Tampilkan postingan dengan label NR - Condong Catur.. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label NR - Condong Catur.. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Mei 2019

NR....Condong Catur 2019.

Alhamdulilah
Ramadhan 1440 kali ini.
Sebelumnya saya mencoba mengisahkan pembeda acara gowes sebelumnya dan untuk pertama kalinya di adakan gowes malam Night ride 2019 yang di pimpin oleh bapak Reno Sangaji sebagai ketua penyelenggara di lingkup pemerintahan kelurahan condong catur Sleman Jogjakarta.


Meskipun .

Dan hasilnya tetap harus di syukuri karena antusiasme peserta sungguh luar biasa dari respon di media sosial yang akan hadir.

Dari ancang ancang 300 peserta lalu 500 peserta tetapi yang datang lebih dari jumlah yang tersedia mengakibatkan ada yang terbagi menunya ada yang tidak terbagi atau panitia menyediakan ulang lagi sebagai tambahan .

Memulai Kisah NR kali ini.
Lalu aku belajar untuk sekedar  menilai dari sisi kisahnya seperti ini menurut gaya bahasa penulisnya.

Pada mulanya dan akhirnya.
Apalagi begitu saya datang tepat di jam 20,10 di tugu Jogja.
Lalu saya mendengar dan dengan  beragam comentar datang yang bisa saja mengartikan bahwa saya sebagai pembuat status palsu ...!
Dan itu menjadi terpalsukan oleh pendapat mereka bahwa area tugu jogja ini jadi macet karena ajakan saya gowes malam Minggu 11 Mei 2019 tanpa adanya izin keramaian di area ini.

Nahhh....!!
Mencoba berprasangka baik baik saja terhadap suasana dan berani bertindak itu saja.

Atau....!!
Dan kepada saudara peserta pesepeda ini boleh jadi orang orang yang selama ini menganggap jalanan umum sebagai ajang pembuktian milik pesepeda itu mulai ada yang tersisa ntuk terjejer menunggu comando di sisi setiap sudut tugu Jogjakarta ini.
Dan saya itu hanya sebagai seorang pelengkap suasana.

Terrnyata apa yang terdengar dan membaca status ku ini di medsos dan kenyataanya sekarag aku merasa tertekan di malam itu.
Atau ada saja himpita,hasutan dan cemoohan kepada saya sebagai seseorang penyebar status gowes kali ini yang tidak bertanggung jawab.

Sadar diri saja.
Dan saya ternyata seseorang yang paham dan konsisten terhadap pilihannya itu.
Lalu langsung sigap mengamankan jalanan dengan sedikit salam dan apa maunya pesepeda di sini.

Ada yang ingin untuk berswa foto di tugu Jogja saya fotooin dan dengan sopannya mempersilahkan melaju meninggalkan tugu Jogja ini.

Dan berharap bersegera melaju ikut barisan di dan ke depan sana.
Atau yang menunggu temannya untuk lebih mepet ke pinggir jalan karena semakin lama banyak yang datang seperti dari luar Jogja misalnya dari kota pinggiran solo,Klaten,Magelang dan Bantul.
Dan di lakukan seterusnya sampai jalan normal bagi pengenrdara mobil dan motor ini berlalu lintas.

Lalu ada saja.
Padahal yang saya pahami ini adalah jalan umum dan polisi sempat turun melebihi personel biasanya dan menetralkan suasana jalanan di malam itu.

Aku ini.
Yaaaa sudahlah ....mungkin memang seperti itu nasibku pembuat status palsu menjadi seperti itu adanya.


Saat status palsu itu sudah tidak saya pahami daripada status aslinya di saat harus menghadapi situasi krodit seperti ini.

Tetapi terpenting pengaturan sisi sisi jalan tugu Jogja yang di tempati untuk star dalam acara perjalanan peserta gowes ini bisa menjadi aman dan lancar itu saja.

Dan yang lebih merasa membuat status asli malah......!!
Ia datang lebih dulu melihat suasana krodit di jalanan ini.

Lalu yang datang terlambat Ia bisa melihat titik kumpul di jam 20.00 tetapi sudah di datangi semenjak jam 06.00 habis buka puasa ini merasa kaget dengan jumlah orang dengan sepedanya memadati jalan raya milik semua orang ini.

Seakan ini menjadi gambaran.
Bahwa Jogja memang pesepedanya istimewa orangnya dan terimakasih kamu tetap suka memilih bersepeda adalah bonus atas ke kekaguman saya dengan kota ini mulai terlihat sekarang.

Finish.
Setidaknya saya tidak menilai jalanan itu menjadi macet karena pesepeda ikut acara ini tanpa aturan ataupun lokasi di condong catur jadi macet untuk masuk area acara dan lagi yang lebih klasik ada saja makanan yang tidak cukup dari nasi rica ricanya,gorengannya,minum kopi jahenya menjadi pemikiran hal buruk bagi peserta yang putus asa lalu berbelok dengan rasa kecewanya itu.......lain waktu,bro.

Seharusnya  dan apalagi di bulan puasa yang wajib menahan kesabaran dan emosi untuk menikmati sah nya gowes kali ini.
Memang ada saja yang mengambil konsumsi lebih dari satu saat lainya pada akhirnya merasa belum kebagian di malam itu.

Ingat....lah !!.
Ingat terkadang keliru.....bro
Maka luaskan pergaulan menyambanginya mantenan condong catur ini atau untuk datang ke sini lain waktu karena NR ini akan segera di buat lagi berkelanjutan .

Dan lagi setiap pagi di Jum,at pon kamu akan di ajak gowes bareng menikmati dan tertarik ikut acara gowes pagi hari di sediakan makan yang syahdu di berbagai menu  makanan serta  di ajak keliling sekitar perkampungan dan pedesaan di condong catur ini sampai finishing di jam 9 sudah selesai.

Akhirnya...!!
Seperti di sebut di atas hanya mencontohkan tulisan seandainya tempat nongkrong kita yang di inginkan itu pindah dari tugu Jogja ke destinasi condong catur.
Maka dari apa yang kita inginkan setiap bab dan bait tentang sepeda dapat di ceritakan dan bercerita panjang lebar di ...!!?


Saat NR ini adalah permulaan dan harapan kedepannya yang semakin hari condong catur adalah desa ramah pesepeda sekaligus menjadi rumahnya para goweser dari manapun mereka ingin datang dan bersandar nongkrong.

Terima kasih waktunya buat kalian semua pesepeda Jogja dan mas Sahid  fahrudin  yang telah menemani saya dari tugu Jogja sampai finish hingga bisa cas cis cus bercerita di malam hari itu.

Salam nongkrong ngopi .
Selesai.
Cus@2019.

Blog Edisi unggulan

Aku Bukan Rambo.

Aku manusia biasa bukan Rambo. Setiap kali aku mulai bersepeda terkadang aku bertemu dengan teman-teman di jalanan secara tiba-tiba dan oran...