Foto dari Facebook Jogja gowes.
.
Foto hanya sebagai pemanis ceritera blog ini saja.
Foto hanya ilustrasi di blog ini saja.
Penulis dalam mengartikan cowok panggilan atau di singkat (CP) dalam versi Mbah Google.
Dia menyebut cowok panggilan yaitu seseorang yang tidak menjajakan dirinya di tempat umum melainkan seorang penggowes.
Yang sudah biasa gowes dan terampil mengatur rute sepeda ataupun foto foto yang ciamik untuk bisa menemani mak mak yang hobi gowes.
Dan memberi tutorial langsung di jalanan dengan segala permasalahan yang akan terjadi.
Termasuk soal memberi tutorial memakai sepeda ke Mak Mak dari yang ban kempes harus di pompa,kasih tahu posisi rem sepeda dan terpenting cara memindah posisi gir depan belakang agar nyaman di kendarai.
Cp itu ..... !?.
Di lanjut bukan saja bisa bersepeda dalam mengamankan situasi Mak mak atau tahu jalan yang nyaman di perjalanan yang akan di tuju itu.
Tetapi bisa juga mengenal tentang berbagai kerusakan dari dasar sepeda yang dia pakai.
Bisa mengambil dengan memilih gambar foto perjalanan gowes yang menarik.
Maka cp itu biasanya lebih ribet kalau soal mengambil foto Mak mak harus ini itu maunya.
Dan hubungan sesama pesepeda cowok dan mak mak ini harus melalui kebiasaan saling mengenal dahulu karena suatu habitat yang sama saling mengenal dulu.
Untuk bisa mengantar para hobi gowes itu ketempat sesuai tujuan.
Namun bahasa bahasa khusus ini hanya khusus untuk habitat tertentu.
Yang di kenal identitasnya agar para suami suami mereka nantinya tidak menimbulkan keresahan di rumah tangganya itu saja.
Baca juga ; Mak Mak kalau gowes mengapa lebih tertarik memakai sepeda road bike daripada sepeda lainnya.
Akhir kisah ini.
Bahwa semua jalan yang pernah kita lalui dari niat awal punya sepeda sampai menjadi cah ngerti sepedaan itu butuh proses.
Terkadang harus kesandung jatuh,kejlung_up,sedih senang,ketinggalan lalu terpisah lalu kumpul bareng lagi dengan ceritera baru lagi.
Opo neh pas semaput malah jadi bahan candaan tapi Ojo gampang menyerah lho karo keadaan.
Tetap semangat dan jaga stamina dengan sarapan sebagai pondasi agar badan kokoh bakoh .
Apalagi jangan sampai kekurangan asupan cairan tubuh supaya tidak gampang kewer dan metre.
Semoga setelah ini di luaran sana abaikan saja yang seneng usil bin ajaib tukang ribet terus seneng maido di media sosial dan saat bertemu di jalanan saat bersepeda.
..... Ingat pesan dari penulis di sini kalau jadi orang yang waras karena eman eman kewarasan kalian.
....tetap lucu,unik,baik hati,suka menabung dan salam gowes krang kring itu saja.
Lalu....Bagi Mak Mak yang sudah terampil bersepeda apa masih ...!!?
Tunggu kisah selanjutnya di blog ini.
Seles
Ada seorang cowok, sebut saja namanya Adit, yang sudah menjadi langganan para Mak Mak di komunitas sepeda. Adit bukan hanya sekadar teman gowes, tapi juga seorang fotografer handal. Kamera DSLR-nya selalu siap di tas, tak pernah ketinggalan. Setiap kali diajak gowes, para Mak Mak tahu bahwa mereka tidak hanya akan mendapatkan teman bersepeda, tetapi juga foto-foto keren untuk mengabadikan momen-momen seru mereka.
Adit memang dikenal jago dalam mencari angle yang tepat. Dari bersepeda di tengah hutan hingga menikmati pemandangan matahari terbenam di tepi pantai, ia selalu bisa membuat setiap gambar terlihat lebih hidup. Bagi para Mak Mak, bersepeda bukan hanya tentang olahraga, tetapi juga kesempatan untuk mengekspresikan diri melalui foto-foto cantik yang akan mereka bagikan di media sosial.
"Adit, ayo gowes lagi! Kali ini kita mau ke tempat yang keren banget!" ajak salah satu Mak Mak, sambil tersenyum lebar.
Adit hanya tersenyum dan mengangguk, sudah terbiasa dengan ajakan-ajakan seperti itu. Tentu saja, bagi Adit, bersepeda bersama mereka bukan hanya soal menikmati perjalanan, tetapi juga momen berharga yang bisa diabadikan.
"Aku bawa kamera, siap-siap ya, nanti aku ambil fotonya!" serunya semangat.
Para Mak Mak pun semakin bersemangat. Selain berolahraga, mereka bisa merasa seperti model yang sedang difoto, lengkap dengan pemandangan alam yang menakjubkan. Adit pun tak hanya sekadar menjaga mereka selama bersepeda, tapi juga memberi mereka kenangan-kenangan indah dalam bentuk foto yang akan selalu mereka kenang.
Dari Gowes, Terbangun Persahabatan
Ternyata, lebih dari sekadar olahraga, bersepeda dengan Adit dan para Mak Mak ini telah menjadi ritual yang penuh makna. Mereka tidak hanya berbagi tawa dan cerita sepanjang perjalanan, tetapi juga saling mendukung dan memberi inspirasi. Bersepeda bersama mereka membuat Adit merasa seperti bagian dari keluarga besar yang tidak pernah kekurangan keceriaan.
Tapi, bukan hanya foto yang menjadi alasan mengapa Adit sering diajak gowes. Para Mak Mak juga tahu bahwa Adit adalah sosok yang selalu menjaga mereka dengan baik, memastikan bahwa perjalanan bersepeda mereka aman dan menyenangkan. Jadi, gowes bersama Adit bukan hanya soal menjaga tempo, tapi juga menjaga kebersamaan yang lebih dalam.
"Adit, kapan kita gowes lagi?" tanya salah satu Mak Mak, dengan semangat yang tak pernah padam.
Adit tertawa, menatap mereka sambil memeriksa kamera. "Tentu saja! Kapan saja kalian butuh teman untuk gowes dan foto-foto, aku siap!"
Tunggu Kisah Selanjutnya
Apakah petualangan bersepeda mereka akan terus berlanjut? Pasti! Karena bagi mereka, perjalanan ini adalah tentang lebih dari sekadar bersepeda—ini adalah tentang persahabatan yang tumbuh di antara setiap kayuhan pedal, dan kenangan yang selalu diabadikan dalam gambar.
---
Semoga cerita ini cocok dengan yang Anda inginkan! Apakah ada bagian lain yang ingin Anda tambahkan atau modifikasi?
Penulis.
Suatu hari, di sebuah kota kecil yang tenang, ada seorang wanita bernama Ibu Siti, atau yang biasa dipanggil oleh teman-temannya dengan sebutan "Mak Siti". Ia adalah seorang ibu rumah tangga yang tidak hanya sibuk dengan urusan rumah tangga, tetapi juga memiliki hobi yang sedikit berbeda dari ibu-ibu pada umumnya. Mak Siti adalah seorang penggemar sepeda, atau biasa disebut "hobi gowes".
Mak Siti mulai tertarik dengan dunia sepeda sejak beberapa tahun yang lalu, ketika ia melihat beberapa teman di lingkungannya bersepeda dengan sepeda road bike yang ramping dan ringan. Sebagai seorang ibu yang ingin tetap menjaga kebugaran tubuh, ia pun memutuskan untuk mencoba bersepeda. Sepeda road bike, dengan desain yang elegan dan kecepatan yang lebih baik, langsung menarik perhatiannya. Selain itu, ia merasa bahwa sepeda jenis ini memberikan pengalaman bersepeda yang lebih menyenangkan dan bisa menjangkau jarak lebih jauh dibandingkan sepeda biasa.
Pada awalnya, beberapa teman dekatnya, terutama yang lebih muda, agak heran dengan pilihannya. "Kenapa Mak Siti pakai sepeda road bike? Bukankah itu lebih cocok untuk anak muda yang suka berkompetisi?" tanya salah satu temannya.
Namun, Mak Siti menjelaskan dengan penuh semangat, "Saya merasa lebih nyaman dan percaya diri dengan sepeda ini. Road bike memungkinkan saya untuk bersepeda dengan kecepatan yang lebih baik dan tidak membuat tubuh saya cepat lelah. Ini juga cara saya untuk tetap sehat dan menikmati waktu senggang, meskipun sudah menjadi ibu rumah tangga."
Lama kelamaan, Mak Siti mulai bergabung dengan komunitas gowes di kota tersebut. Di sana, ia bertemu dengan ibu-ibu lainnya yang juga memiliki hobi yang sama. Mereka sering berkumpul, berbagi cerita, dan merencanakan rute-rute gowes yang menyenangkan. Bagi mereka, bersepeda bukan hanya soal olahraga, tetapi juga tentang kebersamaan dan melepaskan penat dari rutinitas sehari-hari.
Setiap akhir pekan, Mak Siti bersama teman-temannya menghabiskan waktu untuk bersepeda keliling kota atau menjelajahi jalur-jalur alam yang lebih menantang. Bahkan, suaminya yang awalnya tidak begitu mendukung, kini ikut merasa bangga karena istrinya bisa menjaga kesehatan dan memiliki hobi yang positif. "Saya tak pernah menyangka Mak Siti akan jadi seorang goweser. Ternyata sepeda bukan hanya untuk anak muda saja," kata suaminya dengan bangga.
Dengan tekad dan semangat, Mak Siti terus mengeksplorasi dunia gowes. Ia bahkan mulai mengikuti beberapa acara sepeda, yang membuatnya semakin percaya diri. Para ibu-ibu lainnya pun ikut mengikutinya, dan komunitas mereka semakin besar. Bersepeda, bagi mereka, bukan hanya soal olahraga, tetapi juga cara untuk saling mengenal, berbagi pengalaman, dan mendukung satu sama lain dalam menjalani kehidupan yang lebih sehat dan penuh kebahagiaan.