Tampilkan postingan dengan label Gowes Pantai Klayar.. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gowes Pantai Klayar.. Tampilkan semua postingan

Kamis, 03 September 2020

Gowes 235,44 Kilo - Jogja - Pantai Klayar Pacitan Hari Kemerdekaan ke 75th Indonesia.

Gowes Merdeka ke 75th Indonesia menuju Jogja_Pacitan_Jogja.
Merdeka itu tidak bisa di ungkapkan tetapi di muliakan.
Melalui perilaku dan tak mungkin bisa di jelaskan tanpa adanya kreatifitas pelakunya.
     Atau rasanya seperti bertanya kepada seekor ular yang merayap di jalanan tanah atau beraspal.
..... Lalu ada yang bisa bisanya bertanya.....Bagaimana kamu bisa merayap di daratan.
Apalagi udara panas itu dan pastinya tidak ada pilihan lagi dari kata yang lainnya yang  bisa terucap.

 

Atau saat kita ini cukup secukupnya bisa menjalani dengan seikhlasnya saja seperti olesan di jalan aspal seperti spesies ular itu dan  bila lelah kita bisa berhenti pada waktunya sewaktu di masjid dengan berdoa kepada keyakinan agamamu itu.

 

Atau kita ini di istilahkan lagi bukan raja jalanan seperti singa yang berani sendirian berjalan di mana saja atau lainnya beraninya bergerombol seperti embek embek yang berjalan selalu seiringan di pinggir jalan.

 

Atau saat teman teman yang melepas dalam memberi dan mem_bersamai saat star dari Jogja ke kota Wonosari tetapi pada banyaknya cinta kasih dari orang yang mengerti dalam perjuangan bersepeda kali ini beserta manfaat yang di dapat setelah gowes kali ini untuk yang ada di sekitar kita.

 

Mulai saja kisahnya..
Semua orang bisa merayakan kemerdekaan di negara ini termasuk kita bisa mengisinya dengan bersepeda berjarak walau cara ini tidak lazim di tengah pandemi covid 19 .
Karena banyak orang takut tertular virus dan mencoba menghindar untuk bisanya di rumah saja.

 

Toh pada akhirnya selamat dan kembali lagi ke Jogja adalah sejarah membuat kreativitas di 75th Indonesia merdeka ini.

 

Pantai Klayar Pacitan.
Di kota Pacitan di kenal dengan jejeran seribu gua dan indahnya pantai selatan yang tersembunyi itu karena ombaknya yang begitu besarnya.
Pantai ini terletak di sendang Donorojo kota Pacitan Jawa timur dan jarak dari kota ke pantai kurang lebih 35 kilo atau sekitar 2jam dengan moda bermesin.

 

Mungkin karena adanya pandemi virus menjadi masih sebagai wisata simulasi dan yang boleh datang hanya untuk wisatawan lokal saja .

 

Saat kita sampai di sini sudah jam 21.00  waktu setempat posisi sudah gelap dan sunyi ini walau begitu kita sempat kulo nuwun dengan pengelola di situ untuk bermalam di tenda dan paginya sekitar jam 9 pagi kita cabut pulang ke Jogja lagi.

 

Di saat pagi hari terlihat pantai yang semiyut bau baunya percikan air asin yang terbawa angin menempel di wajah ini atau terlihat tebing yang tinggi di tengah pantai dan bebatuan mirip sphinx yang asyik untuk di pandangi berkali kali.

 

Tapi kok......kita harus kembali ke Jogja lagi dengan di kayuh sepedanya sekiranya bisa sampai jam 8 malam agar bisa sampai Jogja.

 

Seperti saat berangkat.
Dari jogja_wonosari_gambong_pracimantoro_giribelah_punung dan ada papan nama arah pantai klayar sejauh dari jalan utama yaitu pertigaan Dadapan ke arah kanan sejauh 19 kilo ini akan ketemu desa candi lalu ikuti terus alunan turunan yang selalu menurun di jam 19-21,00 waktu yang sepi,keringat dingin,demen kedinginan,lelah tetapi semua harus di syukuri karena niatan kita ini.

 

Saat tiba di pantai Klayar.
Atau saat pulang ke jogja ....!!?
Sudah menempuh jarak pulang pergi sejauh 235,44 kilo selama 2hari lamanya.
Saat pulang arah yang sama tetapi saat di perempatan pasar Pracimantoro kita ke kanan arah wonogiri_bayat klaten_ ke kiri arah candi Prambanan dan berpisah di persimpangan UIN Kali jogo Jogja di jam 22.30 waktu setempat.

 

Karena teman kita di sekitaran jualan cendol dawet daerah wisata Kalasan Jogja sepedanya rusak di steam stang patah ke Beratan beban dan harus di carikan dulu.

 

Serta di ganti yang baru tetapi semuanya pulang dengan aman,selamat dan tinggal lelah masih mendera kita semua berempat ini.
Kisah klasik 17an.
Bulan Agustus telah usai tetapi kisah klasik 17an masih teringat sampai sekarang semangatnya dalam meretas jalanan jalanan arah Jogja_pacitan_jogja.

 

Waktu itu hanya di sambut oleh berjejer umbul umbul,bendera merah putih tanpa ada suara lagu Indonesia raya di nyanyikan karena panggung hiburan di tiadakan karena masa masa rawan virus kali ini .

 

Tak ada tawa canda anak anak kecil berlomba 17an atau saling berjabat tangan sudah tidak wajib hanya bisa memberi isyarat atau melihat raut wajahnya saja ngak bisa karena tertutup masker.

 

Oh.. Tuhan.
Aku bertanya kepada_MU.
Kapan penjajahan musuh yang tidak tampak ini berakhir agar kita bisa bercanda lagi tanpa jarak  dan menghalangi raut wajah wajah manis mereka lagi karena adanya masker.

 

Aku tahu rasanya berjarak jauh itu butuh stamina yang cukup stabil maka kebahagiaan itu di nikmati saja di sebuah perjalanan gowes ku bukan perjalananmu maka saya membagikan kisah ini.....!!?

 

Walau ada suka dukanya saya juga berhak bangga bisa melaluinya bersama sama mereka ini agar bisa percaya diri terus mengayuh atau ada saja yang minder sebab di atas kopi masih ada susu jahe,teh manis  anget menyusul satu persatu.

 

Akhirnya.
Walau Garuda di dadaku dan lagu Indonesia raya tetap sebagai penyemangat kita untuk di kobarkan.

 

Dan tetap saja kita bisa melihat Indonesia dari dekat melalui sepeda membuat kita bisa memahami apa arti Merdeka !!! untuk saat ini bagi negara ini.

 

Yaitu.....Merdeka dari musuh yang berwujud  tanpa bentuk dan yang masih tinggal di negeri khayalan jauh di sana.

 

Mungkin para pembaca akan memberi kesan para pesepeda ini orang yang menggelikan dan mengherankan di masa pandemi covid ini masih bisa bisanya bersepeda berjarak melampoi batas jarak dan aturan baku aturan pemerintah negara ini .
Atau ....!!?
Lalu bahagianya gowes berjarak itu ada dimana !!?
Yakin Penak turu di rumah saja.
Mbok.....yakin deh
Selesai.
Terima kasih kepada man teman seperjalanan kali ini :
1.Mas sahid .
2.Mas solichin.
3.Bung Tito.
Gowes Jogja _ Pantai Klayar Pacitan. 

Tanggal ; 16_17 Agustus 2020.

Blog Edisi unggulan

Aku Bukan Rambo.

Aku manusia biasa bukan Rambo. Setiap kali aku mulai bersepeda terkadang aku bertemu dengan teman-teman di jalanan secara tiba-tiba dan oran...