Kamis, 31 Desember 2020

Srikandi lega sekarang.

Kilas balik menjadi baik karena bike.

Sepertinya penulis ini akan berkisah menjadi apa kamu ya kamu yang merasa menjadi baik dan manis saat bike.


Karena lelaki yang baik itu suka bike karena masih memiliki api semangat sedangkan lelaki yang manis adalah lelaki yang mudah patuh dan di jinakkan oleh lelaki lainnya maupun oleh perempuan perempuan kalengan.


Kisah kali ini.

Jadi ingat jangan ke lain hati apalagi hobi tetap fokus bersepeda saja karena penulis juga merasa baru kemaren gowes.


Saat ke sana belum lepas sepatu dan Jersey yang masih bau keringat.


Saat terdengar pokok e koe harus "" YESS " onone karo cekrak cekrek demi conten kata teman di sebelahku ini.


Apalagi iya juga mengiyakan saat ada tantangan baru sekali lagi.


Yakin masih seseg banget ngatur nafas dan tenaga belum reda apalagi kempole paha Iki isih senat senut wes merencanakan gowes meneh.....duh !!?


Mungkin bagi para pesepeda ini waktu terasa begitu cepat berlalu bagi orang orang yang bahagia.


Dan terasa lambat bagi yang merasa tersiksa atau terasa lama bagi yang menantikan.


Srikandi lega sekarang.

Foto : Dokumentasi polri dari media sosial Facebook.

Ya....menantikan tahun baru buat sobat ambyar.

Ya ya ya di tahun baru 2021 yang akan tiba saatnya nanti malam ini menjadi tanda tanya apalagi kisah di tahun depan ......apalagi di tahun 2020 terasa penuh nganu.


Dan itu yang bikin sobat ambyar merasa mengeluh kok ngene jadinya !!?.


Jadinya tikum di penjara.

Sepertinya le nyemprot beberapa kali  baru ke temu batunya saat di laporkan ke pihak berwenang.


Apalagi yang melapor punya kompeten di dunia pendidikan yan suka bersepeda saat putrinya menjadi korban semprotan air keras.


Menjadi........kasak kusuk para goweser Jogja dan sekitarnya beberapa bulan ini sudah terjawab kini setelah pak polisi bergerak cepat.


Saat bisa menangani teror teror pesepeda khususnya perempuan yang jadi korbannya untuk gowes ke arah utara kota jogjakarta.


Padahal yo cah goweser mok bedane dianya kurang piknik adoh Karo kurang di ajak ngopi bareng dadi jok aneh aneh Ra uwes uwes pikirane .


Mulakno jadi lelaki jangan jadi manis saja jok keladok jadi sobat ambyar jadi dendam kepada siapapun yang merasa ia perempuan.


Menjadikan perempuan atau Mak Mak yang punya perempuan gowes di jalanan merasa takut gek gek ketemu sobat ambyar yang merasa dendam Karo sopo !!?


Ya....Karo perempuan yang bersepeda road bike berambut pendek dan pakaian metet seksi seperti....!!?


Ya.....seperti pengakuan pelaku teror pada kisah kisah klasik anak anak ABG yang di tinggal pacarnya.


Hal itu yang biasanya pelampiasannya mabuk mabuk,kebut kebutan di jalan raya atau rese berantem di lingkungannya.


Tapi ini kok malah pelampiasanya nyiram pinggul para perempuan bersepeda di jalanan yang tidak bersalah padanya.


Mata kayuhanku

Foto : Dokumentasi polri dari Facebook.


Mungkin ia dendam saat di putus di tinggal pacar yang lagi sayang sayangnya iku.


Di lalah e juga suka hobi gowes iku juga keladuk rugi bandar.


Oponeh wes di upgrade ke sepeda buat ceweknya ngetokke duwet ribuan akeh lhaaaa.


Dan ujung ujung e malah di tinggal lungo belok kanan Karo cowok lainnya entah kemana.


Kembali ke laptop kisah lainnya ....!!?

Sudahlah urusan sobat ambyar itu biarlah menjadi kenangan pahit di tahun 2020 lebih baik kita berkeluh kesah saja kepada hujan.


Hak itu mulai turun terus menerus membuat rencana gowes menjadi gagal total.


Hujan seperti sekarang sudah awet kayaknya di formalin menyiram bumi biar bumi nyaman ,sejuk,subur dan damai.


Bukannya hujan adalah bio alam semesta yang alami kenapa kita ini harus berkeluh-kesah seperti saat gowes juga terkadang kita terjebak pada pilihan dari cerita kali ini yang berjudul ;

Srikandi lega sekarang.

Soal jarak dan tempat yang salah lalu berkeluh dan kesahnya kok mau ikut tujuan kesini !?? padahal jalan nanjak,jauh dan .....nahh.


Biarlah gowes mu terjebak atau biarlah hujan berpeluh hingga hujan yang awet mengeluarkan isi langit di atas sana.


Atau biarlah bumi dan langit berpeluh.....eee berpelukan seperti kita ini yang merasa rindu berpeluh erat antara aku dan kamu .....ya kamu sayang - ai lope yaou.


Saat waktu " selamat tahun baru 2021 "

Ya.....tahun ini yang penuh makna dari suka cita,haru, ketidak berdayaan,keweran, air mata,kengerian dan kematian ,petaka dari sobat ambyar yang lagi gelisah.


Di sana itu semua terbungkus dalam kenangan pergowesan di tahun 2020 maka tak ada yang namanya suka dan duka yang abadi.


Itu yang ada hanya bagaimana bertahan dalam doa,rasa dan asa dengan usaha semoga lebih baik lagi di tahun 2021.


Selamat datang tahun baru 2021 dan berharap muncullah pagi hari besok di hari jum,at berkah menjadi cerah tiada hujan dan harapan terbaik.


Saat kita semua bisa senyum bahagia ,tawa canda ,penuh cinta dan bahagia menjadi orang baik yang suka bike 2021.


Latihan dulu....!!?

Kadang kamu yang bukan sobat ambyar itu juga dalam memilih bersepeda sudah merasa bosen ,lelah untuk bisa bersabar di jalanan.


Dan terkadang berpikir kenapa harus memilih gowes dan berkeyakinan dalam bimbang untuk berbalik ke hobi lainnya.


Itu berarti kamu belum niat di niatin OPO wes mlepeh atine sak wes se koe le ngepit.


Misalnya sedino le nglakoni jadi koe ambyar 3 dino koyone isih kroso loro kesel.


Lan koe berarti kui tandane koe kurang latihan dan perlu di latih terus ....bung n sis.


Pada akhirnya.

Dari kisah kali ini yang bisa saya tangkap dari kata kata bijak atau contoh di atas penulis tetaplah menjadi baik tapi belum sempurna.


Hak itu saja seperti teman di sebelahku ini yang dari tadi masih menceritakan kegalauannya tentang gowes.


Atau masih belum dapat surat ijin istri tetapi tetap saja berkata sana temannya tetap bilang iya iya saja....duh mas bro !!!


Dan penulis ini masih merasa bukan siapa siapa merasa rendah diri di lingkungan barunya dan tidak menyangkal apa saja dari kata kata orang lain.


Dari yang kehidupannya itu penuh warna hitam putih atau tanpa bentuk abu abu.


Atau tetap  saja bisa banyak teman dan yang di ingat tetap nomer satu yaitu peran serta Allah yang maha Esa maka bila kepentok masalah dan pakai kode kode yang rumit.


Ya....ya saya tidak menyangkal hanya sering ke sangkal keadaan yang harus begitu yang segitunya cara pandang penulis mengartikan keadaan di tahun 2020 di negeri kode +62 khusunya sak obah e putaran roda pasti menemukan kisah klasik baru lagi.


Selamat tahun baru 2021

Selamat tinggal tahun 2020.

Srikandi lega sekarang.

Selesai.

31desember2020.

@cuslagi.


Rabu, 16 Desember 2020

Tanjakan Kampung Pitu Gunungkidul.

Cuaca pas hujan gerimis.

Kegiatan gowes kali ini selain berburu tanjakan yang belum pernah di coba yaitu tanjakan kleg_ung dan tanjakan terakhir menuju Tanjakan Kampung Pitu.


Dan juga untuk menjalin silahturahmi komunitas JCC Jogja di awali tadi pagi pada tanggal 131220 di jam 06,00 waktu tikum blok o Jogja.



Foto ; hanya pemanis blog saja.

Mantenan nanjak ini menyebut dirinya goweser breng_sex karena begitulah perjalanan adanya karena gowes nya.


Yang tak karuan jalan yang di pilih selalu tanjakan breng_sex yang di lalui dan di coba sebagai tantangan walau terkadang saling mengejek.


Tetapi  itulah kebersamaan bisa terjalin erat dengan memahami satu sama lainnya.


Dengan caranya masing masing yang penting bisa aman,lancar dan lainnya akan di tunggu di atas tanjakan bagi mereka yang nggak kuat.


Kampung Pitu.

Kita pelaku yang sadar diri berkunjung di tempat wingit yang penuh mitos dan adat istiadat yang begitu kental mistis.


Saat keberadaan dari kampung ini maka harus tetap waspada selalu untuk selalu bisa kulon_uwun dan menghargai kondisi yang ada tanpa mengusik dan merubahnya..


.... Seperti ungkapan ini _ tidak ada yang sempurna tapi sempurnakanlah apa apa yang ada di sekitarmu ....... 


Karena tidak ada yang abadi di dunia ini dari yang baik yang bahagia maupun yang lucu.


Bahkan ada yang ter_luka atau tiba tiba saja di lain waktu bisa saja menertawakan soal rasa yang dulu kala pernah ada dalam kehidupan_mu itu....!?.


Lalu.

Kembali ke kisah kampung Pitu awalnya bernama Tlogo Guyangan alias telaga_ pelang_geran ini.


Itu salah satu mata air yang di andalkan penduduk di sini untuk memenuhi ekosistem kehidupan sehari hari warga di sini secara logis tetapi tetap terjaga lestari menghijau.



Foto ; kebersamaan semua mantenan JCC Jogja.


Mata air.

Tempat pemandian ini merupakan tempat memandikan ternak warga di sini tapi ini soal mitos yaitu adanya ternak gaib yang berujud kuda Sembrani bersayap yang sering terlihat.


Kuda ini sebagai tunggangan para dewa dan bidadari bidadari surga yang turun ke bumi sebagai kendaraan mereka.


Sedangkan adanya dan berdirinya kampung Pitu berkat ada seseorang yang bisa menang hadiah sayembara.


Mulai dari pihak keraton Jogja karena beliau bisa menjaga dan merawat pohon bertuah yang di dalamnya ada benda berwujud jimat milik keraton.


Pohon itu berujud tanaman kinah atau gadung Wulung yang konon katanya pohon itu ada pusaka yang cukup besar.


Maka sebagai imbalannya ia mendapat tanah di kampung ini dan di wariskan ke turunannya terus saja berlanjut sampai saat ini.


Saat ini.

Saat ini di kampung pitu ini terlihat elok pemandangannya dan perkembangannya menuju ke arah sini sudah di bangun jalan cor semen. 


Dengan rumah rumah gaya Limasan kini mulai berubah pada akhirnya jadi bangunan modern dan jalanan di tengahnya ada tanah.


Saat tanah itu kini suasananya menjadi area tujuan destinasi wisata.


Termasuk kita para pesepeda ini untuk datang ke sini dengan di gowes walau kita ini lelah tetap bahagia.


Saat melihat pemandangan alam yang subur itu dan tanahnya cukup air dari telaga yang katanya mistis itu atau udaranya yang sejuk suasananya jauh.


Jauh dari polusi udara serta kondisi tidak bising dari kehidupan duniawi tapi semua tidak ada yang sempurna.


Tetapi tetap saja ada pantangannya tentang mitos dan adat istiadat yang mengharuskan begitu.


Yaitu harus tujuh rumah berdiri di area 7 hektar luasnya di tempat ini ternyata harus di patuhi.


Karena setiap orang yang ada di situ atau yang punya niatan tinggal di situ harus pikir pikir seribu kali untuk membangun rumah kalau nggak ingin kena tuahnya.....!?


Kalau sudah niatnya ingin melanggar pantangan itu untuk macam macam.


Maka orang itu tidak akan pulang dengan selamat dan tubuhnya mungkin bisa pulang tapi nyawanya entah di bawa kemana kata seseorang yang ngakunya penduduk di situ.


Maka orang orang yang terpilih yang boleh tinggal di sini atau anak anaknya saja banyak yang pindah ke luar kampung ini ataupun ada juga yang pingin tinggal di sini.


Maka ada yang nikah seperti yang di lakukan pak Dalino lelaki asal Klaten yang menikahi warga di sini.


Dan istrinya adalah cucu Mbah Rejo Dimulyo adalah cara lain orang luar agar bisa tinggal di kampung Pitu ini.


Kembali siapa itu Mbah Rejo Dimulyo ia sosok berumur lebih dari 103 tahun itu beliau sebagai juru kunci kampung Pitu.


Yang bertugas menjaga jalanya tradisi di puncak gunung nglangerman.


Sedangkan penduduk di sini ada keunikan yaitu ada 30 jiwa,7rumah,7kk dengan luas area 7 hektar.


Dan dengan masing masing keluarga memiliki 1 hektar tanah dan tidak boleh menggelar pertunjukan wayang karena pantangan.


Letaknya.

Kampung Pitu adalah tanah bertuah terletak di sisi timur wisata nglangeran wetan atau orang sering menyebut sebagai daerah gunung wayang kecamatan Pathuk kabupaten Gunungkidul jogjakarta.


Jalur pilihan yang brengsek.

Gowes kali ini di sisi timur kota Jogja melewati blok o ke arah Berbah sampai jalan Piyungan arah daerah petir kanan tapi ke kiri arah daerah tanjakan Klegung.



Foto ; Jalan setelah jembatan kalau lurus arah tanjakan petir dan belok kiri arah tanjakan klegung.

Dan itu katanya tanjakan tidak se_parah tanjakan menuju petir karena di petir ini berundak tajam.


Walau jalanya aspal yang sudah rusak berbatu jalanya apalagi dekat lingkungan perkampungan yang ramai. 


karena kalau klegung hanya satu tanjakan saja dan hanya ini jalan yang ekstrem saja setelah di lewati jalanya cor semen yang sudah jadi kerikil apalagi saat malam tadi hujan jadi jalan kadang licin dan mempelesetkan ban sepeda.


Setelah itu kita tembus jalan baru sekitaran wisata Jurug gede kita ke kanan menuju sisiran batu tebing dari kapur di daerah Girisubo Gunungkidul.


Atau yang sebelah kiri ada 2 pohon randu alasnya menjuntai tinggi sekali itu mempunyai kisah mistis karena tidak bisa di tebang pada akhirnya pembuatan jalan di belokkan.


Lalu ketemu perempatan nglangeran ada warung angkringan untuk sekedar ngisi perut ini dengan wedangan panas sambil nyusun strategi menuju kampung Pitu.



Foto ; perkiraan perjalanan dari strava.


Dari perempatan nglangeran kurang lebih seratus meter belok kanan ketemu gang kecil tanah cor semen.


Saat kita mulai menanjak jadi asyik untuk di coba ketika akan mengunjungi kesini dengan daerah berbukit maka secara geografis letak rumah satu dengan lainnya letaknya saling berjauhan.


Dan juga ada yang berjejer atau tanpa aturan banyak batu andesit di sana sini menjadi pemandangan gowes kita ini semakin menarik.


Tanjakan Soponyono.

Sampailah kita ke tanjakan terakhir kampung Pitu yang kita sebut saja tanjakan SopONyOnO.


Dan harus di coba walau ada yang lulus tetap saja ada yang menuntun dengan tanan full cor semen dan licin itu.


Seakan mempertemukan kita dengan perempatan yang ada masjid di situ untuk menjaga kepercayaan dan ajaran agama Islam Jawa di sekitar sini.



Foto area finis seputaran puncak kampung Pitu di warung teh.


Hari ini saya seneng banget semua lancar ,aman dan selamat sampai Jogja lagi.


Karena saking terharunya bisa keluar dari suasana dan situasi was was di turunan ,tempatnya yang penuh mitos mistis dan seperti mimpi siang hari.


Atau cara kita yang breng_sex bisa mengatasinya dengan kebersamaan dan kembali lagi pulang ke Jogja di jalan semula apalagi jalanan banyak turunnya.


Saat semangat lagi tetap mencari warung satu demi satu tetap tutup warungnya maka sampai di dekat jec Jogja baru bisa ketemu warung sate Bu Jogo.


Dan membuat kemampuan kita yang sempat hilang kembali pulih karena gowes kita sudah biasa terlatih secara continue.


Sekedar untuk menentukan irama kebersamaan tetapi tetap mengukur batas kemampuan itu.


Iya... ya kalau tidak kuat ya di dorong team motor dan jangan sampai kebahagiaan kita ini pada akhirnya jadi musibah membuat me_repotkan mantenan kita sendiri.


Salam bergengsi.
Tetap jaga jarak saat berada di Tanjakan Kampung Pitu   mas bro !!?

Selesai.
151220

Kamis, 05 November 2020

Gara Gara camera non Hp.

Di hari Jumat berkah.

Pagi ini Jumat sepertinya gowes ke Tamansari saja mengantar teman foto foto setelah itu siangnya critane dolan nek suatu tempat untuk mengikuti acara gowes !!?

Setidaknya ini tantangan baru bagi mereka yang sudah  punya profesi fotografer sesepedaan ke depannya berpeluang di jadikan sebagai profesi yang menarik dan saya ulas di ulas di sini sebagai hiburan saat ngopi pagi hari..

Tapi ini soal fotografer jadi jadian.

Inilah kisah jadi jadian karena fotografer nya ngak bisa mengikuti acara maka jadilah saya jadi fotografer nya di acara foto foto gowes..

Foto camera dan hp jadi jadian..

Inilah gaya tulisan dan jadi sotografer jadinya.

Ceritanya tak kandani sek nek cara pandang gaya bahasa cah sotografer beda lho dengan maksudnya di tulisan fotografer yang Professional......ngerti maksudte to ,bro !!?

Mulai saja.

Apalagi di terapkan sebagai hobi foto pakai telpon genggam kini di sodokke camera Cannon menjadi hal unik bagi penulis ini yang merasa terbebani karena kebiasaan di mulai dari biasanya kini berubah cara pandang dengan hasilnya lebih spesifik jernih dan tahan lama fotonya ngak blawur bila pakai camera Cannon seperti ini.

Tapi soal teknis cukup di jelaskan  tentang fungsi alat alat knop dan fungsinya itu Karo mlaku tetapi soal foto itu secara naluri bidikan dan bagaimana pilihan moment yang pas itu saya yakin punya naluri pilihan dan menurut ceritanya mau di buat apa dan hasilnya menurut saya biarkan foto bisa bercerita sendiri setelah di lihat orang lainnya itu saja.

Nah lhoo !!?

Kok koyo pak Darwis yang fotografer kasih tutoring padahal apasih aku ini mok jadi tukang foto jadi jadian di saat acara kali ini dan isane mok tenteng tenteng kalungan camera mboh hasil le foto ..... Mehh ambyar ora jadinya ,bro .

Misalnya soal insting itu soal rasa bagaimana foto obyek ngak ke potong dan focus juga seimbang warnanya itu juga butuh latihan dari kesabaran dalam menemukan moment dalam hitungan detik bukan menit lagi.

Apalagi soal gowes bagiku sudah sak melette sudah di lakoni  di berbagai tempat dan bukan lagi mencari identitas diri agar exsist tetapi lebih baik menghibur dengan aksi gambar  memfoto foto yang lagi bersuka gowes sebagai dokumentasi dan bisa tambah teman lagi.

Semenjak ketemu manteman JCC Jogja ide cekrek cekrek saya mulai banyak album foto di medsos soale mereka begitu hiperaktif selalu saja agenda gowes walau di masa seperti ini tetap saja aktip bersepeda daripada komonitas yang ada di Jogja yang kayaknya vakum anggotanya atau bersendi dulu tanpa berkerumun tapi .....banganane awak e nglangut menunggu situasi yang tidak menentu karena covid 19 yang belum selesai membuat cara pandang menyerah di rumah saja tapi bagi manteman JCC ini tetap saja ada agenda sampai detik ini tetapi Alhamdulillah semua dari kita belum ada yang mampir nulari liyane virus covid itu.

Sebenarnya saya suka fotois pakai hp jadul sebelumnya di sana sini tetapi saat ini.......!!? Saya padahal sudah lama di ajarin teman cara penggunaannya dan maksute ora ngisin ngisini nek ketemu alat koyo ngono misal koe terus jadi sotografer atau sebut saja ....!!?Katanya om itu !!? wes tau nyekel ngono yink .......saat iku mboh kapan koe momentnya!!!?......lalu !!? Siap ,om !!

Tetapi kalau ngak menyesuaikan lagi kok kikuk....apalagi harus foto Mak Mak berdandan modis dengan sepedanya itu saat bisa ikut komonitas sepeda di situ bisa ketemu orang banyak terkadang mereka minta di fotoin satu persatu selanjutnya agar lebih focus lagi maka !!?

Yaaa ....harus pakai camera Cannon ini....yink !!?

Foto sotografer jadi jadian.

Saat memakai camera Cannon kelihatan gambar foto jernih itu bagus untuk di jadikan kenangan atau di uplot di medsos terlihat asyik .....apalagi bisa di uplot buat YouTube dan foto foto itu di kisah klasik kan di blog pribadi seakan bisa menguatkan cerita saya jadinya semua gara gara camera Cannon di acara Jondil saat itu.

Atau gambar foto itu juga bisa mengisahkan sebuah perjalanan panjang saat gowes dan mereka sering inbox atau WhatsApp mengenai .....di mana itu fotonya atau lokasinya di daerah mana maka saya cukup klik #iyinkwsmapping maka akan terlihat gaya gayaan penulis menyaingi mappingnya Mbah Google versi saya istilahnya menyusuri harta Karun yang belum ketemu.....padahal maksudnya harta Karun ya tempat wisata yang di datangi itu ssebagai hasill jejak jejak harta karun....ya gitu maksudnya,Bro.

 Foto di pagi hari.

.

Gara gara camera Cannon.

Inilah kisah kali ini saat saya di sodori camera untuk foto foto orang bersepeda dan mungkin di kemudian hari akan lebih repot lagi karena tambah pintar menggunakan camera berdiameter lebih focus seukuran DSLR  dan camera cannon dengan berbagai tambahan teropong akan semakin di limpahkan sebagai tugas komonitas sepeda.

Atau ini hanya sesaat itu saja biarlah waktu bergulir seperti KAYUHANKU menemukan kisah kisah klasik lainnya mengisi blogger ini.

Salam fotografer jadi jadian.

Selesai.

@cuslag

Kamis, 29 Oktober 2020

Sumpah Pemuda _ Saya masih Bersepeda.

Gowes Hari Sumpah pemuda.

Gowes ku kali ini di hari kamis tanggal 29 oktober2020 ke jembatan Kedung jati selo pamioro  Bantul jogjakarta untuk sekedar menghadiri upacara bendera ukuran raksasa.

Lalu apa yang menarik untuk datang kesini !!


Foto upacara pengibaran Bendera di tepi sungai selopamioro.

Sebenarnya ada dua alasan karena rasa kepingin lihat jembatan baru sekitar sini ben podo kancane sudah pada kesini dan kedua karena manteman federal Brayat kidul mengibarkan bendera raksasa yang berukuran 26*16 meter ini ternyata cukup besar untuk di ikatkan di dua sisi jembatan ini.

Sedangkan menurut sejarahnya tempat ini menarik sebagai tempat wisata,camping dan bermaen kapal karet yang bisa di sewakan.

Atau bagi kita punya sejarah bike camp dari acara jamnas sepeda federal pertama , Suting lelaki punya mau Tran 7 atau beberapa kali datang demi tikungan viral selopamioro.

Atau kejadian alam yaitu banjir yang menghanyutkan jembatan ini menjadi kisah pilu dan kini semenjak di bangun menjadikan kita pesepeda kembali ke tempat ini untuk melihat sesuatu yang baru yaitu jembatan ini.

Lalu mengapa mereka memilih sungai sebagai tempat pengibaran bendera !!?.

Mungkin karena banyaknya tempat viral di area sungai menjadi tujuan wisata maka mereka ini meniatkan diri membuat acara kali ini di sungai saja dari inisiator para pesuka sepeda federal Brayat kidul dan pelaku pengibaran ini membutuhkan skill pene,an maka manteman Brayat kidul menggandeng team mapala UPN veteran Jogja sebagai mitra di acara ini.

Saat menjadi kisah di hari sumpah pemuda ini juga di dukung oleh penggiat pelestari dan perawat sepanjang sungai selopamioro ini dan tak lepas dari pesepeda di seluruh penjuru kota Jogja bantul dan sekitarnya menjadi peserta yang ikut upacara bendera ini cukup banyak sekali.

Terkadang di masa pandemi ini panitia terus menyuarakan tentang jaga jarak,memakai masker ,cuci tangan ataupun yang tak sempat bawa di bagikan masker secara gratis.

Kisah berlanjut kembali untuk acara utama yaitu menyanyikan lagu Indonesia Raya,ikrar sumpah pemuda dan menyanyikan mars lagu sepeda federal.

Dan.....!!

Setelah melakukan pengibaran bendera merah putih lalu kenapa hanya sampai jam 11,00 siang saja !!?......karena mengingat dan memastikan putaran angin di sekitar sini cukup kencang bila mulai siang hari maka di putuskan dari jam 08 - 11 dan bendera sudah harus di lepas dari ikatan di jembatan ini.

Alhamdulillah di beri kekuatan dan keselamatan untuk bisa kesini agar harapan manteman yang ada di sini menjadi trigger penarik wisata agar wisatawan makin suka datang kesini sehingga pada akhirnya berdaya guna,bermanfaat ke depannya bagi masyarakat di sini.

Ataupun kisah manteman dari cah kidul ini juga merasa kegelisahan dan pingin mengekpresikan gairah mudanya dengan curahan kegiatan yang positif seperti ini.

Apalagi hari hari pas di tanggal yang baik setelah hari kemaren sumpah pemuda dan hari ini tanggal 29 Oktober 2020 adalah hari Maulid nabi Muhammad Saw kami ucapkan sholawat dan salam senantiasa untuk beliau seruan alam.

   Foto barisan peserta upacara.

Gowes ku hari ini.
Karena berangkat kesiangan maka tertinggal di tikum jam 06.00 waktu di Brimob Giwangan maka berangkat sendiri dari Jogja di jam 7,30 untuk melewati ke arah Imogiri Banyu sumurup dan jembatan Pengkol lalu lanjut ke arah jembatan Kedung jati atau lebih di kenal jembatan selopamioro ini ternyata sudah jadi berdiri tegak dan menjadi lebih lebar bisa untuk seliringan dua mobil sekaligus dari dua tempat.

Di jalan blusukan ini saya bisa menemukan view yang ajaib dan syahdu karena terlihat tebing ,perkampungan desa,persawahan dan ladang yang di tumbuhi pohon yang menjuarai ke atas sana serta jalan beraspal yang halus menjadi tak terasa jalanan nanjak seperti itu.

Foto tanjakan tertinggi menuju selopamioro  

Mungkin saya sudah lama tidak kesini lagi menjadi gumunan dari pembangunan tempat ini menjadi pesona wisata di sini itu wajar bila goweser suka kesini.

Akhirnya.
Setelah say helllo dengan manteman federal Brayat kidul serta tanya tanya sana sini maka saatnya pamitan kembali ke Jogja lagi di jam 10,25 menit.


Foto ramainya peserta upacara saat itu .

Tetapi kebersamaan lain dari kita bertambah karena barisan saya sudah lebih 15 orang sepakat membuat kisah foto bareng sana sini dan crita saat kita dulu mencari titik titik yang hilang saat di guwa Jepang ataupun kisah besok Minggu mau bersepeda jauh ke suatu tempat.

Ataupun ada yang salah jalan menjadi crita guyonan karena kehilangan satu teman padahal ia mencari jalan lebih dekat tapi nanjak sak pelintengan tapi malah lebih dulu sampai di pasar Imogiri.

Saat seorang teman berseru dengan ajakan untuk mampir di tempat bengkel si anu maka kita sampai di sana sekedarnya untuk mampir ngopi dan silahturahmi itu saja.

Pada akhirnya di jam 12,30 waktu mengucapkan terimakasih sudah di suguhi camilan dan Wedangan lalu kita pamitan untuk pulang ke rumah masing masing tapi kok ngentar ngentar panas e dan sesekali berhenti untuk ngeyup oleh rimbunnnya pohon di pinggir jalan sekalian menunggu teman yang lain.

Dan kisah klasik kali ini di manapun kisah saya sebenarnya tanpa tujuan tetapi yang tertuju bisa ketemu teman dan pada akhirnya membuat hari ini berubah menjadi asyik tertawa untuk sesaat dalam mendengar kabar kabur para pelakon pesepeda lainnya. .


Foto mampir ngopi di rumah Mr Ipan .

Dalam melanggengkan perkawanan cah pit dan memperpanjang umur kata Mr Ipan di saat ia mengucapkan terimakasih di karuhke dan di datangi dari tempat bengkel sepedanya dan rumah barunya itu saat ia di status Facebook di malam Senin saat itu.

Salam dari kami cah ketemu asyik di jalan pulang dari wisata selopamioro.
Selesai.
@cuslagi.

Selasa, 20 Oktober 2020

Salam Terakhir.

Salam terakhir.

Hari ini 211020 saya akan bercerita tentang salam terakhir dan terakhir buat kamu yang sudah tidak lagi bersepeda karena suatu sebab.

Sebenarnya mudah didapat jika ingin mendapatkan keuntungan maka bersepedalah dengan orang yang cocok karena yang tidak cocok akan membuat sakit hati dalam mengartikan mencari sehat jiwa raga.

Apalagi akan ada yang mulai jaga image yang frontal menjadi sok gengsi menutupi keterbatasannya pada akhirnya akan mampukah atau menyerah tidak lagi bersepeda lagi .

Lalu kamu di posisi dimana...!!?

Lalu kamu di pasisi sekarang ini memilih yang mana yang cocok dan cocok seperti kocokan arisan terkadang beruntung dan terkadang ba,uulll jadi rugi bandar.

Kadang kawan yang cocok itu bisa menentukan apakah kamu akan bahagia atau tidak bisa di lihat dari teman kamu saat membersamainya.

Itu ada banyak atau tidak dalam berdampingan dalam membersamai walau terkadang bersendi kadang kala juga bahagia.

Saat nantinya akan berbeda pendapat tapi saling berbagi suport yang baik itu harus.

Karena bike itu baik bagi kita....apalagi orangnya cocok dan baik itu bisa saja mengajak mampir nyate di daerah kota gede Jogja malah jadi sehat sebenarnya....hhiii,dilalah .

Kembali lagi ke asal......Bila ada teman mulai berhenti gowes karena suatu sebab ....tapi itulah hobby terkadang ada yang datang dan pergi tapi jangan sekali kali jangan lupa silahturahmi itu tetap terjalin.

Setidaknya baik itu bike yang bagaimana pilihannya yang sedang sedang saja,berlebih di luar batas toleransi sehingga yang di kejar kesenangan dirinya sendiri dan tidak bisa mengganti atas kesenangan dengan lingkungan keluarga dan tempatnya ia tinggal itu juga perlu perhatian mas bro.

Anggapan pembaca !!?

Anggapan kamu penulis ini seorang yang sempurna bisa merangkai kata menjadi kalimat seperti seorang motivator jalanan dalam merayu agar kamu mau mengajak gowes atau terkadang meracuni apa apanya tentang sesepedaan bukan bersepeda yang penuh cara yang terselubung......terselubung gimana nih !!?.

Sebenarnya terselubung itu perlu belajar dulu jam terbangnya bagi mereka yang baru belajar menuntun sepedanya jangan banyak nanya tetapi cobalah latih dulu jaraknya bersepeda baru paham apa itu yang  mulai terselubung.....apa harus tanya langsung bila kamu bertemu sama orangnya ini.

Kembali ke......Waktu bersepedalah dengan bahagia tanpa menjatuhkan bantal guling untuk saling mengejek tetapi iklaslah untuk konsentrasi saja pada jalurmu bersepeda yang macam macam cukup semacam saja.

Semacam ada cemohan yang membuat takutmu dari namanya memulai merubah jarak dan tantanganya dari sekarang gowes antar kampung ke antar balik gunung apalagi pada akhirnya menjadi viral cara bersepeda saat itu.

Tapi itulah mimpimu atau mimpi yang lainnya janganlah mengusik tapi usiklah kenangan baru lagi yang berlebih menemukan indahnya.

Apalagi setelah mendapat motivator dari suhu itu lho......yang kelihatan wacananya di baca kok lucu tetapi pada akhirnya kepincut ingin mencoba dan mengena ke kalbu serta fikiran  maka itulah ekspetasi nyata yang akan terselip di sanubari yang terdalam.

Sepertinya bagi penulis ini juga mulai terbawa suasana dalam mempraktekkan kisah kisah ke bentuk motivasi terselubung di dalam blogger sebagai hasil karya yang real aslinya untuk impian baca baca mengisi ruang kenangan nantinya.

Berlanjut atau berhenti.

Bagi yang berhenti gowes itu penulis mengucapkan salam terakhir semoga kamu menemukan jalan kebahagian lain di duniamu ini.....Amien.

Sebelum kisah kisah saat perpisahan ini akan berakhir begitu saja tanpa ada moment pernah bersama ada indahnya bagi semuanya.

Karena kisah itu kita yang tahu dalam merangkai kata kata yang pada akhirnya menjadi kalimat panjang.

Sepanjang kita semua ini sudah terbiasa merangkai perjalanan bersepeda bersama sama dan ia juga teman yang ingin menitipkan salam perpisahan hari ini.

Saat mulai bersama biasa bersepeda ada aku,kamu dan mereka.

Kini kamu tidak ada lagi......kembali ke alam surga di sana.

Kini mendengar canda tawa dan ceritamu sudah tidak bisa lagi.

Walau kini kamu tidak ada lagi di dunia lain namun yang hidup tetap berjalan dan kita yang tertinggal jauh darinya itu jangan berhenti mengenang wejangan kejawennya yang selalu di sampaikan kepada kita semua.

Atau kita mulai takut saat di hentikan rasa bila salah satu dari kita ini mulai berguguran hilang terbawa angin mulai pergi jauh tak akan bisa kembali lagi.

Penutup kisah ini.

Waktu telah merubah dan mengalihkan cinta kita dari dunia satu ke dunia lainya tapi hati kita terkenang sok keladuk berbuat akan dosa dosa yang di lakukan secara sengaja atau tidak di sengaja kami semua manteman ini mohon maaf lahir batin dan selamat jalan semoga di berkai jalan Padang di dunia sana.

Dari kangen kita saat bersama lagi padahal kita ingin melihat lagi walau sebentar saja agar jiwa ini Lego dan legowo melepasmu.

Tapi kisah memisahkan dari kenangan kebaikan itu masih kita kenang dalam rasa kangen yang tertinggal di ujung jalan yang tak mungkin lagi bisa di gowes bersamamu lagi.

Hanya bisa di kenang saat ini  melalui memoriam tulisan dan sejarahmu teman gowes yang kini terlihat di blog dan YouTube ada canda kecerianmu itu mengobati rasa kangen kita semua.

Saat kecerianmu itu tiada tanding yang selalu ingin tampil beda dengan lainnya malah terkadang jadi serius dari anggapan kita kita sebagai teman guyon,gowes dan ber- ronda di malam hari selalu seru dengan ceritamu itu atau orang lain dalam menanggapinya padahal maksudya sekedar guyon mengisi waktu masa pensiun kerjaanya dengan cara kita mengisi kebersamaanya di ujung jalan pandu jogjakarta.

Walau orang lain terkadang tidak klop dalam memandang semua usul dan pendapatmu atau malah jadi wagu kita kita ini dalam menerimanya tapi itulah berkah ke unikanmu dalam kehidupan dan caramu mengartikan kehidupan di cara pandangmu menjalani kehidupanan ini.

Ya ya ya.....kehidupan orang orang yang sudah beda dunia antara alam dunia dan di luar dunia lainnya ke orang lainny yang ingin mengucapkan salam terakhir.

Selamat jalan teman gowes.

Maaafkan kami semua bila keladuk salah dalam bercandaan kita selama ini.

Dan semoga Tuhan Yang maha Esa memberimu tempat yang damai.

Sedangkan mereka yang di tinggalkan semoga tetap mendoakan yang terbaik buat pakdhe,mbah kakung,pak Rambo ataupun lek Kusnio malaibari _ Amien.

Selesai.

@cuslagi.

Kamis, 24 September 2020

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

JCC gowes ke Dieng negeri di atas awan.

Sabtu pagi yang cerah menghiasi jalanan di ring road Utara area jombor Jogja.

Di mulai di jam 06 mereka sudah siap dengan segala informasi rute  dan berhenti di mana saja untuk berhenti yang sudah di tentukan lokasinya.

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Tepatnya pada tanggal 19-20 September 00 di jam 06,30 waktu kita sepakat melebarkan sayap sayap patah.

Untuk kabur kabur ke angkasa mengejar cita cita dengan sepeda yang ada sayapnya seperti poster ajakan di atas itu.

Dan perjalanan ini walaupun kini mulai berjarak jauh tetapi tujuannya agar kisah gowes sebelumnya ini bisa memandang perbedaan dari sudut cara lainnya dengan cara bersepeda sebelumnya.

Apalagi hanya ke isi cerita tempat yang itu itu saja seperti di dan ke Warjo pakem,puncak mbibis dan bukit bego kini mulai menuntaskan misi.

Yang berbeda dengan niatan bisa turing berjarak jauh untuk bisa membelah jalanan di tanjakan kawasan Dieng dan sekitarnya ini.

Bermula.

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Di mulai ada team yang mengatur ini semua dari mulai team survey lokasi dan Turing di mana atau turu miring di homestay mana lagi.

Ataupun kisah nantinya dan harapannya seperti mimpi indah bagi kita agar ada yang merasa cemburu kepada kita.

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Di sini saya kisah kan secara real kenyataan seperti ini agar nantinya yang tidak bisa ikut gowes hari ini ora gelo nek sek ora Melu opo ora iso melu tapi semoga mereka bisa ikut bahagia setelah di ceritakan seperti blog ini .

Atau bagaimana anjuran dari intruksi sang capiten acara kali ini agar kita tidak terlunta lunta apalagi sengsara ora Kopen di jalanan.

Padahal kita juga merasa cemburu kepada jalanan yang selalu bergerak keatas itu seperti akan uji nyali dengan menghadapinya penuh kesabaran dan harus sadar diri dengan lingkungan jalan raya yang saling berseliweran dari motor dan angkot mengintai keselamatan kita kalau tidak hati hati di jalanan walau tetap saja ada insiden ke tabrak montor dari sepeda salah satu dari kita tapi hanya ruji potol satu tapi teman ini aman tanpa luka.

Walau pit stop kita dimana harus di ingat dan saat masuk area kepil menuju alun alun sapuran jalanan memang jalannya rolling jengat yang ajrit menguras tenaga dan emosi di jalur awalanya.

Saya bersama teman JCC Jogja berjumlah 25 pesepeda dengan pengiring motor itu hampir 32 orang.

Untuk merasakan penyiksaan di jalanan yang asyik seperti ini apalagi di pagi pagi saat berangkat dari Jogja sudah di sediakan menu arem arem dan telur bebek malah nggak sempat menilai perut ini itu cocok atau terbiasa tidak.

Walau ada saja dari kami tidak biasa makan telur terus di paksakan malah jadi mules dan akhirnya istirahat gowes.

Untuk di angkut sepedanya dan mungkin keasinan telur bebek sebagai kisah cerita dan menjadi kembangnya gowes kali ini buat hiburan kita di jalanan.

Sepertinya penyiksaan ini terus berlanjut mbok yakin Penak turu opo meneh rasah melu gowes kali ini karena selain jauh, panas dan tidak ada faedahnya.

Nah khan.. .

Mungkin yang sok nganu akan berkomentar seperti di atas atau sebagai ilmu pastinya seperti jaman ajaran kompeni yang makan hati dan untuk melemahkan emosi orang lainnya yang punya kesenangan gowes seperti ini.

Sudah dari dulu nasib para sepeda selalu di uji saat sedang mencari ujian di jalanan.

Atau bagi yang sering latihan gowes menghadapi gowes kali ini yang sudah pakai pil biru (sejenis plat bergerigi di Kayuhan sepeda ) seakan di uji juga soal kekuatan dengkulnya ini.

Dan mereka itu akan mampukah serta bisa menyelesaikan misi kali ini apalagi yang belum pernah melalap jalur sepeda ; 

Jalur jogja_wonosobo_dieng akan terbebani karena halu dan was was apalagi sedu sedan itu mengusik rasa.

Atau malah malamnya nggak bisa tidur nyenyak atau gelisah dari tidurnya menjadi gambaran bagaimana caranya seseorang menghadapi halu nya itu .

Walau hanya beberapa dari kita ada yang loading dari pertengahan kepil ke sapuran tetapi setelah itu bisa loss lagi sampai Dieng.

Dan semua bersepeda menjadi orang orang yang tangguh dan lebat bisa lulus merenda jalan tanjakan Dieng.

Alhamdulillah dengan rasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan atas dukungan team operasional,team support dan team bayangan dengan motor nmax yang maju mundur mengatur jalan dan sering mengambil gambar foto jepret jepret sana sini atau sekedar membuat kita tahu sudah sampai dari dan ke mana saja lainnya.

Sampai sampai menjadi jalan komunikasi terjalin dari mengatur ritme bersepedanya itu menjadi asyik bagi semuanya berjalan lancar dan sukses.

Bersepeda kali ini hanya terbatas sampai wisata Dieng tapi sebelumnya di hari pertama ini Jogja Wonosobo lalu kita menginap di home stay Mudal.k

Dan kenapa di namakan penginapan mudal karena di atas tempat ini ada pos instalasi air PAM yang bernama mudal makanya daerah ini begitu tersedia air yang melimpah dan subur.

Apalagi tanamannya di lereng  bukit saat pagi hari ini terlihat tampak tegak berdiri tanpa aturan di sebelah timur ada gunung di balik jejeran pepohonan yang menghijau.

Di hari kedua di Wonosobo.

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Pagi ini di hari kedua di joglo Wonosobo kita semua siap siap dan saya sudah bangun di jam 04 waktu kita merasakan hujan yang tak begitu lebat.

Tapi beberapa sepeda juga basah dan beberapa kue yang masih di luar rumah ada pisang,buah jeruk, bistik,gorengan,arem arem.

Itu mulai kayak limpahan bakso seperti nek warung Dieng berharga 10 ribu semangkok dan di atas piring pada kemampul oleh jatuhnya air hujan pagi itu.

Atau......!!

Atau soal kisah memasuki sebelum Kleco kita istirahat di warung tengah sawah,makan siang gudeg Jogja di pom bensin sapuran.

Lalu di begal sama teman soc Wonosobo atau di alun alun alun Wonosobo.

Atau kita ketemu dari teman temanya teman kita untuk mampir makan minum menjadi gambaran semua rejeki dan nikmat perjalanan jauh dengan melimpah makanan,minuman dan bersih bersih diri ini menjadikan sore itu juga bisa saja ada terkirim buah buahan temanya teman dari joglo mudal.

Saat makan malamnya di joglo dengan menu ayam goreng menjadi hiasan kisah kali ini sudah tak mungkin kelaparan dan kekurangan pilihan dari makanan yang enak enak seperti ini.

Walau sebagian terselamatkan dari hujan tetap saja malam itu ada sebagian kita hanya tidur beberapa jam.

Dan tetap saja terganggu oleh suara ngorok teman gowes atau suara cremus cremus gigi bergesekan orang tidur.

Atau ada walang masuk joglo dan berbunyi wes wes malam itu merisaukan bagi dirinya sendiri  

Padahal nek misal badan kurang turu bisa masuk angin tur esok e jadi badan panas dingin terus masuk angin seperti rasanya mulut ini saat mangan opo opo rasane pahit tetap saja berusaha harus diisi perut ini 

Atau iso ugo buat alasan mau loud ingat ......mas !!! kata teman di sebelah saya yang masih saja halu bila ketemu tanjakan besok pagi.

Atau dari bunyi orang lembur bekerja untuk memukul paku berbunyi pemantul suara dari palu di gedung sebelah lagi persiapan untuk pernikahan yang mau ada acara hajatan pagi harinya.

Mulai di siapkan.

Mulai saja persiapan gowes tanjakan Dieng yang berjarak 18 km dari joglo mudal ini menjadi gambaran saat sudah di siapkan soto teh manis sebagai sarapan pagi hari.

Memulai perjalanan dengan pengawalan di depan dengan moda n_max ini keluar jalan utama sudah ketemu wisata pemandian air panas lalu kita menuju tanjakan gerbang selamat datang di wisata Dieng.

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Ini bukan soal kuat di tanjakan tetapi soal mengatur ritme dari setiap orang berbeda beda di mana harus menentukan di mana berhenti dan minum air atau makan roti dengan buah buahan apalagi buah pisang dan anggur sudah tersedia untuk kekuatan tambahan.

Tidak di temukan turunan tetapi saat pulang dengan mobil Hiace sempat menghitung Dieng Wonosobo tanjakan hanya 5 posisi tak sebanding sebaliknya.

Dan begitu ambyar apalagi saat mendekati jalan di pinggiran lereng bukit puncak Tieng itu terasa sungguh ngaluk ngaluk.

Tetapi pada kenyataanya di jalani dengan gowes sepeda tidak seseram dan menakutkan pikiran ...bro.

Mampir di Tieng sekedar foto foto dan restorasi fisik dengan istirahat walau ada saja yang sudah merangkak naik itu sudah tak serem rolling jalan aspal di bawah tadi.

Dan mulai landai dan 2 kali turunan sebelum melewati gerbang selamat datang menuju tulisan Dieng yang menandakan kita telah finis gowes kali ini.

Bisa berkata kita lulus bro !!!

Tafsiran waktu  3-4 jam dalam rentang jauhnya 18 km di tanjakan kali ini menjadi gambaran yang bisa saya capai walau ada saja yang lebih dulu sampai di situ menunggu kita semuanya.

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Siap siap balik Jogja.

Kisah wisata ala ala sepedaan telah usai tinggal mengatur posisi sepeda masuk ke mobil dengan jagrak di susun rapi dan di ikat.

Kemudian sama saja dengan orangnya naik mobil Hiace .

3 Mobil ini di sediakan untuk balik ke Jogja salah satunya mobil Hiace dengan ukuran menengah cukup ke isi 15_17 orang dengan sebagian di ganjal tas tas bawaan ini.

Mobil ini di buat oleh Toyota Jepang sekitar tahun 1967 dan di Indonesia untuk transportasi yang nyaman dan ada ac ini terkadang masih belum biasa kita mem buka di jendelanya itu.

Sepanjang jalan pulang menuju Wonosobo dapat melihat Dieng dari atas mobil dengan lebih meliuk-liuk jalanan turun.

Lalu ..... ini baru sadar kok bisa bisanya melewati tanjakan sepertinya sambil menghitung tanjakan pas Dieng Wonosobo.

Dan ini sekitar 5 tanjakan dan mampir di sebuah rumah yang ada spot futsal membuat sebagian kita terhibur oleh sebagian kita mulai tendang tendangan main bola di dalam stadion yang di jaga oleh jala jala rajutan saat lainnya mulai mandi secara antri menjadi penyegar saat ingin balik ke Jogja lagi .

Walau ada saja di dalam mobil ini kita bercerita sana sini atau ada saja yang membuat sedih saat 2 teman kami mulai mual masuk angin atau mabuk perjalanan di mobil ada AC .

Hal ini menjadi pengingat bahwa teman bila berbalik di masa lalu bila wisata seperti ini juga ada temannya yang suka mabuk di mobil.........jadi kita mulai faham siapa yang lemah sebagai pengingat tentang daya tahan seseorang agar bisa terkontrol orang lainnya dalam menikmati bahagia ala ala kita ini .

Atau kata teman di sini bagaimana bisa mengatur emosi,daya tahan dengan memanajemen tubuh apa yang di perlukan.

Misal butuh obat mabuk ,butuh obat diare dan obat Neurobion sebagai penguat tubuh.r

Harus di control tersedia secara pribadi dari personal pelakunya ini atau kadang ada saja yang kadung ngeyel menjadi kita kita membuat sedih lainnya.

Maka saat itu ada satu orang bersuara serak serak basah yang menggelegar membuat kita ikut ikut kor bersuara dan terdengar suara serempak sesering itu bila kamu ikut di barisan ini......dan berucap seperti ini.....wes wes angel angel tuturan mu cah.

Akhir kisah ini.

Semua yang ikut di sini punya tujuan serta bahagianya sendiri sendiri termasuk saya ini bisa di ikutkan kepada sekelompok cah angel angel ini .

Saat gowes kali ini adalah tidak saja seusia muda saja tetapi ada juga yang mulai sepuh tetapi berjiwa muda di umur 60an bisa tetep meteges tekan puncak Dieng dengan sepedanya .

Ini bukan soal alon alon asal kelakon atau kuatnya berada di barisan terdepan.

Tetapi bagi saya hanya pengulangan ke tiga kalinya ini hanya sebagai pendorong semangat mereka agar maju demi kayuhan dari apa saja tujuan mereka itu.

Agar bisa melebihi batas batas orang biasa dari batas diri mereka sendiri supaya perjuangan sampai kesini tidak sia sia harus bisa sampai Dieng....lho bapak bapak strong !!.

Setidaknya bisa buat Klangenan ngeladuk crita nek pos Rondo kampung saat bersama teman teman seusia senja di masa tuanya itu bisa seperti ini adalah kenangan asyik bagi kaum bapak bapak ini.

Apalagi bila sudah di akui dunia bersepeda bahwa kaum bapak bapak itu masih bisa membuat sejarah sebagai tanda wes tahu "lulus" tanjakan Wonosobo_Dieng itu kapan lagi nek ora saiki.....ngono,to Pak !!

Pada akhirnya kata kata sepanjang jalanan selalu saja berucap.....wes wes angel angel tuturan mu adalah embrio menakutkan agar kita ter_manutkan satu dengan lainnya dan bisa terkoordinasi ala ala kita ini.

Walau saat niatan pingin tidur di mobil wes mau tidur malah harus makan malam untuk mampir di warung tahu kupat di dekat stasiun Blabak Magelang yang katanya terenak dan lebih enak yang ini ....lho bro !!

Di lanjutkan perjalanan menuju Jogja untuk pemberhentian di daerah warung Ingkung sambilegi.

Lalu kita menurunkan sepeda dari loading untuk kemudian kembali ke rumah masing masing.

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Wes wes rasah manut tuturan_mu sek tak nut saiki iso turu pules nek omah walau tekan omah yo raiso turu mok bukak hp delok foto foto sek terlampir nek WhatsApp.

Saat air panas wes mulai mateng buat teh anget sisanya setelah mandi abal abal itu lalu meredam kaki ini.

Beberapa menit dengan air hangat baru mata ini mulai mata ini rasanya biyut biyut mau tidur 

Dan pertanda di mulai pembalasan untuk bisa tidur pules untuk membayangkan mimpi indahnya foto foto besok pagi di upload teman hebat saat itu.

Mimpi Dieng telah usai saatnya untuk mulai tidur di kota jogja tercinta.

Selesai.

Terimakasih kepada teman JCC Jogja dan semua sponsor yang telah memberikan kita kesempatan agar bisa gowes sampai ke Dieng.

Jogja.

19-20 September 2020.

Salam

Cerita :

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Kamis, 03 September 2020

Gowes 235,44 Kilo - Jogja - Pantai Klayar Pacitan Hari Kemerdekaan ke 75th Indonesia.

Gowes Merdeka ke 75th Indonesia menuju Jogja_Pacitan_Jogja.
Merdeka itu tidak bisa di ungkapkan tetapi di muliakan.
Melalui perilaku dan tak mungkin bisa di jelaskan tanpa adanya kreatifitas pelakunya.
     Atau rasanya seperti bertanya kepada seekor ular yang merayap di jalanan tanah atau beraspal.
..... Lalu ada yang bisa bisanya bertanya.....Bagaimana kamu bisa merayap di daratan.
Apalagi udara panas itu dan pastinya tidak ada pilihan lagi dari kata yang lainnya yang  bisa terucap.

 

Atau saat kita ini cukup secukupnya bisa menjalani dengan seikhlasnya saja seperti olesan di jalan aspal seperti spesies ular itu dan  bila lelah kita bisa berhenti pada waktunya sewaktu di masjid dengan berdoa kepada keyakinan agamamu itu.

 

Atau kita ini di istilahkan lagi bukan raja jalanan seperti singa yang berani sendirian berjalan di mana saja atau lainnya beraninya bergerombol seperti embek embek yang berjalan selalu seiringan di pinggir jalan.

 

Atau saat teman teman yang melepas dalam memberi dan mem_bersamai saat star dari Jogja ke kota Wonosari tetapi pada banyaknya cinta kasih dari orang yang mengerti dalam perjuangan bersepeda kali ini beserta manfaat yang di dapat setelah gowes kali ini untuk yang ada di sekitar kita.

 

Mulai saja kisahnya..
Semua orang bisa merayakan kemerdekaan di negara ini termasuk kita bisa mengisinya dengan bersepeda berjarak walau cara ini tidak lazim di tengah pandemi covid 19 .
Karena banyak orang takut tertular virus dan mencoba menghindar untuk bisanya di rumah saja.

 

Toh pada akhirnya selamat dan kembali lagi ke Jogja adalah sejarah membuat kreativitas di 75th Indonesia merdeka ini.

 

Pantai Klayar Pacitan.
Di kota Pacitan di kenal dengan jejeran seribu gua dan indahnya pantai selatan yang tersembunyi itu karena ombaknya yang begitu besarnya.
Pantai ini terletak di sendang Donorojo kota Pacitan Jawa timur dan jarak dari kota ke pantai kurang lebih 35 kilo atau sekitar 2jam dengan moda bermesin.

 

Mungkin karena adanya pandemi virus menjadi masih sebagai wisata simulasi dan yang boleh datang hanya untuk wisatawan lokal saja .

 

Saat kita sampai di sini sudah jam 21.00  waktu setempat posisi sudah gelap dan sunyi ini walau begitu kita sempat kulo nuwun dengan pengelola di situ untuk bermalam di tenda dan paginya sekitar jam 9 pagi kita cabut pulang ke Jogja lagi.

 

Di saat pagi hari terlihat pantai yang semiyut bau baunya percikan air asin yang terbawa angin menempel di wajah ini atau terlihat tebing yang tinggi di tengah pantai dan bebatuan mirip sphinx yang asyik untuk di pandangi berkali kali.

 

Tapi kok......kita harus kembali ke Jogja lagi dengan di kayuh sepedanya sekiranya bisa sampai jam 8 malam agar bisa sampai Jogja.

 

Seperti saat berangkat.
Dari jogja_wonosari_gambong_pracimantoro_giribelah_punung dan ada papan nama arah pantai klayar sejauh dari jalan utama yaitu pertigaan Dadapan ke arah kanan sejauh 19 kilo ini akan ketemu desa candi lalu ikuti terus alunan turunan yang selalu menurun di jam 19-21,00 waktu yang sepi,keringat dingin,demen kedinginan,lelah tetapi semua harus di syukuri karena niatan kita ini.

 

Saat tiba di pantai Klayar.
Atau saat pulang ke jogja ....!!?
Sudah menempuh jarak pulang pergi sejauh 235,44 kilo selama 2hari lamanya.
Saat pulang arah yang sama tetapi saat di perempatan pasar Pracimantoro kita ke kanan arah wonogiri_bayat klaten_ ke kiri arah candi Prambanan dan berpisah di persimpangan UIN Kali jogo Jogja di jam 22.30 waktu setempat.

 

Karena teman kita di sekitaran jualan cendol dawet daerah wisata Kalasan Jogja sepedanya rusak di steam stang patah ke Beratan beban dan harus di carikan dulu.

 

Serta di ganti yang baru tetapi semuanya pulang dengan aman,selamat dan tinggal lelah masih mendera kita semua berempat ini.
Kisah klasik 17an.
Bulan Agustus telah usai tetapi kisah klasik 17an masih teringat sampai sekarang semangatnya dalam meretas jalanan jalanan arah Jogja_pacitan_jogja.

 

Waktu itu hanya di sambut oleh berjejer umbul umbul,bendera merah putih tanpa ada suara lagu Indonesia raya di nyanyikan karena panggung hiburan di tiadakan karena masa masa rawan virus kali ini .

 

Tak ada tawa canda anak anak kecil berlomba 17an atau saling berjabat tangan sudah tidak wajib hanya bisa memberi isyarat atau melihat raut wajahnya saja ngak bisa karena tertutup masker.

 

Oh.. Tuhan.
Aku bertanya kepada_MU.
Kapan penjajahan musuh yang tidak tampak ini berakhir agar kita bisa bercanda lagi tanpa jarak  dan menghalangi raut wajah wajah manis mereka lagi karena adanya masker.

 

Aku tahu rasanya berjarak jauh itu butuh stamina yang cukup stabil maka kebahagiaan itu di nikmati saja di sebuah perjalanan gowes ku bukan perjalananmu maka saya membagikan kisah ini.....!!?

 

Walau ada suka dukanya saya juga berhak bangga bisa melaluinya bersama sama mereka ini agar bisa percaya diri terus mengayuh atau ada saja yang minder sebab di atas kopi masih ada susu jahe,teh manis  anget menyusul satu persatu.

 

Akhirnya.
Walau Garuda di dadaku dan lagu Indonesia raya tetap sebagai penyemangat kita untuk di kobarkan.

 

Dan tetap saja kita bisa melihat Indonesia dari dekat melalui sepeda membuat kita bisa memahami apa arti Merdeka !!! untuk saat ini bagi negara ini.

 

Yaitu.....Merdeka dari musuh yang berwujud  tanpa bentuk dan yang masih tinggal di negeri khayalan jauh di sana.

 

Mungkin para pembaca akan memberi kesan para pesepeda ini orang yang menggelikan dan mengherankan di masa pandemi covid ini masih bisa bisanya bersepeda berjarak melampoi batas jarak dan aturan baku aturan pemerintah negara ini .
Atau ....!!?
Lalu bahagianya gowes berjarak itu ada dimana !!?
Yakin Penak turu di rumah saja.
Mbok.....yakin deh
Selesai.
Terima kasih kepada man teman seperjalanan kali ini :
1.Mas sahid .
2.Mas solichin.
3.Bung Tito.
Gowes Jogja _ Pantai Klayar Pacitan. 

Tanggal ; 16_17 Agustus 2020.

Blog Edisi unggulan

Aku Bukan Rambo.

Aku manusia biasa bukan Rambo. Setiap kali aku mulai bersepeda terkadang aku bertemu dengan teman-teman di jalanan secara tiba-tiba dan oran...