Pesepeda dan Gerbong kereta sebelah KAI yang lagi viral.
Tidak semua penumpang harus naik gerbong atau istilah bahasa jawanya seperti ini ora kabeh kudu munggah gerbong kereta.
Sebelum memulai menulis terlebih dulu saya menyela sedikit seperti ini.....karena saya takut akan kualat.
Dengan kata lain yang aku tak tahu atau aku tak pahami apakah itu dosa atau tidak.
Walau begitu aku juga berharap dan berdoa semoga anak anak +62 yang belum merasakan tua.
Itu yang bukan seumuran mereka bagi para bapak bapak itu tidak merasa melakukan kualat dalam memberi komentar seperti kisah yang akan di tulis di bawah ini.
Mulai saja.
Sebenarnya sepeda itu buat olah raga tapi hari ini malah bikin masalah se_masalah di Sabtu pagi bagi apesnya sang pelaku kelompok dari komunitas tugu Jogja dan komunitas kolaborasi.
Mereka itu saat gowes menuju wisata Sangiran lalu pulangnya dari solo untuk kembali pulang ke Jogja naik kereta lalu terjadilah masalah seperti ini !?.
Ketika..... lalu ada orang yang posting di Facebook dan Instragram maka situasi ini berubah menjadi viral.
Sampai hari Senin 14 Maret 2022 ini masih ada saja yang berkomentar yang begitu ragam.
Dari rupa warnanya ada yang hijau,kuning atau merah yang memercikkan rasa ngilu bagi yang mencoba membacanya di kolom komentar itu.
Postingan ts....membuat status seperti ini dan di selingi di bawahnya ada sebuah Vidio.
Dan di dalam gerbong terlihat penumpang ada bapak bapak tua,membawa sepeda lipatnya lagi berdialog dengan bapak sekuriti....!!.
Foto screenshot dari media Facebook.Viralnya Vidio yang memperlihatkan seorang bapak sekuriti ketika memperingatkan bapak bapak yang membawa sepeda lipat.
Maksudnya agar bapak bapak itu untuk bisa pindah ke gerbong belakang.
Permintaan dari alasan pihak bapak sekuriti ....!?.
Katanya itu bisa mengganggu kenyamanan akibat sepeda mereka itu tidak di atur atau di tata.
Hal itu bisa memenuhi jalan dalam gerbong .....atau alasan bapak bapak itu sendiri katanya ngga cukup waktunya padahal masih ada waktu 10 menit sebelum kereta mulai berangkat.
Lalu....!!?.
Seperti kata teman .....apapun itu saat bersepeda itu bukan soal tentang mendengarkan alam lingkungan sekitar dan menjadi seseorang petarung jalanan yang hebat.
Tapi terkadang perlu adanya kepedulian kepada lingkungan sekitarnya.
Semua itu bisa saja di uji ....seperti yang apa yang mereka lakukan dan bukan saja dari keinginan namun tentang bagaimana bisa menghargai.
Dari apa yang kita miliki dan atas yang kita impikan.
Ya.....yang mereka impikan itu !!?.
Lalu kenapa jadi kemana mana masalahnya saat sepeda lipat bisa masuk kereta?
Ya.... seharusnya bisa kalau sesuai aturan barang tidak melebihi ukuran100× 40×30 dalam cm dan maksimal untuk 1penumpang hanya bisa membawa 2barang tersebut di atas.
Atau .....dari petugas kereta yang mengatur di suruh pindah khan urusan selesai.
Dan saat itu agar pindah ke gerbong ke belakang tapi malah penumpang e itu istilah dalam bahasa kasarnya malahan nesu nesu katanya kepada bapak sekuritinya.
Toh saat penumpang di arahkan untuk berpindah di waktu penertiban oleh petugas.
Karena soal kebiasaan para pesepeda lainnya juga mudah di atur saat naik kereta solo_jogja sak gerbong kadang isi orang bawa sepeda lipat sudah biasa saja.
Mungkin kali ini jadi luar biasa !!.
Saat banyak komentar membuat mereka ada yang merasa ngga tega yang baca karena para priyayi sepuh pada di bully sedemikian rupa warnanya itu.
Atau ada yang merasa ngga mau bahas karena ndak pada merasa malu mereka nantinya.
Toh bagi para bocah yang sudah pernah muda semuanya ini walau di kasih tahu.
Ternyata katanya sulit di atur tetap ngeyelan.... !!?.
Semoga pembaca di sini juga paham kalau yang tua tua di sini juga membalikkan usia sebagai pembenaran di situasi ini.
Karena katanya ia bilang begini _itu banyak yang belum pernah tua si pada komentar di Facebook celetuk salah satu bapak bapak itu.
Mungkin saja karena tuanya itu ia jadi lupa akan peraturan baru dan ketentuan bagaimana untuk membawa sepeda lipat di kereta itu bagaimana caranya.
Foto di stasiun balapan solo.Misalkan kalau bersama sama seperti rombongan ini sebaiknya ada koordinasi.
Atau dengan petugas kereta pas mau naik ke gerbong sehingga di beri petunjuk.
Tapi kok ini malah nunjuk nunjuk kepada aparat apalagi sekarang sudah tidak ada jarak antar penumpang.
Maka para netizen mulai berujar seperti ini lagi ;
1.vidio itu ngga komplit dan ngga jelas dari sisi kronologi kejadiannya.
2.Masa dari sekian temannya ngga ada yang sadar?ini malah kompak salah bukanya ngasih contoh yang benar.
3.Jadi bingung sebenarnya fungsi sepeda itu sekarang ini !?
4.Baru main sepeda ya gitu jadi noraknya kelihatan gayanya manjain sepeda di gerbong kereta ketimbang di naik sepedanya.
5.Mau di keras in salah ngga di keras in makin salah para kelompok bapak bapak ini.
Khan....Terus semangat_buat bapak sekuriti yang hebat dalam mengatur kelancaran dan keamanan penumpang walau dengan kesabaran super di saat itu.
6.Di kasih fasilitas kereta tetapi kalau di atur ngga mau lalu apa gunanya naik sepeda buat apa? mendingan di rumah saja tidur ngga ngurusi sepeda malah dadi kualat sama aparat terkait.
Toh pada akhirnya di akhir cerita ini sek penting sak bahagia_mu lah bapak bapak ....tapi kemudian penulis ini jadi ingat umur mereka ini.
Terpenting selalu ingat bahwa mereka ini sekelompok orang yang bukan untuk mencari prestasi dan prestis tapi hanya sekedar pingin bugar dan sehat bersama kelompok yang terdiri dari bapak bapak tua itu saja.
Akhir kisah ini.
Ketika kejadian ini menjadi vital e...viral di ambil positifnya saja.
Silahkan anda kejar apa yang ingin tapi ingat apa yang sebenarnya kamu jaga !!.
Maka di akhir tulisan ini saya mewakili gerbong sebelah saya mohon maaf kepada gerbong lainnya atas ketidak nyamanan penertiban oleh petugas kereta api KAI sektor kota solo.
Dan untuk kenyamanan teman teman yang masih dan ingin aktif gowes.
Apalagi masih mengunakan KRL untuk menjadi pilihan terbaik yang nyaman.
Maka jangan kapok atas kejadian seperti ini.
Itu saja.
Selesai.
Terima kasih.
13 Maret 2022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar