Memilih bukan pilihan bersepeda sampai tutup usia dari Bapak Sudrajat Susilo Rudjito.
Sampai kapanpun alasan yang penting gowes itu bisa merasa bahagia dengan caranya untuk melihat alam sekitar dengan lebih jelas lagi,lebih dekat lagi apalagi bisa kemana mana.
Sedangkan yang lainnya tergantung dari cara kita memandang bahwa bersepeda itu bisa menjadi seseorang yang lebih berani,lebih kuat,lebih sehat,lebih percaya diri dan menambah wawasan dari teman teman baru lagi.
Maka saat keberanian yang luar biasa itu ada jangan merasa takut bersepeda agar kehidupan nyata dengan pertambahan umur tidak mager berhenti di tempat.
Pergunakan pertambahan umur dengan bergerak dengan bersepeda hal itu akan memberi kamu pengalaman baru yang unik dan menarik untuk di ceritakan kembali.
Katakan.....pada diri sendiri dengan menggunakan keyakinan bahwa telah mampu melalui semua hal dalam alur cerita kehidupan manusia dari yang di kira mustahil di lakukan.
Seperti selama ini yang tidak mungkin dilakukan oleh orang menjadi mungkin terjadi.
Penulis kembali membuat kisah klasik yang akan kita bahas kali ini akan membuat kita menjadi lebih baik dengan gaya bahasa penulis mata Kayuhan ku.
Harapan semoga hasil tulisan ini dengan cara baik dan seutuh mungkin di ungkap agar pembaca blog ini bisa mengambil hikmah atas peristiwa yang terjadi pada saat itu.
Seperti yang juga di beritakan oleh media ;
https://jogja.suara.com/read/2022/08/07/160939/pesepeda-usia-lansia-tewas-usai-melaju-tak-terkendali-hingga-terjun-ke-jurang-piyungan.
Sebelum meneruskan membaca tulisan kisah nyata kali ini penulis harapkan kedewasaan cara berfikir dan bukan caranya anak kemaren sore yang suka nyinyir bin ajaib sulit di tebak itu saja harapan pesan penulis ini kepada pembaca yang terhormat sekalian.
Minggu sore ini barusan dapat kabar dari mas Sahid yang ketemu beliau di post pit Pathuk lalu turun ke Jogja lagi lalu ...!?
Ada kabar mengejutkan ini menyebar ke teman lainnya kalau bapak meninggal dunia karena kecelakaan sewaktu masih bersepeda minggu siang tadi.
Tokoh cerita blog kali ini.
Saya sebut saja tokoh utama cerita ini dengan nama "Beliau" ia adalah seorang yang aktif sebagai penggiat dalam kegiatan olahraga bersepeda.
Kami ucapkan terima kasih bapak telah menjadi bagian cerita cerita gowes di lintas komunitas di kota Jogja dan sekitarnya.
Kami semua merasa berduka atas meninggalnya sang bapak dan yang bisa kami lakukan hanya mendoakan yang terbaik dalam menyertai kepergian jauh di alam surga yang tersembunyi dari dunia fana ini.
Inilah alasan mengapa ada yang lahir ada yang pergi untuk selamanya akan menjadi seperti sekarang dalam kisah di bawah ini sesuai takdir dengan caranya masing-masing dengan begitu cepatnya terjadi.
Ajakan gowes ke kampung 7 Gunungkidul Yogyakarta.
Cerita di awali oleh sebuah chating group WhatsApp _kodok ngorek _yang ingin gowes dengan pemberitaan sbb;
Monggo yang Selo di hari Minggu 782022 kita ngetrip ke tujuan kampung 7 nglanggeran gunung kidul dan titik kumpul di ring road timur daerah Ketandan Jogja.
Foto : Terakhir saat bersama teman gowes bersama beliau.
Mengulas sedikit tentang komunitas yang beliau ikutin di sebelum tutup usia.
Saat perjalanan gowes bapak ini ikut menyusul barisan pertama dan kiprahnya beliau di kodok ngorek seperti anggota lainnya yang berjumlah 40 orang.
Dan tidak ada yang di istimewa kan karena anggota rata rata sudah berumur 40-70 tahun yang sama sama pecinta gowes sepeda yang di gunakan dari berbagai lintas merk sepeda apapun.
Mulai.....Beliau ini terlambat hadir di titik kumpul dari rumah menuju lokasi pada akhirnya di tinggal dan barisan berangkat dulu dengan 8 peserta.
Saat beliau menyusul terlebih dahulu mampir di pos pit den ayu Pathuk lalu di situ ketemu _ pak Juanda juga termasuk dalam kelompok kodok ngorek.
Ketika itu pak Juanda sebenarnya tujuan hanya ke Pathuk dan tidak ada niat untuk ke kampung 7.
...... .singkat ceritanya harapan bapak pokok e ingin segera mau menyusul teman temanya yang lebih dulu berangkat.
Akhirnya keduanya sama-sama berangkat dan saat mendekati lokasi kampung 7 teman temanya yang lebih dulu sudah pada mau turun bukit maka beliau berdua ini tetap tinggal untuk sampai istirahat dan foto sana sini.
Kemudian perjalanan gowes itu sampai ke kampung 7 dan sempat posting di sosial media Facebook sekitar jam dua belas.
Lalu mereka berdua turun gunung batu nglanggeran dengan selamat sampai di perempatan jalan utama.
Tapi.....mengapa memilih jalan yang lebih singkat di banding melalui jalan utama Jogja Wonosari.
........ Yang jelas beliau termasuk goweser yang sangat faham jalur jalur naik turunan blusukan di seputaran Jogja
Walau ada tanda kendaraan di larang lewat karena sedang ada perbaikan jalan tetapi lewat lebih dulu turun jalanya.
Tetapi saat di tikungan lalu jalan turun beliau tidak bisa menahan laju sepeda walaupun ada ban ban mobil yang di tata sebagai penahan itu juga sebagian hilang karena adanya perbaikan jalan.
Pada akhirnya tidak bisa menahan laju sepeda hingga seperti busur panah menancap di pepohonan dengan kedalaman kurang lebih sepuluh meter.
Terjadi karena crash cukup keras menyebabkan helm terbelah pecah tak bisa melindungi dari cedera kepala.
Kondisi saat itu masyarakat di situ mendengar suara sesuatu yang jatuh.
Tetapi tidak mengerti apa dan kenapa dari hitungan menit sepeda berlalu pak Juanda melewati jalan itu dan tidak melihat tanda tanda.
Pak Juanda langsung di bawah menunggu selama 30 menit belum nongol di kira sudah duluan pulang.
Kemudian pak Juanda mampir ke bengkel sepeda tanpa prasangka apapun dan saat di telpon pun dia tidak tau kejadian tadi siang.
Berjalanya waktu kejadian di hari Minggu 782022 sekitar jam 13.15 wib.
Hari ini beliau mengalami kecelakaan tunggal ketika bersepeda di jalan turunan petir.
Duh..... Bapak_mbah_guru kehidupan dan sesepuh pesepeda Jogja begitu ingin menarik mu kembali ke atas jurang itu untuk kembali memutar waktu agar kita bisa saling bermusuhan karena ngga ada bapak Ndak seru lagi.
Kita bisa ngopi sambil makan pisang goreng masakan ibu di rumah sebagai penguat sebelum perjalanan gowes.
Tapi alam semesta ini dan jalan itu adalah takdir_mu,Pak !?.
Sekarang kita tidak bisa bertemu lagi tepat di bulan Agustus ini hari hari memperingati para pahlawan sedangkan beliau ini adalah pahlawan jalanan bagi para pesepeda.
Dan bagi kehidupannya ia adalah seorang yang peduli kepada sesama setelah lulus dari insinyur geologi dan kemudian kerja di pengeboran minyak lalu menjadi mantan dewan DPD propensi.
Dan saat ini kehidupannya hanya menikmati bersama sang cucunya seperti post nya di media Facebook dan kegiatan bersepeda sebagai takdir memilih bukan pilihan bersepeda sampai tutup usianya yang ke 71 tahun.
Ada apa di jalur ini !?.
Memang jalan ini dikategorikan jalur menantang dan uji nyali bagi goweser karena curam dan ekstrem jadi kalau bisa lewat sini menjadi nilai plus bagi kebanggaan goweser tersendiri untuk di ceritakan kembali kepada sesama pesepeda.
Kembali ke cerita siang hari ini.
Ada telpon nyasar dan pak Hudi meminta untuk Vidio call atas kebenaran peristiwa jatuhnya korban jiwa.
Ternyata benar adanya maka kontak kontak berdering memberi isyarat teman lainnya datang menjenguk lalu kemana !?
Masyarakat yang menemukan mencoba melihat lalu membuat Vidio call dari kondisi bapak untuk menantikan bahwa itu betul hp bapak serta kejadian ini ini tidak hoax.
Dan tim SAR yang bertindak mengamankan untuk selanjutnya di bawa ke RSUD Prambanan.
Kejadian ada TKP di jalan Ngoro Oro arah petir Sri Martani Piyungan atau di tikungan Z dekat masjid Al Husna Piyungan Bantul.
Dari kejadian ini ada apa !?
Apapun alasannya penulis mengingatkan teman teman semua agar lebih hati hati ketika menemui jalur turunan yang ekstrim dan curam seperti ini meskipun kita sudah jago atau pengalaman bersepeda.
Bapak gaul !!
Konsistensi dalam hal itu terjadi karena hobi bukan paksaan atau ikut ikutan bersepeda agar tetap sehat.
Walau raut Majah keriput dan rambut memutih tapi pancaran mata masih jernih memancarkan aura kasih kasihnya kepada komunitas apapun ia sambangi.
Walau tetap saja sek.... yink !!.
Saiki mampir pasar sek Ono titipan seko ibu buat masak_ujarnya saat itu masih saja bisa perhatian kepada yang terkasih di rumahnya.
Beliau tetap sehat berolahraga sepeda sebagai alat menyambung silahturahmi,berorganisasi dengan berbagai kalangan.
Secara pribadi penulis sangat sedih karena hubungan kita sangat dekat dalam bersepeda.
Terkadang saya bercanda terlalu berlebihan tapi itulah bagaimana
caranya dekat dengan beliau yang selalu bisa tersenyum simpul.....iso...wae koe yink !!?.
Pesan yang terngiang bila ketemu beliau sambil berbisik ia bilang begini, koe Ki Saiki susah di golek i setelah punya sepeda lainnya dan ayo kapan kita gowes neng Kono Ono sek apik lagi viral tempatnya ....yink !?.
Saya belum sempat bertemu lagi untuk menemani mencari cita cita jalan gowes selanjutnya tetapi alam merubah semuanya.
Ya...... Allah semoga beliau Husnul khatimah dan di berikan tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Alfatihah untuk beliau...... Amien.
Beliau pantas di reka ulang di ceritakan lagi di masa lalu karena tidak ada komentar buruk hanya saja buruknya itu suka gowes nggak bisa di cegah itu saja.
Selain gowes ada keburukan lainya selalu ada hobi lainnya !!?.
Di saat treking naik lereng bukit Turgo saat itu bersama gowes Religi.
Atau berenang di umbul Brintik katanya beliau saat memilih tempat ini karena airnya mempunyai pH tinggi jadi cocok buat kesehatan dan terapi tubuh.
Beberapa kali kesini bersama beliau selain bisa ketemu teman seumur beliau dan juga menjaga hubungan dengan orang orang di sini sehingga datang kesini secara rutin ke sini selama seminggu sekali datang untuk bisa cycling n swimming.
Ataupun gaul sama !?.
Meski ada rasa kecewa tapi beliau patut di kenang bukan saja bagi penulis tetapi untuk cinta yang lain khususnya para bersepeda dengan berbagai komunitas itu kembali di tulis ulang kembali oleh penulis blog ini misalnya saat ;
1.FEDERAL Jogja.
Bersama fedjo beliau selalu ada untuk mem_bersamai di acara tf tunjukkan federal mu ambil contoh dari pemilihan..... Berharap siapapun lurahnya kita dukung bersama untuk kemajuan dan kejayaan fedjo ke depanya.
Sesuai dengan bentuk sepeda dan niatnya tak kan pindah ke lain hati dari apa apa yang di ungkapkan seperti ini _ Apapun warna Jersey nya federal sepeda kita_.
2.GBMW Pitnik.
Saat tikum di acara ini di tugu Jogja ada dua pilihan ada yang langsung ke benteng Mataram Kedaton Pleret baru dan satunya mau mengajak beliau ke pos pit Pathuk.
Merasa keduanya dalam tanda kutip kurang kejelasan maka hanya bisa memilih dan mengingatkan akan situasi ini.
Kita untuk bisa ketemu siapapun dan kemana lagi ketemu teman di jalan seperti hari itu.
Ada teman lamanya muncul dengan kondisi tetap sehat dan caranya mendapatkan bahagia itu mudah.
Semudah itu dengan tetap gowes di usianya saat itu 76 tahun itu masih saja merokok dan tidak ada pantangan makanan apapun yang beliau makan setiap harinya.
3.RELIGI gowes.
Kecintaan bersepeda tak lupa dengan ibadah setiap harinya apalagi saat minggu terakhir bulan Ramadhan ini juga bisa aktif ikut gowes malam hari menuju masjid ke masjid pathok Negoro yang ada di Jogja adalah bukti kesempurnaan dan kami kenang selalu.
4.KEHDUPAN.
Setiap tujuan beliau ingin membuat kisah dan kehidupan yang lebih baik lagi.
Misalkan ketemu jalan yang baru di ..... Jalan ini tidak terlindungi menjadi lingkungan yang panas dan gersang.
Sambil ngobrol itu kadang saya telat mikir perihal ini itu tapi harapan bapak ini agar saat membangun jalan raya dan satunya menanami pohon jadi kedepannya jalan itu akan terasa nyaman untuk di lewati.
5.Ataupun dari kisah berbagai komunitas lainnya ;
Dari JOGJA GOWES_WESI AJI _GOWES RELIGI dan komunitas lainnya juga punya cerita masing-masing tentang beliau dan juga merasa kehilangan saat ini.
Akhirnya kisah ini.
Dulu ada teman gowes yang selalu ada.
Sekarang alam sudah berkehendak begitu.
Terlalu sering melewati hari dan hobi beraneka warna demi perjumpaan untuk semangkok soto dan teh manis jadi begitu sederhana pertemuan kita saat itu.
....... Atau saat kecewa,lelah beliau ia bilang begini_ini caranya bercanda ria kepada alam sekitarnya....yink !!.
Ya .....wes Ra Popo tetap bahagia dan di syukuri perjalanan sepeda kita ini.
Foto ; Tragedi turunan Petir.
Seperti halnya .....Hari ini beliau sudah tiada lagi bersama kita lagi dan bisa menemani penulis ini gowes lagi apalagi semakin berkurang teman ter_baik dari semangatnya bersepeda seperti itu.
Boleh saya memanggil beliau Bapak.... Kak !!.
Menjadi akhir kisah ini seperti kata bapak seperti yang pernah teringat !?.
Misal nggak' Nemu jalan ya cari jalan masing masing yang lebih nyaman ( saat gowes bareng dulu )
...ya_ yink !!
Dan saat ini harapannya beliau ini lebih nyaman di tempat baru di sana.
Kami semua mendoakan ter_baik karena bike itu saja.
Selesai
11 Agustus 2022.