Langkah awal Ingak inguk waduk Kedung Ombo Grobogan Jawa tengah Indonesia.
Hari ini gowes kemana !?.
Di hari Minggu 26 Juni 2022 di mulai dari titik kumpul di Janti Jogja di jam 06.45 - 22.00 waktu kembali dari bendungan Kedung Ombo ke Jogja lagi.
Dengan jarak nyaman sepeda MTB dari ukuran ban radial luar ukuran 27.5+210 itu lebih dari 200 km di capai jauhnya pulang pergi dalam waktu sehari semalam menuju tujuan bendungan Kedung Ombo Grobogan Jawa tengah.
Mulai saja kisah pagi ini.
Acara kali ini di ikuti 150 peserta yang ikut gowes dan 30 orang lagi yang tidak gowes mempunyai tugas mulia melayani untuk membuka jalan di setiap persimpangan jalan dengan sepeda motor.
Dan lainnya ngomongin para penggowes untuk segera makan minum di setiap pemberhentian yang di pilih sebanyak 3 tempat pemberhentian turun minum dan di sediakan makanan dari 2 mobil yang berisi aneka kue serta buah segar.
Walau ada saja kisah drama salah ambil jalan seharusnya putar kiri malah keasyikan di jalan menurun toh semua itu bikin drama gowes yang patut di contohkan dari tim cek rute sebelumnya kurang komunikasi.
Dan situasi ini membuat adu argumentasi di pinggir jalan saat saya menganggap itu sedikit buat hiburan pagi hari melihat situasi seperti ini.
Toh.... Semua cerita gowes kalau ada drama seperti itu menjadi kembangnya bersepeda di manapun tetap tidak ada yang sempurna itu saja.
Mungkin karena gemesnya peserta dari tadi selalu terpaku pada pengatur jalur di depan menjadi irit iritan sepeda yang panjang itu terpaku di kecepatan di bawah 25 km/h saja.
Atau gowes kali ini mengganggu lalu lintas toh pada sengit mungkin saja melihat keberadaan kita di jalanan pagi itu.
Apa lagi yang mengaku kuat gowes nya itu....sek do sengit yo ben !!?.
Toh seperti ungkapan berikut ini ;
...... ... Gowes sekarang ini okeh pesertanya,panjang jalan rutenya,komplet hawa cuaca hari ini dan...!?.
Lalu inilah kisah saya yang semula hanya terbayang jauhnya dan kini terbukti sampai ke Jogja lagi sekitar jam 22.00 wib.
Akhirnya bisa menilai kekuatan diri sendiri kalau gowes di paksakan melebihi batas normal atau bahkan lebih dari jarak yang biasa di lakukan dalam sehari.
Foto ; ilustrasi 150 goweser memadati jalan raya.
Dan situasi gowes berjarak ini bikin tubuh makin melar sana sini termasuk pandangan mata yang kendur kabur oleh panas dan berganti hujan lebat secara alami dan cepat berubah cuaca yang sangat ekstrim.
Lalu lelahnya bersepeda itu bikin ngilu di persendian otot dan sendi lutut yang akan terjadi kontraksi otot berhenti kalau tidak berhenti sampai disitu ada batasan usia yang sangat penting bagi tubuh manusia.
Saat gowes berangkat dari rumah sekitar jam 5.15 wib dan kumpul bareng berangkat jam 6.45 wib.
Waktu berangkat dari rumah saat itu masih gelap gulita tanpa matahari yang cukup panas dan pulang lagi ke Jogja sudah gelap di malam hari.
Banyak sekali kenangan terindah dalam hidupku yang asyik bisa dilihat seperti hari ini.
Dan sampai di tujuan yang ingin dicapai dengan kendaraan sepeda gunung ini.
Juga akan memberikan dampak positif proses bagi saya dan perkembangan gowes sepeda berikutnya akan lebih paham jalur lintas daerah ini
Dan akan membuat jalan lebih mudah karena sudah hapal betul seluk beluknya menuju tempat yang sama seperti di Kedung Ombo dan sekitarnya.
Mungkin saja saya akan kembali lagi dengan cara berbeda dan lebih memilih menggunakan moda transportasi motor yang lebih mudah sampai kesini.
Dan hal utama untuk di ulang lagi karena sudah tahu jalan alternatif yang lebih cepat.
Tapi kali ini saya seperti meraba raba jalanan di bagian setiap sudut jalan yang tidak pernah tahu arahnya dan tanda yang harus di ingat untuk mendapatkan pandangan mata kemudian di rasakan sensasi perih nya jalur ini.
Walau dengan ada saja ungkapkan seorang teman seperti ini .....!?
Tekan lokasi tidak !?.
Atau malah nggak balik ke Jogja lagi !!?.
Atau masih ingat jalan pulangnya to... yink !?
Kamu kuat sampai ...... !!?
...... .... Yo,Kuwat to om raketan ro mbrebes milli karo ngenjot pedal sepeda kayuh.
Sebenarnya sudah cukup itu saja gowes nya dan tidak terkecuali dengan cara seperti ini.
Dan ... maksud hati !!?.
Tapi soal keinginan berkata lain gowes walau hujan hujan di jalani yang membuat tubuh menjadi lebih mudah lelah masuk angin dan hujan deras yang mengguyur tubuh manusia manusia ini terus berusaha melaju menggunakan baju plastik berwarna warna warni menghiasi jalanan.
Saat kehujanan ini melalui proses panjang akan membuat kita lebih baik lagi karena terbiasa untuk melakukan sesuatu tanpa harus menunggu hujan reda bisa tidak bisa pulang kerumahnya.
Walau terasa miris takut akan sakit ataupun takut di tinggalkan oleh barisan depan yang lebih kuat gowes nya malah bisa saja ketarik dengan terpaksa.
Kondisi jalan rolling naik turun dengan segala upaya dan sisa sisa keikhlasan.
Saat pulang jalan masih rolling apalagi sudah terdengar suara gemuruh dari atas sana di berbagai sumber tanda mau hujan turun.
Untungnya sampai di bawah bukit dataran lagi di dusun_ Ngandol dekat lapangan bola desa sumber Lawang dekat lalu menuju toserba Indomaret mulai berubah cuaca gerimis dan angin awal hujan itu mematahkan daun daun berserakan di sana sini.
Dan mengusik ketenangan mata ini serta tenaga dalam di keluarkan untuk menguji seberapa kuat kemauan dan tekad untuk menerobos jalan persimpangan jalan kereta.
Lalu lurus belok kiri untuk mampir di warung Indomaret di jalan solo Purwodadi km 20.
Karena kehujanan kita berteduh di toko apotek dari jam 15.30_17.00 wib.
Kita melihat hujan mulai berubah gerimis lagi tanda teman gowes di belakang sana mulai mengajak mulai star lagi.
Lalu menuju tempat angkringan untuk mencari susu jahe dan makan secukupnya di dekat persimpangan rel kereta api.
Jalan masih panjang untuk pulang dengan kondisi jas hujan basah kuyup dan tubuh kedinginan menggigil !!
Semua itu berusaha agar bisa sampai dan kembali lagi ke Jogja lagi dengan aman,selamat,sehat dan membawa kenangan asyik yang baru lagi.
Ingat..... !!?.
Kisah kisah perih ini membuat saya kembali lagi bersemangat untuk bisa membuat sebuah karya sastra yang lebih baik lagi.
Atau ada saja kisah unik dalam pikiran saya melayang ke arah kanan kiri dan ke bawah untuk mendapatkan hasil kata dan huruf di rangkai menjadi maksimal dalam bentuk apapun bisa menjadi alternatif tulisan blog saya ini.
Lalu saat pikiran melayang saat itu ...... Cuma bisa bilang kalau tidak mau ketinggalan cerita klasik pantau terus blog iyinkws.blogspot.com.......jangan lupa !?.
Yang lagi viral soal pamer foto di medsos.
Kata pamer atau memamerkan atau dalam bahasa lain berarti show off.
Dan menurut artinya sesuatu yang dimiliki oleh seorang dengan maksud untuk mendapatkan hasil dari orang lain dan kemudian memperlihatkan kelebihan yang dimiliki lalu menyombongkan diri.
Maka dari sekian banyaknya orang yang memiliki nilai yang lebih gila atau pemalu itu punya caranya sendiri untuk melakukan sesuatu untuk mendapatkan kebahagiaan pamer di media sosial sampai lupa untuk..... ...!?.
Soal bentuk Pamer Foto.
Lalu tulisan adalah bentuk aktualisasi nilai-nilai budaya pamer terselubung tentang hujan deras dan jalan yang naik turun dengan rolling sepanjang 40 km bolak balik jalan rolling.
Atau bentuk sambatnya penulis ini yang mulai merasa mbrebes milli eluh air mata campur air hujan ngrasake dalan ambyar koyo ngene.
Dan leh ku sambat meneh saat hujan kadang terjerembab di lobang jalan raya yang rusak ber air.
Dan itu menghubungkan ke kota Klaten juga lagi perbaikan jalan raya....kok tak rasak rasak ke kok rusak kabeh jalannya !?.
Di saat harus dilakukan dengan cara seperti ini yang terkadang bentuk ini bukan gowes kekinian yang biasa di lakukan oleh seorang yang kurang waras.
Tapi mboh jerone ati iki rasanya jangan di gagas rasa dari perasaan saat itu soalnya iki jenenge hobi iku kudu penuh sensasi dan jadi jalan nya di ikhlasin saja.
Karena masih ada di depan sana dan di belakang sana mereka juga teman lagi gowes akan mengikuti langkah ini dengan bahagia nya masing-masing..... !?.
.....hari ini ojo di gawe susah apalagi di getunin maka pesan penulis di nikmati saja prosesnya karena suatu hari nanti kamu bisa menertawakan ketidak warasan kamu.
Pada kisaran waktu yang tepat dan sesuai keinginan anda untuk mendapatkan kisah ini berikutnya di blog berikutnya.
Dengan judul episode 02 ;
Tilik waduk Kedung Ombo.
Foto ; mapping dari jalan utama ke waduk Kedung Ombo versi penulis.
Ini saja untuk kisah nyata seorang yang memiliki tingkat pertumbuhan dan produksi tenaga berlebih.
Atau untuk sekedar pamer foto dan cerita perjalanan menuju tempat gowes yang paling sering ditemukan pada kegiatan anak sepeda pada umumnya yang lagi viral di datangi.
Itu saja untuk kali ini.
Selesai.
Penulis
iyink ws.
Jogja Juni 2022.
R
Pada hari Minggu, 26 Juni 2022, aku memulai perjalanan bersepeda yang penuh tantangan dari Janti, Jogja, menuju Waduk Kedung Ombo di Grobogan, Jawa Tengah. Aku bergabung dengan sekitar 150 peserta lainnya, sementara 30 orang lainnya bertugas sebagai pemandu dan penyedia makanan di sepanjang rute.
Saat kami berangkat dari Janti pukul 06.45 WIB, suasana masih gelap. Kami bersepeda dengan semangat meskipun hujan deras menghalangi pandangan dan memperberat langkah. Perjalanan ini menguji ketahanan fisik dan mental kami. Jalanan bergelombang dan cuaca yang tak bersahabat memaksa kami melawan kelelahan dan rasa dingin yang menggigit.
Di tengah perjalanan, suhu yang panas berubah menjadi hujan lebat, membuat kami basah kuyup dan tubuh terasa semakin lelah. Setiap persimpangan jalan menjadi tantangan tersendiri karena hujan yang mengaburkan pandangan dan jalan yang licin. Beberapa peserta sempat tersesat akibat salah arah, menambah drama dalam perjalanan kami. Aku melihat ketegangan dan frustrasi, tetapi juga semangat yang tak luntur.
Setelah beberapa jam berjuang melawan cuaca dan kelelahan, kami akhirnya tiba di Kedung Ombo dan menikmati makanan serta istirahat sejenak sebelum memulai perjalanan pulang. Pada malam hari, kami kembali menuju Jogja. Kondisi tubuh sudah sangat lelah, setiap pedal yang dikayuh terasa semakin berat.
Perjalanan ini bukan hanya soal jarak yang ditempuh, tetapi juga tentang batasan dan kemampuan diri. Di tengah hujan dan kelelahan, aku merasakan ketidaknyamanan yang mendalam, tetapi juga kepuasan yang luar biasa. Sampai akhirnya, sekitar pukul 22.00 WIB, aku kembali ke Janti dengan perasaan campur aduk antara lelah dan bangga.
Pengalaman ini mengajarkan banyak hal tentang ketahanan fisik dan mental. Kelelahan dan hujan yang menderu menjadi bagian dari cerita yang akan kuingat selamanya. Dan meskipun perjalanan ini penuh kesulitan, ada kepuasan tersendiri dalam berhasil menyelesaikan tantangan yang tampaknya tak mungkin dilalui.
G
Di hari Sabtu pagi, aku memulai petualangan yang penuh tantangan. Tujuanku adalah melintasi rute bersepeda dari kota kecil kami menuju sebuah bukit terpencil di pinggiran. Aku mengatur keberangkatan pukul 06.00, saat matahari belum sepenuhnya muncul di cakrawala.
Cuaca pagi itu terlihat cerah, namun di tengah perjalanan, awan hitam mulai menggantung di atas kepala. Jalanan beraspal mulai berganti dengan tanah merah dan bebatuan yang licin. Setiap kayuhan terasa semakin berat, apalagi saat hujan mulai turun dengan deras. Aku harus melawan angin kencang dan genangan air yang membuat sepeda sulit dikendalikan.
Perjalanan semakin berat ketika hujan berubah menjadi badai. Aku terus berusaha menjaga keseimbangan, namun jalanan yang licin membuatku terjatuh beberapa kali. Tubuhku basah kuyup dan dingin, sendi-sendi mulai terasa ngilu, dan setiap tetes hujan seolah menambah beban di pundakku.
Di tengah kesulitan, aku merasa lelah yang mendalam. Saat aku berhenti untuk istirahat di sebuah warung kecil di pinggir jalan, aku melihat betapa lelahnya wajah-wajah lain yang juga mengalami kesulitan serupa. Di sinilah kami bertemu, saling berbagi kisah dan memberikan semangat satu sama lain. Warung itu menjadi tempat berlindung dari badai, sekaligus menjadi sumber energi dan motivasi.
Akhirnya, setelah berjam-jam berjuang melawan cuaca dan kelelahan, aku sampai di puncak bukit menjelang malam. Pemandangan yang indah di puncak bukit seolah membayar semua kesulitan yang telah kuhadapi. Di bawah sinar bulan purnama, aku merasakan kedamaian yang tak ternilai, menghapus semua rasa sakit dan keletihan.
Perjalanan pulang terasa lebih ringan karena semangat yang baru ditemukan di puncak. Meski tubuh masih lelah, aku pulang dengan hati yang penuh kepuasan. Pengalaman ini mengajarkanku bahwa di balik setiap kesulitan, ada keindahan dan kepuasan yang menanti. Dan dalam setiap perjalanan yang berat, ada pelajaran berharga yang akan dikenang selamanya.