeda sebelumnya.

Apalagi hanya ke isi cerita tempat yang itu itu saja seperti di dan ke Warjo pakem,puncak mbibis dan bukit bego kini mulai menuntaskan misi.

Yang berbeda dengan niatan bisa turing berjarak jauh untuk bisa membelah jalanan di tanjakan kawasan Dieng dan sekitarnya ini.

Bermula.

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Di mulai ada team yang mengatur ini semua dari mulai team survey lokasi dan Turing di mana atau turu miring di homestay mana lagi.

Ataupun kisah nantinya dan harapannya seperti mimpi indah bagi kita agar ada yang merasa cemburu kepada kita.

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Di sini saya kisah kan secara real kenyataan seperti ini agar nantinya yang tidak bisa ikut gowes hari ini ora gelo nek sek ora Melu opo ora iso melu tapi semoga mereka bisa ikut bahagia setelah di ceritakan seperti blog ini .

Atau bagaimana anjuran dari intruksi sang capiten acara kali ini agar kita tidak terlunta lunta apalagi sengsara ora Kopen di jalanan.

Padahal kita juga merasa cemburu kepada jalanan yang selalu bergerak keatas itu seperti akan uji nyali dengan menghadapinya penuh kesabaran dan harus sadar diri dengan lingkungan jalan raya yang saling berseliweran dari motor dan angkot mengintai keselamatan kita kalau tidak hati hati di jalanan walau tetap saja ada insiden ke tabrak montor dari sepeda salah satu dari kita tapi hanya ruji potol satu tapi teman ini aman tanpa luka.

Walau pit stop kita dimana harus di ingat dan saat masuk area kepil menuju alun alun sapuran jalanan memang jalannya rolling jengat yang ajrit menguras tenaga dan emosi di jalur awalanya.

Saya bersama teman JCC Jogja berjumlah 25 pesepeda dengan pengiring motor itu hampir 32 orang.

Untuk merasakan penyiksaan di jalanan yang asyik seperti ini apalagi di pagi pagi saat berangkat dari Jogja sudah di sediakan menu arem arem dan telur bebek malah nggak sempat menilai perut ini itu cocok atau terbiasa tidak.

Walau ada saja dari kami tidak biasa makan telur terus di paksakan malah jadi mules dan akhirnya istirahat gowes.

Untuk di angkut sepedanya dan mungkin keasinan telur bebek sebagai kisah cerita dan menjadi kembangnya gowes kali ini buat hiburan kita di jalanan.

Sepertinya penyiksaan ini terus berlanjut mbok yakin Penak turu opo meneh rasah melu gowes kali ini karena selain jauh, panas dan tidak ada faedahnya.

Nah khan.. .

Mungkin yang sok nganu akan berkomentar seperti di atas atau sebagai ilmu pastinya seperti jaman ajaran kompeni yang makan hati dan untuk melemahkan emosi orang lainnya yang punya kesenangan gowes seperti ini.

Sudah dari dulu nasib para sepeda selalu di uji saat sedang mencari ujian di jalanan.

Atau bagi yang sering latihan gowes menghadapi gowes kali ini yang sudah pakai pil biru (sejenis plat bergerigi di Kayuhan sepeda ) seakan di uji juga soal kekuatan dengkulnya ini.

Dan mereka itu akan mampukah serta bisa menyelesaikan misi kali ini apalagi yang belum pernah melalap jalur sepeda ; 

Jalur jogja_wonosobo_dieng akan terbebani karena halu dan was was apalagi sedu sedan itu mengusik rasa.

Atau malah malamnya nggak bisa tidur nyenyak atau gelisah dari tidurnya menjadi gambaran bagaimana caranya seseorang menghadapi halu nya itu .

Walau hanya beberapa dari kita ada yang loading dari pertengahan kepil ke sapuran tetapi setelah itu bisa loss lagi sampai Dieng.

Dan semua bersepeda menjadi orang orang yang tangguh dan lebat bisa lulus merenda jalan tanjakan Dieng.

Alhamdulillah dengan rasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan atas dukungan team operasional,team support dan team bayangan dengan motor nmax yang maju mundur mengatur jalan dan sering mengambil gambar foto jepret jepret sana sini atau sekedar membuat kita tahu sudah sampai dari dan ke mana saja lainnya.

Sampai sampai menjadi jalan komunikasi terjalin dari mengatur ritme bersepedanya itu menjadi asyik bagi semuanya berjalan lancar dan sukses.

Bersepeda kali ini hanya terbatas sampai wisata Dieng tapi sebelumnya di hari pertama ini Jogja Wonosobo lalu kita menginap di home stay Mudal.k

Dan kenapa di namakan penginapan mudal karena di atas tempat ini ada pos instalasi air PAM yang bernama mudal makanya daerah ini begitu tersedia air yang melimpah dan subur.

Apalagi tanamannya di lereng  bukit saat pagi hari ini terlihat tampak tegak berdiri tanpa aturan di sebelah timur ada gunung di balik jejeran pepohonan yang menghijau.

Di hari kedua di Wonosobo.

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Pagi ini di hari kedua di joglo Wonosobo kita semua siap siap dan saya sudah bangun di jam 04 waktu kita merasakan hujan yang tak begitu lebat.

Tapi beberapa sepeda juga basah dan beberapa kue yang masih di luar rumah ada pisang,buah jeruk, bistik,gorengan,arem arem.

Itu mulai kayak limpahan bakso seperti nek warung Dieng berharga 10 ribu semangkok dan di atas piring pada kemampul oleh jatuhnya air hujan pagi itu.

Atau......!!

Atau soal kisah memasuki sebelum Kleco kita istirahat di warung tengah sawah,makan siang gudeg Jogja di pom bensin sapuran.

Lalu di begal sama teman soc Wonosobo atau di alun alun alun Wonosobo.

Atau kita ketemu dari teman temanya teman kita untuk mampir makan minum menjadi gambaran semua rejeki dan nikmat perjalanan jauh dengan melimpah makanan,minuman dan bersih bersih diri ini menjadikan sore itu juga bisa saja ada terkirim buah buahan temanya teman dari joglo mudal.

Saat makan malamnya di joglo dengan menu ayam goreng menjadi hiasan kisah kali ini sudah tak mungkin kelaparan dan kekurangan pilihan dari makanan yang enak enak seperti ini.

Walau sebagian terselamatkan dari hujan tetap saja malam itu ada sebagian kita hanya tidur beberapa jam.

Dan tetap saja terganggu oleh suara ngorok teman gowes atau suara cremus cremus gigi bergesekan orang tidur.

Atau ada walang masuk joglo dan berbunyi wes wes malam itu merisaukan bagi dirinya sendiri  

Padahal nek misal badan kurang turu bisa masuk angin tur esok e jadi badan panas dingin terus masuk angin seperti rasanya mulut ini saat mangan opo opo rasane pahit tetap saja berusaha harus diisi perut ini 

Atau iso ugo buat alasan mau loud ingat ......mas !!! kata teman di sebelah saya yang masih saja halu bila ketemu tanjakan besok pagi.

Atau dari bunyi orang lembur bekerja untuk memukul paku berbunyi pemantul suara dari palu di gedung sebelah lagi persiapan untuk pernikahan yang mau ada acara hajatan pagi harinya.

Mulai di siapkan.

Mulai saja persiapan gowes tanjakan Dieng yang berjarak 18 km dari joglo mudal ini menjadi gambaran saat sudah di siapkan soto teh manis sebagai sarapan pagi hari.

Memulai perjalanan dengan pengawalan di depan dengan moda n_max ini keluar jalan utama sudah ketemu wisata pemandian air panas lalu kita menuju tanjakan gerbang selamat datang di wisata Dieng.

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Ini bukan soal kuat di tanjakan tetapi soal mengatur ritme dari setiap orang berbeda beda di mana harus menentukan di mana berhenti dan minum air atau makan roti dengan buah buahan apalagi buah pisang dan anggur sudah tersedia untuk kekuatan tambahan.

Tidak di temukan turunan tetapi saat pulang dengan mobil Hiace sempat menghitung Dieng Wonosobo tanjakan hanya 5 posisi tak sebanding sebaliknya.

Dan begitu ambyar apalagi saat mendekati jalan di pinggiran lereng bukit puncak Tieng itu terasa sungguh ngaluk ngaluk.

Tetapi pada kenyataanya di jalani dengan gowes sepeda tidak seseram dan menakutkan pikiran ...bro.

Mampir di Tieng sekedar foto foto dan restorasi fisik dengan istirahat walau ada saja yang sudah merangkak naik itu sudah tak serem rolling jalan aspal di bawah tadi.

Dan mulai landai dan 2 kali turunan sebelum melewati gerbang selamat datang menuju tulisan Dieng yang menandakan kita telah finis gowes kali ini.

Bisa berkata kita lulus bro !!!

Tafsiran waktu  3-4 jam dalam rentang jauhnya 18 km di tanjakan kali ini menjadi gambaran yang bisa saya capai walau ada saja yang lebih dulu sampai di situ menunggu kita semuanya.

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Siap siap balik Jogja.

Kisah wisata ala ala sepedaan telah usai tinggal mengatur posisi sepeda masuk ke mobil dengan jagrak di susun rapi dan di ikat.

Kemudian sama saja dengan orangnya naik mobil Hiace .

3 Mobil ini di sediakan untuk balik ke Jogja salah satunya mobil Hiace dengan ukuran menengah cukup ke isi 15_17 orang dengan sebagian di ganjal tas tas bawaan ini.

Mobil ini di buat oleh Toyota Jepang sekitar tahun 1967 dan di Indonesia untuk transportasi yang nyaman dan ada ac ini terkadang masih belum biasa kita mem buka di jendelanya itu.

Sepanjang jalan pulang menuju Wonosobo dapat melihat Dieng dari atas mobil dengan lebih meliuk-liuk jalanan turun.

Lalu ..... ini baru sadar kok bisa bisanya melewati tanjakan sepertinya sambil menghitung tanjakan pas Dieng Wonosobo.

Dan ini sekitar 5 tanjakan dan mampir di sebuah rumah yang ada spot futsal membuat sebagian kita terhibur oleh sebagian kita mulai tendang tendangan main bola di dalam stadion yang di jaga oleh jala jala rajutan saat lainnya mulai mandi secara antri menjadi penyegar saat ingin balik ke Jogja lagi .

Walau ada saja di dalam mobil ini kita bercerita sana sini atau ada saja yang membuat sedih saat 2 teman kami mulai mual masuk angin atau mabuk perjalanan di mobil ada AC .

Hal ini menjadi pengingat bahwa teman bila berbalik di masa lalu bila wisata seperti ini juga ada temannya yang suka mabuk di mobil.........jadi kita mulai faham siapa yang lemah sebagai pengingat tentang daya tahan seseorang agar bisa terkontrol orang lainnya dalam menikmati bahagia ala ala kita ini .

Atau kata teman di sini bagaimana bisa mengatur emosi,daya tahan dengan memanajemen tubuh apa yang di perlukan.

Misal butuh obat mabuk ,butuh obat diare dan obat Neurobion sebagai penguat tubuh.r

Harus di control tersedia secara pribadi dari personal pelakunya ini atau kadang ada saja yang kadung ngeyel menjadi kita kita membuat sedih lainnya.

Maka saat itu ada satu orang bersuara serak serak basah yang menggelegar membuat kita ikut ikut kor bersuara dan terdengar suara serempak sesering itu bila kamu ikut di barisan ini......dan berucap seperti ini.....wes wes angel angel tuturan mu cah.

Akhir kisah ini.

Semua yang ikut di sini punya tujuan serta bahagianya sendiri sendiri termasuk saya ini bisa di ikutkan kepada sekelompok cah angel angel ini .

Saat gowes kali ini adalah tidak saja seusia muda saja tetapi ada juga yang mulai sepuh tetapi berjiwa muda di umur 60an bisa tetep meteges tekan puncak Dieng dengan sepedanya .

Ini bukan soal alon alon asal kelakon atau kuatnya berada di barisan terdepan.

Tetapi bagi saya hanya pengulangan ke tiga kalinya ini hanya sebagai pendorong semangat mereka agar maju demi kayuhan dari apa saja tujuan mereka itu.

Agar bisa melebihi batas batas orang biasa dari batas diri mereka sendiri supaya perjuangan sampai kesini tidak sia sia harus bisa sampai Dieng....lho bapak bapak strong !!.

Setidaknya bisa buat Klangenan ngeladuk crita nek pos Rondo kampung saat bersama teman teman seusia senja di masa tuanya itu bisa seperti ini adalah kenangan asyik bagi kaum bapak bapak ini.

Apalagi bila sudah di akui dunia bersepeda bahwa kaum bapak bapak itu masih bisa membuat sejarah sebagai tanda wes tahu "lulus" tanjakan Wonosobo_Dieng itu kapan lagi nek ora saiki.....ngono,to Pak !!

Pada akhirnya kata kata sepanjang jalanan selalu saja berucap.....wes wes angel angel tuturan mu adalah embrio menakutkan agar kita ter_manutkan satu dengan lainnya dan bisa terkoordinasi ala ala kita ini.

Walau saat niatan pingin tidur di mobil wes mau tidur malah harus makan malam untuk mampir di warung tahu kupat di dekat stasiun Blabak Magelang yang katanya terenak dan lebih enak yang ini ....lho bro !!

Di lanjutkan perjalanan menuju Jogja untuk pemberhentian di daerah warung Ingkung sambilegi.

Lalu kita menurunkan sepeda dari loading untuk kemudian kembali ke rumah masing masing.

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Wes wes rasah manut tuturan_mu sek tak nut saiki iso turu pules nek omah walau tekan omah yo raiso turu mok bukak hp delok foto foto sek terlampir nek WhatsApp.

Saat air panas wes mulai mateng buat teh anget sisanya setelah mandi abal abal itu lalu meredam kaki ini.

Beberapa menit dengan air hangat baru mata ini mulai mata ini rasanya biyut biyut mau tidur 

Dan pertanda di mulai pembalasan untuk bisa tidur pules untuk membayangkan mimpi indahnya foto foto besok pagi di upload teman hebat saat itu.

Mimpi Dieng telah usai saatnya untuk mulai tidur di kota jogja tercinta.

Selesai.

Terimakasih kepada teman JCC Jogja dan semua sponsor yang telah memberikan kita kesempatan agar bisa gowes sampai ke Dieng.

Jogja.

19-20 September 2020.

Salam

Cerita :

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Kamis, 03 September 2020

Gowes 235,44 Kilo - Jogja - Pantai Klayar Pacitan Hari Kemerdekaan ke 75th Indonesia.

Gowes Merdeka ke 75th Indonesia menuju Jogja_Pacitan_Jogja.
Merdeka itu tidak bisa di ungkapkan tetapi di muliakan.
Melalui perilaku dan tak mungkin bisa di jelaskan tanpa adanya kreatifitas pelakunya.
     Atau rasanya seperti bertanya kepada seekor ular yang merayap di jalanan tanah atau beraspal.
..... Lalu ada yang bisa bisanya bertanya.....Bagaimana kamu bisa merayap di daratan.
Apalagi udara panas itu dan pastinya tidak ada pilihan lagi dari kata yang lainnya yang  bisa terucap.

 

Atau saat kita ini cukup secukupnya bisa menjalani dengan seikhlasnya saja seperti olesan di jalan aspal seperti spesies ular itu dan  bila lelah kita bisa berhenti pada waktunya sewaktu di masjid dengan berdoa kepada keyakinan agamamu itu.

 

Atau kita ini di istilahkan lagi bukan raja jalanan seperti singa yang berani sendirian berjalan di mana saja atau lainnya beraninya bergerombol seperti embek embek yang berjalan selalu seiringan di pinggir jalan.

 

Atau saat teman teman yang melepas dalam memberi dan mem_bersamai saat star dari Jogja ke kota Wonosari tetapi pada banyaknya cinta kasih dari orang yang mengerti dalam perjuangan bersepeda kali ini beserta manfaat yang di dapat setelah gowes kali ini untuk yang ada di sekitar kita.

 

Mulai saja kisahnya..
Semua orang bisa merayakan kemerdekaan di negara ini termasuk kita bisa mengisinya dengan bersepeda berjarak walau cara ini tidak lazim di tengah pandemi covid 19 .
Karena banyak orang takut tertular virus dan mencoba menghindar untuk bisanya di rumah saja.

 

Toh pada akhirnya selamat dan kembali lagi ke Jogja adalah sejarah membuat kreativitas di 75th Indonesia merdeka ini.

 

Pantai Klayar Pacitan.
Di kota Pacitan di kenal dengan jejeran seribu gua dan indahnya pantai selatan yang tersembunyi itu karena ombaknya yang begitu besarnya.
Pantai ini terletak di sendang Donorojo kota Pacitan Jawa timur dan jarak dari kota ke pantai kurang lebih 35 kilo atau sekitar 2jam dengan moda bermesin.

 

Mungkin karena adanya pandemi virus menjadi masih sebagai wisata simulasi dan yang boleh datang hanya untuk wisatawan lokal saja .

 

Saat kita sampai di sini sudah jam 21.00  waktu setempat posisi sudah gelap dan sunyi ini walau begitu kita sempat kulo nuwun dengan pengelola di situ untuk bermalam di tenda dan paginya sekitar jam 9 pagi kita cabut pulang ke Jogja lagi.

 

Di saat pagi hari terlihat pantai yang semiyut bau baunya percikan air asin yang terbawa angin menempel di wajah ini atau terlihat tebing yang tinggi di tengah pantai dan bebatuan mirip sphinx yang asyik untuk di pandangi berkali kali.

 

Tapi kok......kita harus kembali ke Jogja lagi dengan di kayuh sepedanya sekiranya bisa sampai jam 8 malam agar bisa sampai Jogja.

 

Seperti saat berangkat.
Dari jogja_wonosari_gambong_pracimantoro_giribelah_punung dan ada papan nama arah pantai klayar sejauh dari jalan utama yaitu pertigaan Dadapan ke arah kanan sejauh 19 kilo ini akan ketemu desa candi lalu ikuti terus alunan turunan yang selalu menurun di jam 19-21,00 waktu yang sepi,keringat dingin,demen kedinginan,lelah tetapi semua harus di syukuri karena niatan kita ini.

 

Saat tiba di pantai Klayar.
Atau saat pulang ke jogja ....!!?
Sudah menempuh jarak pulang pergi sejauh 235,44 kilo selama 2hari lamanya.
Saat pulang arah yang sama tetapi saat di perempatan pasar Pracimantoro kita ke kanan arah wonogiri_bayat klaten_ ke kiri arah candi Prambanan dan berpisah di persimpangan UIN Kali jogo Jogja di jam 22.30 waktu setempat.

 

Karena teman kita di sekitaran jualan cendol dawet daerah wisata Kalasan Jogja sepedanya rusak di steam stang patah ke Beratan beban dan harus di carikan dulu.

 

Serta di ganti yang baru tetapi semuanya pulang dengan aman,selamat dan tinggal lelah masih mendera kita semua berempat ini.
Kisah klasik 17an.
Bulan Agustus telah usai tetapi kisah klasik 17an masih teringat sampai sekarang semangatnya dalam meretas jalanan jalanan arah Jogja_pacitan_jogja.

 

Waktu itu hanya di sambut oleh berjejer umbul umbul,bendera merah putih tanpa ada suara lagu Indonesia raya di nyanyikan karena panggung hiburan di tiadakan karena masa masa rawan virus kali ini .

 

Tak ada tawa canda anak anak kecil berlomba 17an atau saling berjabat tangan sudah tidak wajib hanya bisa memberi isyarat atau melihat raut wajahnya saja ngak bisa karena tertutup masker.

 

Oh.. Tuhan.
Aku bertanya kepada_MU.
Kapan penjajahan musuh yang tidak tampak ini berakhir agar kita bisa bercanda lagi tanpa jarak  dan menghalangi raut wajah wajah manis mereka lagi karena adanya masker.

 

Aku tahu rasanya berjarak jauh itu butuh stamina yang cukup stabil maka kebahagiaan itu di nikmati saja di sebuah perjalanan gowes ku bukan perjalananmu maka saya membagikan kisah ini.....!!?

 

Walau ada suka dukanya saya juga berhak bangga bisa melaluinya bersama sama mereka ini agar bisa percaya diri terus mengayuh atau ada saja yang minder sebab di atas kopi masih ada susu jahe,teh manis  anget menyusul satu persatu.

 

Akhirnya.
Walau Garuda di dadaku dan lagu Indonesia raya tetap sebagai penyemangat kita untuk di kobarkan.

 

Dan tetap saja kita bisa melihat Indonesia dari dekat melalui sepeda membuat kita bisa memahami apa arti Merdeka !!! untuk saat ini bagi negara ini.

 

Yaitu.....Merdeka dari musuh yang berwujud  tanpa bentuk dan yang masih tinggal di negeri khayalan jauh di sana.

 

Mungkin para pembaca akan memberi kesan para pesepeda ini orang yang menggelikan dan mengherankan di masa pandemi covid ini masih bisa bisanya bersepeda berjarak melampoi batas jarak dan aturan baku aturan pemerintah negara ini .
Atau ....!!?
Lalu bahagianya gowes berjarak itu ada dimana !!?
Yakin Penak turu di rumah saja.
Mbok.....yakin deh
Selesai.
Terima kasih kepada man teman seperjalanan kali ini :
1.Mas sahid .
2.Mas solichin.
3.Bung Tito.
Gowes Jogja _ Pantai Klayar Pacitan. 

Tanggal ; 16_17 Agustus 2020.

Rabu, 05 Agustus 2020

Batu kapal _ Grand Canyon versi Klenggotan Jogjakarta.

Yang lagi viral di Jogja.
Pagiku Selak kepingin Podo kancanne maka aku gowes  yang tidak jauh lokasinya dari kota Jogja ke arah ke timur.
Di tanggal 28 Juli 2020 itu terasa bayangan foto manteman terasa menggoda untuk aku bisa nyontek posisinya agar aku merasa cukup menarik fotoku di bagikan versi jepretanku.

Lokasi.
Ikuti klik iyinkws mapping maka akan ketemu posisi tempat ini atau jelasnya di dusun klenggotan desa Srimulyo Piyungan Bantul Jogjakarta atau dekat dengan jalan Wonosari .
Atau lihat saja di facebook lalu klik tautan mapping ini : #iyinkwsmapping


Tetapi di aliran sungai situ banyak tersimpan endapan yang sudah membatu menjadi kapalen karena seperti bentuk kapal membatu .

Batu yang membeku itu dari lava gunung berapi purbakala setelah mengalir sampai sini sudah membeku dan kini di abadikan sebagai tempat wisata guna meningkatkan perekonomian warga setempat.

Walau di katakan masuk lokasi wisata ini secara gratis tetapi - jawaban mas mas penjaga di sini selalu bilang seikhlasnya dalam anda memberi uang tiket masuk.
Agar dana yang anda berikan sekembalinya anda dari sini nanti keadaan sudah tertata serta asyik dengan perubahannya.
Walau sudah 2minggu ini manteman sepeda pada posting tempat wisata ini baru sekarang melihat secara langsung dan mencoba mengingat posisi model pemandangan yang cocok sesuai inspirasi cekrek cekrek !!?

Ya...yaa tempat ini baru dan belum di resmikan apalagi kios masih dalam proses persiapan.
Lha....haa namanya cah pit pada cepet cepetan memviralkan tempat baru itu biasa agar orang percaya bahwa pesepeda itu ajang promosi paling ampuh memperkenalkan tempat baru.

Namun......rupanya banyak yang tidak sabar menunggu untuk menikmati di masa dunia baru covid 19 ini mereka sudah lepas dengan aturan protokol yang aman pada akhirnya ada tempat baru langsung di serbu.....asyik !!!?
Asyiknya ......menikmati sungai yang ada bebatuan purba itu sepertinya unik,aneh,menarik dan purbakala melintasi
yang ada di kiri kanan aliran sungai itu.



Kapal itu....!!?
Di antara deretan bebatuan itu ada satu bentuk yang unik persis dengan sebongkah kapal maka tempat ini di abadikan menjadikan nama wisata batu kapal.


Cerita warga sini.
Dulunya tempat ini bekas orang pencari tanah pasir dan sebagai lokasi carukan pasir untuk di jual ke pemakai. 
Dan lama ke lamaan menjadi ngak terurus,tanah menjadi berlobang dan lereng atasnya suka longsor ke bawah.

Maka atas inisiatif warga adanya pembuatan tata letak bidang tanah ini dengan perataan tanah dengan kendaraan dua bego untuk perataanya.
Sedangkan aliran sungai di buat baru di arahkan lebih ke pinggir dari tanah urukan tadi.
*Atau..........selain batu unik ada bekas bangunan yang berupa cagak beton yang menjulang tinggi di sisi sungai untuk cagak mobilitas rel kereta tebu pembuatan gula pasir di jaman kolonial Belanda dulu kala.
*Atau.........baru baru ini batu kapal itu sebagai tempat shooting flim dengan judul Hos Cokroaminoto dan shooting film KKN di desa penari.
*Atau......menarilah bila melihat suasana disini seperti pada kejujuran oleh suara burung berkicau.
*Atau......keabadian dan ketulusan dalam aliran air mengalir *Atau......kehangatan sinar matahari dan keriyangan hembusan semilir angin mengalir.
*Atau......kesenangan memelihara kesehatan dengan bersepeda sampai kesini .
Dan kenyataan bisa melihat keajaiban alam ada di sini.


Konten itu.....!!?
Karena ngen ngen mengejar konten baru itu perlu perjuangan dan niat baik.
Maka sebagai pesepeda yang baik dengan bike datangi tempat tempat baru dan promosikan sebagai destinasi baru ke lainnya agar tempatnya berkembang dan masyarakatnya menjadi lebih baik lagi membaur dengan pendatang agar tempat ini ramai di kunjungi.
Sebelum tempat itu berubah menjadi lebih modern,hilang keasyikannya dan kembali kotor oleh wisatawan yang jorok komplit membuang sampah sembarangan.

Itu saja kisah kali ini
Selesai.

Sepeda Lipat Brutal Nanjak di ketinggian 1620mdpl di Butuh Kaliangkrik .

Sepeda lipat brutal menanjak Butuh Kali angkrik bike alone sak tekane.

Hari ini jam06,30 di depan terminal Jombor tanggal 29_30 Juni 20 aku menempuh perjalanan gowes dari Jogja - Magelang dengan di loading sampai alun alun magelang.

Dan dari sini sepeda di gowes sampai ke lereng gunung sumbing.
Di saat kembali balik ke Jogja lagi tetap di gowes walau jalan turunannya begitu curam akhirnya di bawah keadaan sepeda dan orangnya dengan selamat bisa merasakan dorongan jalan Butuh yang asyik meliuk meliuk dengan sepeda lipat aku ini.

Pada akhirnya mereka itu teman sepedaan seakan menunggu kisah cerita aku ini beserta gambar foto yang tentunya asyik di nikmati sebagai oleh oleh perjalanan kali ini.

Mungkin inilah kenekatan aku ini bersepeda lipat merk aleoca yang pastinya lebih berat dari pada sepeda masa kini yang lebih modern serta ringan tapi bagiku rasanya berat di dompet.


Setelah ini..
Setelah menempuh perjalanan melewati jalan Magelang,alun alun magelang,jalan bandongan,pasar Kaliangkrik,pertigaan di sawangan.

Lalu sampai di dusun butuh Kaliangkrik di jam 15,30 waktu Butuh ini juga masih terkendala tanya tanya di jalanan.

Karena masih menggunakan penduduk sekitar alias GPS nya untuk menanyakan arah jalan ataupun sekedar tekan tekon karena merasa badan ini wes kesel buat alasan istirahat.

Aku juga perlu istirahat atau menghibur diri saat gowes sendiri seperti ini dan bisa saja sambil cekrak cekrek mengambil gambar foto.

Dan .....!!
Dan setelah menginap sehari di base camp Bc Butuh Kaliangkrik yang sempat merasakan kabut malam serta dingin super super ini sempat pakai sleeping bed yang tiba tiba ada di tubuhku yang ter_pulas tidur ini menjadi pules tidurnya.

Bangun jam 05,00 waktu mbah putri ibu kandung Bapak Lilik sudah sibuk di dapur itu aku juga ikut menghangatkan badan di anglo perapian.

Saat masak nasi itu menjadi badan hangat di hari itu.

Setelah minum teh hangat dari mbah putri aku ijin mau jalan jalan pagi hari mengelilingi dusun ini sambil cari foto.

Apalagi pagi ini cuaca cerah,para penduduk sini beraktifitas untuk berjalan ke arah gunung untuk bertani di lereng bukit.

Atau pemandangan background gunung Sumbing tampak jelas serta 2 gunung lainya tampak se biru langit di atas sana itu.

Dunia di bagian ini begitu indah,asyik dan aku bersyukur kepada Penguasa alam atas keindahan alam Butuh yang mempersoalkan pesona alam ini banyak orang termasuk aku bisa datang melihat secara nyata di sini.

Balik base camp.
Setelah itu selesai makan pagi yang spesial dari mbah putri membuat aku menguatkan diri agar kuat gowes kembali ke jogja lagi dengan selamat.

Saat sudah makan pagi serta kembali bersua dengan keluarga di sini aku mengucapkan matur suwun kepada keluarga ini.

Aku pengelana yang sudah di tampung semalaman dan perut ini wes warek aku bersikeras pamitan pulang ke jogja lagi.

Rute gowes ke arah berbeda ini pada akhirnya hampir kurang lebih berjarak 250 km pulang pergi ke Jogja lagi.

Dan di mulai dari Bc Sumbing kembali lagi menuju pertigaan cawangan.

Itu tidak ke arah pasar Kaliangkrik lagi tapi ke arah kanan ke jalan Kajoran menuju arah Krasak jalan magelang purworejo km 17 ke kiri lalu menuju ke candi Borobudur untuk kembali ke Jogja lagi.

Saat hitungan seperti hitungan +2+6 itu hasilnya jalanan menanjak.

Tapi kini kembali menurun tajam terus yang di sekelilingnya ada perkampungan dan persawahan sesuai hasil map yang aku buat yaitu :

#iyinkwsmapping itu terlampir bisa anda cari di Facebook.

Lagi butuh di sini.
Ini hanya lelucon yang lucunya menjadi nyata benar benar di gowes adalah kisah kesedihan yang bahagia bisa lepas bebas menikmati keindahan alam di sana.

Daerah ini terletak di lereng gunung sumbing desa Temanggung kecamatan Kaliangkrik menjadi destinasi tujuan wisata penggowes Jogja yang lagi viral tempatnya karena keindahan dan hijaunya pepohonan.

Serta rumah rumah tersusun berundak seperti teras iring di puncak gunung sumbing.


Ataupun bagi para pesepeda jalanan asyik bisa menguras tenaga dan keringat menjadi bahan candaan bersama tentang nikmatnya daerah sini bagi para pesepeda di atas sana saat bisa gowes ke tempat ini.

Untuk melihat rumah rumah di lereng bukit gunung sumbing yang di susun bertingkat dengan latar belakang background gunung sumbing di sisi Utara dari dusun butuh ini.

Dusun butuh ini adalah dusun tertinggi di magelang dengan ketinggian 1620 meter dari permukaan laut .

Dan sisi Utara ini terbagi dengan tiga wilayah yaitu Magelang, Temanggung dan Wonosobo.

Saat muasal kata Nepal...!!
Ide ini muncul kira kira bulan Juni 2019 ada senior pendaki yang datang kesini kesini.
Di saat ia pernah mendaki di area pegunungan Nepal sana ia juga sempat datang ke desa Butuh untuk sekedar liburan serta bertemu dengan kepala dusun Butuh Bapak Lilik Styawan.
Seperti kembali di dikisahkan beberapa cerita selanjutnya aku mencoba browsing tentang dusun butuh serta memperbandingkan dari beberapa sumber yang ada atau saat ;

*Atau....seperti saat itu saat aku nginap di base camp sempat berbicara tentang rencana Bc mau buka beraktifitas menerima tamu yang mau mendaki ke gunung sumbing setelah liburan panjang di masa Pendem covid 19.

*Atau lokasi rumah rumah disini mengapa berdempetan supaya saling mengikat struktur bangunannya atau sosial kemasyarakatan menjadi hubungan yang bertoleransi antar tetangga ada rasa kekeluargaan yang cukup erat.

*Atau rumah rumah ini jarang memakai jendela di samping kana kirinya rumahnya itu....karena sebelahnya sudah ada rumah tetangganya maka cukup depan rumah ada jendela dan pintu saja.

*Atau jalan sekitar sini dan ramah tamah_an penduduk sekitar kepada pendatang setelah banyak orang menyukai tempat ini.

Walau hanya bertemu ada kesan santai kita saling berbicara ringan dan dengan Mbah Putri.

Beliau yang Sudi membuatkan makan saat saya kelaparan malam itu adalah obat tanda kecintaan kepada saya yang baru pertama kesini.

Atau kali ini dengan lelah dan kedinginan sudah di sambut dengan penuh kasih oleh keluarga ini.

Kembali kepada.....!!
Saat senior seorang pendaki dan Bapak Lilik ini tercetus lelucon mengenai desa Butuh sepertinya mirip sekali dengan pegunungan di bagian negara Nepal sana.

Seakan ide ini menjadi unggahan yang silih berganti menjadi di ulang postingannya oleh setiap orang yang sudah bisa datang sampai kesini.

Akhirnya banyak orang tahu serta menjadi daya tarik wisatawan domestik.

Dan untuk datang menikmati suasana ini seperti katanya mirip Namche Bazar yang ada di atas lereng gunung Everest.

Saat saya .....!!!
Di setiap sudut jalan jalan kampung sudah saya telusuri dari patung emas,spot foto,base camp dan sampai pintu gerbang pendakian sudah tak ambil gambarnya.

Atau karena saat itu saya bisa nginap sehari adalah pengalaman yang asyik bagiku untuk kulakan foto di sini.
Bila kamu ingin menikmati pemandangan yang lebih luas bisa saja naik ke tempat yang lebih tinggi posisinya.

Dan jalan jalan di sini jalan tanjakan dengan sudah cor semen serta jalan setapak jalan kaki yang berundak undak yang terjal itu tingginya mengikuti bangunan yang ada yaitu beraturan dari kontur dari pintu masuk sampai pintu pendakian.

Dusun ini terletak di ketinggian sekitar 1700 mdl.

Pagi itu.....!!
Saya butuh perjuangan mengayuh sepeda lipat sampai sini walau harus menuntun beberapa kali di tanjakan kandang ayam dan tanjakan gubuk derita.

Walau wes kapok,kesel,ngeluh tanjakan membuat ambyar dan semua demi mengejar konten Nepal nya magelang yang ada di Indonesia ini.

Saat aku juga merasa terimakasih kepada para pesepeda yang sudah kesini duluan sebagai panduan agar aku tidak tersesat dan lebih mudah dalam menjalaninya .

Saat seutas komentar tentang gowes ke Butuh seperti ini....;
_Seindah indahnya tanjakan akhirnya semua pesepeda tetap saja butuh lagi dan lagi akhirnya.

_Katanya kesel Ambyar ora rugi Yen iso Munggah tekan butuh.

_Katanya ini tantangan yang sebaiknya di terima para goweser.

_Ini jalur manusiawi masih jalan aspal dan ada sensasi menanjak e itu bikin kangen untuk selalu di ceritakan lagi.

Baru sadar diri....!!?
Atau aku sendiri kok bisa bisanya gowes sendiri bike alone sampai sini walau secara jujur aku tak seberani ini menjalaninya.

Walau aku sudah mulai jatuh cinta pada akhirnya pada tempat ini untuk bisa datang lagi di lain waktu.


Pada akhir kisah.
Maka jadi manusia itu mbok Ojo kokean ngen ngen  bla_layang koyo layangan tatas....!?.

Sama gowes kemana mana koyo cah ngenes wes jauh seko rumah apalagi sendiri.....Bike alone !!?.

Nanti kamu rasanya kesel,capek mek hasil nya hanya bisa lihat  keindahan alam gunung Sumbing ciptaan Tuhan sang penguasa alam raya ini.

Enaknya dari perbandingan nyamannya.
Yakin enaknya kamu bila di rumah saja kalau kepingin cukup lihat selengkapnya bisa di YouTube video yang kamu bisa pilih dari berbagai pilihan tentang tempat ini.

Opo eh mungut gambar foto itu juga tersedia di Google atau merekam ulang postingan orang lain yang sudah di pajang di medsos terus di upload maneh luwe cepat dan praktis... Itu kata saya.

Iso ........sambil ngopi di depannya layar sentuh yang kayaknya asyik ditonton malah sehat ora golek masalah tur rasanya ora golek kesel tekan bayang koyo ngene ....to bro.

A.....Jane enak e Ngonoo... !! 
B.....iso karo ngopi iso tanduk maneh ben kuat sambil melototi layar sentuh..
C.....sedangkan bagi para mengulur jalanan seperti ini sebenarnya hanya dan malah cari masalah !!.

D......Atau katanya dunia ini tidak selebar layar sentuhan.

Lalu dialog a,b,c,d itu pada akhirnya bisa seperti kata saya yang terakhir untuk tulisan ini ;

.........Indonesia itu asyik walau harus dengan cara Brutal memakai sepeda lipat ke tempat wisata yang lagi viral bagi jujugan para wisatawan lainnya...Bro !!

Selesai.
Terima kasih telah membaca blog ini dan semoga menghibur bagi para pembacanya.

Bike alone.
Penulis.
Iyink ws.

Senin, 11 Mei 2020

PEDULI BERBAGI UNTUK SESAMA ...!!

Mulai saja kisahnya.
Kita bergerak bersama di bulan suci Ramadhan 1441 H untuk berniat baik dengan bike di Minggu sore pada jam 16,00 wib waktu tanggal 10 Mei 2020 ini semoga harapan ini berjalan dengan lancar.

PEDULI BERBAGI UNTUK  SESAMA ...!!

Niatan ini berjudul ;
Peduli berbagi untuk sesama.
Saat yang di lakukan berbagi nasi kotak dan masker ini di kerjakan masakannya oleh mama mama hebat dari keluarga Jcc sendiri.
Dan masker dari partisipan mantenan Jcc sendiri dan dari komunitas MOI Jogja juga ikut membantu.

Serta dana yang di peroleh dari uang kas di tambah donasi  dari papa papa hebat yang asyik dan royal kepada komunitas ini.
Sedangkan kita sebagai cah lapangan mengemban amanah untuk membagikan dengan sepeda dan di salurkan dengan iringan 2 mobil yang siap membantu.

Ini dan itu.
Saat anda bertanya sampai kapan virus covid 19 ini berakhir saat kita mulai bosan di rumah saja dan ingin bebas bersepeda lagi !??
Cukup sebisanya saya menjawab misalkan bila sudah di temukan penangkal virusnya atau bagaimana kita memutus mata rantai berjalannya virus itu.
Entah kita.......perlu di uji karena sewaktu waktu bisa saja terjangkit ini itunya dari datangnya virus itu.
Saat kita sedikit ngeyel  saat ini bisa saja berkeliaran di jalanan kota ini.

Lalu untuk apa dan mengapa !??
Atau lainnya bertanya lagi dengan hal yang sama misalkan kenapa tidak keluar rumah padahal imun kamu sehat karena sering berolahraga dan apa tidak jenuh.
Maka meniatkan diri ikut menjalankan amanah itu dengan ikhlas untuk di sampaikan kepada yang membutuhkan.
Walaupun jumlah yang kami berikan dan taburkan adalah benih kebaikan di bulan penuh barokah ini seperti ungkapan ;
_ menerima adalah amanah.
_ memberikan kepada sesama adalah menanam kebajikan di saat mereka berpuasa.
Ataupun.......kita juga saling mengingatkan di saat pandemi dan resikonya.

Tapi di niat baik itu semoga dapat berkah jalan yang lancar dalam membagikan takjil berbuka puasa di jalanan yang tersedia berjumlah 300 nasi kotak dan 300 masker untuk saat ini sambil menunggu episode 02 selanjutnya.

Bismilah.....saat kita menyadari kita sehat imunnya dan siap menguatkan tenaga
penuh saat kita baru menjalankan puasa maka bila pada niat d ingin ikut gowes berbagi dipersilahkan ikut gowes sampai magrib kemudian berbuka bersama di alun alun Utara jogja.

Tapi tetap taat himbauan pemerintah untuk mencegah itu lebih baik daripada mengobati.
Saat .....kita tidak bisa merubah keadaan saat virus ini sampai kapan hilangnya tetapi sekarang bulannya Ramadhan yang suci penuh ampunan ini
kita bisa bisanya maju ke depan sana dalam berjuang dalam kebajikan bersama sama.

Di saat ini masalahnya...... orang bisa hidup yang kuat kondisinya dan mati yang lemah imunnya walau itu urusan masing masing orang dengan Tuhan Nya tetapi kasihan juga bila melihat beban para tenaga medis yang berjuang di garda depan itu semakin berat dan beresiko mendekati ajal yang lebih dari pada
yang di luar ini masih pada ngeyel..

Jadi........!?
Jadi saat ini saya tidak ingin memperdebatkan mau di rumah saja,mau di jalanan atau aturan yang di anjurkan pemerintah soal wabah menular itu harus di pahami rakyat Indonesia.

Hanya ingin nandur srawung saat ini hanya ingin mem_baiki kepada orang baik yang suka bike itu saat ia mengikutkan saya dalam acara kali ini.
Walau mereka yang di lapangan dalam berbagi sedang puasa tetapi semangatnya luar biasa di sore ini sudah berkumpul tepat waktu dan memutuskan jalur gowes berbagi nasi kotak dan masker menjelang waktu berbuka puasa untuk melintasi sisi timur selatan kota jogjakarta.

Selanjutnya........!??
Nggak perlu cara dan aturan harus bagaimana di saat keluar dari rumah sampai di jalanan itu juga punya logika dan hati dalam menakar keadaan .
Karena kita lagi ke condong demi eksistensi komunitas JcC Jogja perlu ego untuk bisa peduli ke sesama di jalanan sana itu.
Walau saat itu juga terdengar cerita curhatan kalau ia di rumah saja ada rasa bosan dan kangen bertemu teman gowes .
Karena secara alamiah kita tetap hati hati menjaga  imun tubuh dan jaga jarak tidak salaman atau menggunakan masker serta cuci tangan sebelum makan atau memegang bagian wajah tertentu.

Dan.
Setelah saya ungkapkan ini itunya para pembaca jangan berburuk sangka dan seharusnya itu di hindari .
Aku kamu dan Jcc.
Ketika saya menjadi temanmu itulah kehidupan dan apa adanya yang lagi bermimpi dapat menemukan cerita cerita klasik yang asyik dalam perjalananya kali ini.


Nah......!??
Ketika sesuatu di lakukan sebagai aktifitas akan lebih tertantang dengan ikut serta merasakan maka perlu bergabung dengan komunitas untuk menyalurkan kegemaran bersepeda.
Apalagi menjaga imun tubuh kita perlu olah raga yang pas takarannya.

Apalagi kebersamaan itu saling menguatkan ,menyemangati dan bertukar informasi menjadi nikmat secara psikologis bagi bapak bapak petangguh jalanan ini.
Bahkan setelah beberapa acara yang saya ikuti bersama mereka setidaknya kisah klasik selalu indah pada akhirnya.

Apalagi nilai umur dari komunitas jcc sudah 10 tahun dalam merayakan happy bike di sekitaran bulan Maret 2020 itu sudah menebar kisah gowes di antara komunitas yang ada di seputaran Jogja ini.

Lalu......!!?
Inilah kisah rencana semula untuk happy bike
tetapi adanya pesta milad JcC berkumpul buyar setelah pandemi virus covid 19 ini muncul begitu saja seakan membuyarkan segala rencana dan merusak tatanan di belahan negara lainnya.

Dan.......!??
Karena sesuatu hal itu maka ada ide untuk mengganti acara kali ini dengan judul JcC berbagi untuk sesama jilid 01 mendapat persetujuan
 semua anggota komunitas dan dapat sponsor dari mana saja.

Bismillah.......!!?
Di rayakan bukan lagi pesta meriah......tetapi di ganti dengan cara berbagi di bulan Ramadhan 1441 H ini dan saat covid 19 ini semoga dapat meringankan bagi penerima donasi dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua_amien.

Lalu aku dan kamu ......seakan sekelompok dalam satu hobi yang membedakan hanya nilai sepeda dan keberuntungan setiap orang berbeda beda.
Ada yang harus bersabar dan satunya memberi untuk berbagi karena banyak rejekinya.

Ya....katanya dan akhirnya di sini semua adalah kalangan bos yang sudah mapan secara ekonomi sosialnya itu baik dan suka bike jadi soal bersuka bike selalu di akomodasi sebagai sponsor dan siapa saja di komunitas ini yang Selo serta siap itu seakan menjadi mudah.

PEDULI BERBAGI UNTUK  SESAMA ...!!

Seperti rencana hari ini hanya dalam hitungan waktu sehari semua di rencanakan menjadi kemana dan mau apa seakan mudah saja terlaksana.

Lalu soal .......tempat dan orangnya di JCC ini ada yang tinggal di desa dan di kota Jogja dalam memilih hobi bersepeda.
Misalkan yang di desa lebih condong ke gotong royongan dalam kebersamaan untuk menambah pertemanan yang  semakin guyup rukun.

Sedangkan orang kota sekedar gowes pas Selo waktunya untuk memperoleh pengakuan dan ingin tampil beda dengan modernitas sepeda berkelas untuk menaikkan harga diri.

Tetapi.....orang desa lebih sempat secara rutin berlatih sedangkan orang kota selalu terbagi dengan tugas negaranya itu.

Atau......selebihnya komunitas di JCC ini di dominasi oleh bapak bapak gaul dan terkadang slenk ngek an ngomong soal nganu dan ngene sudah saling memahami satu sama lainnya saat saya mulai memahami situasi ini adalah redho peng-galih di masa tuanya agar bisa menikmati kebersamaan yang asyik ya seperti ini adanya dengan saling mengerti dan sedikit guyonan.

Akhirnya 👉 .
Dalam satu paket semua sudah di kisah kan dan di sepakati tinggal kebersamaan di jalani seakan menjadi mudah dan asyik.
Sampai detik ini saya kuti acara bersama JcC Jogja itu saya hanyalah orang biasa tidak apa apa dan bukan siapa siapa ini seakan di jadikan orang penting dan sering di ajak susah sudah biasa dan itu nggak nyusahin.

Apalagi di ajak seneng sambil beramal baik lewat acara berbagi ini hanya bisa menyumbang tenaga dan pemikiran saja itu juga asal yang di lakukan tidak malu malu dari ini itu harapannya.
Agar...... kisah klasik blog ini terus berlanjut dengan menemukan kisah kisah klasik berikutnya.

Tentang penulis.
Saya orangnya masih suka mengeluh kalau ketemu jalanan yang semu dan harus menanjak apalagi melihat diri ini.

Bukan orang yang tidak bersyukur dan terkadang jadi pecundang yang dikit dikit minder dan mengeluh ....itu boleh Khan,bro !!
Tapi saya sarankan keluh itu ganti dengan semangat yang positif seperti dengan cara mengisi dengan baik atau menulis blog ini adalah cara menetralkan ego mu itu.
Saat hatimu  bisa jadi tenang dan akhirnya ada rasa mulai  bersyukur.

Setidaknya kamu bisa juga menemukan dan di pertemukan oleh orang orang baik yang suka bike agar hidup menjadi lebih bersemangat.....semangat,bro !!
Setidaknya Janganlah membandingkan di sekelilingmu apalagi hidupmu dengan orang lain.

Anggap saja ini sebagai bentuk ungkapan bahasa Jawa yaitu soal sawang sinawang yang artinya nek sawang mungkin kamu bisa di ajak melihat sawangane oponeh Ono sek ngumbar sepeda iso di ajak gowes adoh oponeh jok mampir warung sate terus gulai daging wedus....nah tho.

Lalu.....nikmat itu sawang sinawang tapi ojok mbok anggep artine Sinau nek Awang Awang jok ngalamun mikir iso duwe sepeda merk sultan kae malah iso oleng  jiwa ragamu.....lee !?
.

Foto ; Bersepeda sambil berbagi.

Akhirnya di kisah ini berbeda itu alamiah selalu ada dalam komunitas sepeda dan kegembiraan itu menular baik di sekitarmu.
Dan hidup itu pasti ada solusinya.
Tinggal kamu memilih stay at.......!?
Dimana sekarang !!?

Karena hidup itu suatu pilihan seperti hari ini
_  inilah pilihan terbaik untuk menebar kebaikan dengan bike _

Selesai.
Cerita:
PEDULI BERBAGI UNTUK  SESAMA ...!!

 

Blog Edisi unggulan

Aku Bukan Rambo.

Aku manusia biasa bukan Rambo. Setiap kali aku mulai bersepeda terkadang aku bertemu dengan teman-teman di jalanan secara tiba-tiba dan oran...