Selasa, 11 Juli 2023

Blusukan jalan baru Sriharjo Selopamioro.

Gowes naik turun bukit karena helm ketinggalan.
Mungkin saja kalau saya ditanya orang sudah sampai ke mana saja saat ini gowes nya 
Blusukan jalan baru Sriharjo.

Atau saat bisa ketemu orang yang lebih tinggi ilmunya dan jauh bersepedanya bisa jadi komunikasi ini untuk saling menguji.


Menguji seberapa pedulinya terhadap hobinya bersepeda saat itu saya malah memilih untuk mendengarkan mereka untuk bercerita saja .....!!


Karena lebih nyaman untuk mendengar sesekali membenarkan cerita cerita itu menurut versi orang lainnya.

Menurut penulis bila ada yang tanya sudah kemana saja gowes nya !!.

Maka jangan langsung dijawab sebaiknya kembali tanya balik ?.

Dengan cara saya mau dengar pendapat anda terlebih dahulu ...!?.

Atau saya sendiri bisa mengambil kesimpulan kalau seorang goweser sejati itu bisa terbuka kepada orang lain.

Itu biasanya mau mendengar pendapat orang lain walau dirinya sudah bisa menguasai secara teknis dan soal jarak saat bersepeda yang terbaik.

Dari hubungan itu bisa ketemu pesepeda di mana pun serta semakin jauh jaraknya dan bentuk pengembaraan dalam bersepeda.

Dan itu semakin tingkat kemampuan dalam mendengar keluh kesah lebih bisa menghargai orang-orang lain yang baru mulai bersepeda istilahnya bisa menyemangati bukan menjatuhkan semangat.

Setelah begitu lama bersepeda mungkin saja akan timbul rasa bosan yang berlebih dan simbiosis dengan kesenangan yang berlebih timbul rasa bosan tanpa alasan yang tepat.

Maka cara mengatasi dengan cara berbeda beda bagi setiap orang pasti punya banyak waktu untuk menjadi yang terbaik.

Mulai cerita hari ini.
Blusukan jalan baru Sriharjo Selopamioro
Saat malam sabtu di Japri teman Gowes seperti ini ;

* Besok Gowes ke Sriharjo untuk nyoba Jalan baru *

Walau malam sabtu sudah niat tidur jam 21.30 WIB toh paginya sudah bangun jam 4.30 wib.

Setelah menghadap ke barat toh mata ini tetap ke goda dan ketiduran lagi sampai bangun jam 6.30 wib.

Lalu !!
Ada pesan WhatsApp seperti ini :

Menyebut sebuah nama_
Yink ....!?
Bisa ketemu di mana.
Jam Piro.

Kok malah keasikan tidur gepluk diajak malah belum bisa  bangun....celoteh teman saya yang sudah siap gowes di hari Sabtu pagi itu.

Toh.....saya iyink itu merasa bersalah sudah merasa ada janjian ketemu sama sekali tidak memiliki waktu untuk menyusun rencana sampai di titik kumpul.

Saat saya bangun kesiangan sebisanya menyusul dari Jogja susah jam 07.00 wib untuk menuju arah selatan terminal Giwangan Jogja.

Lalu sok aksi cinglak cingluk itu malah di situ adanya'goweser yang tidak saya kenal mencoba menarik perhatian.

Ternyata mereka dari grup sebelah lagi kumpul untuk ke arah jembatan baru pantai Depok Bantul.

Sia sia di pikiran saya kalau sekedar untuk mendapatkan hasil foto dan Vidio kok malah menyerah pada keadaan normal.

Saat masih mampir di warung nasi opor tapi sekedar pesan teh manis plus makan kue kue yang ada di sini.

Setelah itu jalan saja ngeloyor pergi dari tempat itu mengikuti perkembangan ke suatu tempat yang viral bagi para pesepeda.

Baru jalan sekitar 300 meter aku balik lagi ke arah warung yang buka tadi ternyata HP ku masih utuh tergeletak di lantai itu tanpa suara mengingat.

* Mas aku hp ini ketinggalan kalau saja hp itu bisa ngomong *

Setelah pamit kedua kalinya ke pemilik warung itu .....

Setelah itu lanjut gowes ke arah Pasar Imogiri lama lalu ke kampung Karang Tengah.

Lalu menuju jembatan bambu karena jembatan utama sudah ambrol tidak bisa di lewati.

Lalu untuk blusukan sampai jembatan panjang selopamioro lalu menuju pintu gerbang Sri keminut lalu untuk istirahat di tulisan putih desa *Sriharjo*.

Setelah di tempat ini bisa ambil foto Vidio dengan hp jadul ini.

Saya lanjut gowes ke jembatan merah selopamioro untuk mampir ke warung lagi untuk ngeteh manis plus irisan jeruk dan roti sobek ,gorengan sudah cukup.

Walau di situ sudah banyak pesepeda yang sudah mampir dan melihat sungai oyo selopamioro yang terlihat airnya warna hijau.

Serta menggoda orang atas segala bentuk kesejukannya membuat banyak orang berdatangan menjadi ramai dengan gembiranya.

Kemudian.... !?
Kenapa hari ini aku jadi orang embuh bin ra ngena..h...!?

Setelah makan minum di warung saya berniat menambah angin di sepeda malah ban tambah habis angin ban depan.

Dan harus sana-sini pinjam pompa yang bener untuk ada akhirnya diisi penuh angin agar ban sepeda bisa terus ke depan sana.

Maju terus di sisi kiri jembatan saat lewat bagian bawah belum dicor semen itu jalan hanya bisa dilewati dengan cara dituntun lalu ketemu rumah kecil yang sampingnya ada batu besar.

Ada tanda pathok dan di sampingnya ada papan pengumuman bertuliskan daftar tentang jalan ini.

Jalan ini dari hasil swadaya dan sebagainya itu menjadi tanda star di mulai dari sini masih saja sepeda di tuntun.

Kode merah bertulis nomer 200.

Koe asu tenan.....s..u !!
Saat ketemu Jalan tanjakan berkelok di jalan ditulisi dengan cat bernomor 100 ke arah 200 di situ ada dua cabang satunya jalan kecil di kiri.

Itu saya kira jalan tembus yang ada jalan got air ternyata tembus halaman belakang rumah warga yang ada anjing 🐶 🐕 warna hitam dan coklat siap berkata jorok seperti ini.... asu tenan koe tho bro !!.

Anjing ini membuat aku bergerak cepat turun naik jalan setapak untuk sampai kembali di jalan utama lagi.

Mulai jalan lagi di tikungan ternyata kembali di halaman depan rumah anjing.

Tapi tidak terlihat anjing keluar tetapi sudah siap naik sepeda mengayuh sebisanya sampai di atas tikungan.

Lalu aku mulai terengah engah sendiri campur was was sambil mengatur kondisi badan,jantung berdebar debar, tiada teman hanya terdengar suara angin sepoi meredam panas badan ini.

Karena cuaca lagi mendung serta hujan mulai rintik rintik mendekatkan saya pada langit yang mendung menjadikan aku tidak merasa kepanasan karena begitu dekatnya saya ini dengan langit langit alam raya ini.

Ketemu titik 300.

Dari jalan utama keluar dikit jalan tanah ke kiri ada tanah yang bisa melihat di bawah sana bentangan sungai oyo selopamioro yang menghijau airnya.

Dan ada sawah,rumah  penduduk,jembatan merah sisi samping  begitu indah di pandang mata.

Membuat aku terlena oleh lemah tubuhku habis di kejar anjing 🐕🐶 galak mulai teralihkan oleh suasana foto pemandangan di bawah ini membuat  aku ...... Ya terlena untuk kedua kalinya.


Setelah badan ini terasa nyaman dilanjut Gowes pelan-pelan kadang sepeda dituntun menuju titik 400 ke titik 600.

Dan di sini baru ketemu rumah warga lagi ibu itu lagi bercocok tanam pohon ada tanaman cabe,bayam dan sebagainya.


Dan dari foto di atas yang depannya ada kandang kambing itu aku sempat bertanya sana sini lalu beliau ini melihat air minum ku habis beliau menawarkan air minum.

Hal ini menjadi gambaran para pesepeda lainya bahwa di atas sini tidak ada warung apalagi indom_ret atau bahkan warung untuk ngopi.

Atau sambil santai di tempat yang sepi suara angin pohon meliuk liuk di tambah suara burung berkicau sana sini.

Menjadi gambaran kampung yang asri dan betul betul berada di tempat terasing tetapi setelah di buatkan jalan baru ini.

Hal ini bisa membuat warga setempat untuk bisa mendapatkan penawaran terbaikmu dan hubungan antar desa menjadi mudah dengan adanya kemudahan ini akan memajukan perekonomian.

Sekaligus meningkat taraf hidup yang lebih baik lagi daripada sebelum jalan ini di buat oleh pemerintah setempat.

Saat aku lagi :
*Ada ibu ibu lagi berladang di depan rumahnya.
*Ada ibu lagi menebang batang pohon kering lalu menggotong di taruh di atas kepalanya itu.

*Ada bapak bapak lagi mencari daun pisang kering untuk bungkus gula Jawa buatan istrinya di depan rumahnya itu.

*Ada bapak yang lagi memotong pohon bambu untuk membuat kandang ternaknya menjadi gambaran daerah desa yang terus berkarya dan bekerja.

Tidak saja demi penghasilan rumah tangga tetapi pergerakan itu menjadikan mereka saling adanya keterikatan sesama warga di sini.

Saat menjadi aktifitas yang sehat saat saya di sini juga bersepeda yang sedang menyehatkan badan serta jiwa raga.

Lalu ketemu inspirasi untuk bisa menceritakan ulang ke pembaca blog saya ini.

Toh....saat bertanya jalan keluar jalan yang baru ini hanya di jawab ada di atas itu.

Tetapi ternyata masih saja jalan makadam naik naik turun bukit tiada henti.

Dari titik 600 di depan rumah kambing ini di mulai perubahan titik baru dari A100 menuju titik awal mendekati A300.

Menurut penulis:
Pas di sini di samping jalan cor semen ada lahan berundak yang cukup luas tanpa ada tanaman di tanam lahan kosong tanah coklat di tikungan ini.

Ternyata e ternyata view bisa di temukan di sini cocok untuk bike camp sambil ngopi bareng.

Dan di bawah tebing ini di sana pas di atas jembatan merah yang membuat saya terpesona berlama lama di sini.

Aku....masih saja terkena belum sadar,sadar dari apa !?.

Setelah ini melewati jalan yang kanan kirinya ada pohon bambu yang rimbun.

Setelah itu ada rumah kecil dan besar yang kosong tanpa penghuni jadi seru bila sore-sore atau malam hari lewat jalan sini mas Bro.

Jalan maju sedikit ketemu Bapak yang lagi memotong daun kering pohon pisang katanya untuk bungkus gula Jawa buatannya sendiri.

Katanya lagi sudah ada empat kelompok setelah saya yang melintasi jalan Ini dari tadi pagi.

Menjadi gambaran bawah saya ini barisan terakhir yang merasa penasaran di jalan baru ini.

Setelah dialog usai dengan bapak itu ketemu tanda batu batas dan papan tanda swadaya jalan baru.

Dari  jalan cor semen ini berarti juga jalan finis bagi saya sudah selesai untuk mengakhiri perjalanan lalu menuju jalan utama lagi.

Walau sudah menyelesaikan misi perjalanan yang melelahkan tetapi saya belum sadar ....juga ??.

Setelah ini ..... Lalu ketemu pertigaan jalan aku ke kiri ketemu pertigaan masjid Sholahudin yang di sebelahnya ada warung itu saya berhenti untuk makan minum lagi di situ.

Dari warung ini kalau ke kanan arah Dlingo tapi aku lurus jalan aspal menanjak panjang lalu ketemu Sekolah SD Kanigoro.

Saat itu ada sekelompok pesepeda lagi istirahat di warung kosong mencoba menyapa dan ternyata saya kenal orang orangnya.

Terjadilah dialog anak pit soal ia di salip sekelompok wanita pengguna sepeda lipat yang kuat sampai sini atau banyaknya pesepeda yang sudah mencoba dari tadi pagi ia ceritakan.

Saat ngomongin soal keselamatan bersepeda mereka terfokus pada ....!?
Aku baru sadar dari terlena ku dari tadi.

Ya..... dari tadi kepala ku satunya tertinggal entah di mana menaruhnya. 


Kata teman di situ ... Mas e gowes itu naik turun medan jalannya kok nggak pakai helm !?.

Aku bawa sambil nunjuk tangan ke kepalaku malah orang berempat di situ tertawa terbahak bahak mengejekku.

.... Kui topi bukan helm,yink selorohnya.

Aku ...aku memegang kepala dan.....ambyar tenan pikiran ini merasa sudah tidak sinkron dengan keadaan yang saya bawa menempel di tubuh ku ini.

Sontak badan yang sudah lelah mencoba coba melelahkan lagi untuk berfikir keras.

Aku duduk jongkok sambil berfikir tertinggal helm di mana !!?.

Atau saat di warung,saat di tikungan,saat di kejar anjing menjadi saat tersayat ku untuk mengingat satu persatu.

Lalu sepeda ini mencoba putar balik dan mengingatnya lagi saya mulai berhenti di mana satu persatu di coba di tebak.

Dari empat teman di situ menyarankan untuk di cari dahulu menyusuri jalan tadi.

Lalu mereka ini berempat untuk melanjutkan ke depan sana menuju monumen Mangunan untuk kembali lagi ke jogja dan saya....!?

Mencoba balik lagi ke jalan semula kondisi jalan naik turun walau saat ketemu ibu yang di warung juga menyebut saat pertama berada di warung tadi melihat aku sudah tidak pakai helm.

Aku mencoba kembali ke jalan baru cor semen ini dengan melibas jalan turunan,tikungan dengan sat set pengereman yang pas takaran dan sebelumnya sadel sepeda sudah di turunkan terlebih dahulu.

Hal ini untuk mempermudah keseimbangan badan serta keselamatan di jalan turunan agar terjaga keselamatannya.


Foto di pertigaan warung dan masjid.

Ternyata e ternyata helm sudah di temukan oleh kak Haryani Yani dan mas Shoend sesuai foto di bawah ini.

Mereka ini yang jadi pelaku kloter terakhir lewat jalan baru ini.


Saat melihat helm sudah di kerubung semut.

Helm sempat di kasih tepi jalan dan mau berangkat gowes naik ke tebing di titik 300 merah saat aku posisi turun mendekati mereka ini.

Dan aku menceritakan kronologi saat di kejar anjing terus helmnya lupa ketinggalan itu mereka malah tertawa geli untungnya lagi mereka nggak ketemu anjing saat naik tadi.

 ....... Mereka ini mau ya meneruskan jalan pokok e ngen_tekke jalan semen cor sak ketemu jalan aspal kata mereka ini.

Dan aku sambil mengusap helm mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal.

Aku mulai beranjak tetap arah jalan turun arah selopamioro dengan perasaan ayem tentrem helmnya sudah ketemu.
 
Masih dengan cara pelan tapi pasti sedikit ngepot ngesot jegagik  saat jalan turun tajam tapi tetap aman sampai jalan belum jadi yang ada di bawah sana.


Gambar foto; Ini merupakan peta jalan tembus dari jalan baru Wunut sriharjo yang akan tembus ke jalan SD Kanigoro daerah Mangunan.

Akhir kisah kali ini.

Agak sulit bagi saya mengenai caranya dalam kesiapan bersepeda yang benar benar tepat waktu dan gowes kali ini tujuannya untuk apa bagi saya ini !?.

Soal ini aku bisa bisanya sampai ke tempat ini dan sebenarnya hanya salah brosur ajakan karena yang merasa mengajak malah ke tujuan lain ngak sesuai rencana semula.....!?

Duh,mas koe mok gawe sengsara ku wae kok....hiii 
Teman misterius mulai berubah kata kata .huuu !!

Di lanjut kisahnya.....Ataupun orang orang yang lebih dulu ke sini juga bisa menceritakan sesuai analoginya seperti itu terlihat di postingan media Facebook grup komunitas sepeda jogja.

Mungkin lebih mudahnya saya menjawab kalau di tanya,apa yang bisa saya berikan ke orang lain untuk saat sekarang ini !?.

Saya dari hasil pengembaraan mencari jalan baru kali ini.
Setidaknya yang bisa membuat bermanfaat bagi orang banyak khusus para goweser yang mau ke tempat ini.

Karena dalam bentuk foto,vidio,mapping peta dan tulisan blog ini aku kerahkan untuk banyak orang agar bisa di kenang dari sesuatu yang baru dan lagi viral di suatu tempat tujuan gowes di tanggal 8 Juli 2023.

Ingat satu hal :
Saat kita berada di suatu tempat,kemana akan pergi saat bersepeda bukannya untuk berlomba tetapi memilih menjadi seorang penikmat jalanan.

Walau saat bisa menikmati jalan baru ini saya merasa sudah tobat nggak mau mencoba lagi ;

* Wes pisan Iki bae_lah karena jalan ini mik cerak iku mara i awak bisa jadi nye_krukuk .
Apalagi aturan di sini tidak cocok untuk sepatu klit dan tidak ada warung di sini lho lur !! *

Saya selalu mengikuti berita bila ada tempat baru yang trending,viral ini katanya agar bisa:

" Ben Podo kancane " untuk bisa sampai di atas tebing batu kapur sriharjo ini.

Padahal gowes ku kali ini sebenarnya sudah tidak peduli lagi dengan sebuah pujian bahkan Bulian orang lain.
Karena di saat ini sudah bisa menikmati hidup sebenar benarnya.

Karena sebenarnya saya tidak harus menciptakan seni bersepeda karena bersepeda itu sudah menjadi aktifitas Seni dan inilah saya bisa menghabiskan sisa hidup untuk selalu bersepeda.

Lalu apakah penulis ini merasa hebat dari siapapun.

Karena yang saya banggakan adalah kemampuan sampai sekuat ini sampai jalan baru.

...... Walau sempat hatiku kacau balau tanpa alasan.
Dan saya merasa nyaman lagi setelah ketemu alat tulis,secarik kertas lalu menulis kerangka karangan.

Toh penulis hanya memberi cerita klasik versi penulis dan satu apresiasi ilmu yang terjadi secara nyata sebagai karya tulis untuk kemajuan serta memperkenalkan sebuah

kampung Wunut di mata para pesepeda di Jogja.

Dan sekitarnya agar semua sensasi arti suka bersepeda terus berkobar dalam semangatnya bila setiap bulan ada yang bisa menemukan hal hal baru di tujuan gowes.

Lalu bagi penulis tempat ini di reka ulang agar menjadi cerita utuh kemudian di nikmati dan akhirnya menghibur orang banyak saat membaca blog mata_kayuhanku ini.

Semoga tulisan ini banyak manfaatnya dan bisa panen pahala.

Dan kepada tempat ini bisa memajukan perekonomian warga setelah adanya jalan baru.

Serta adanya interaksi saat banyak pesepeda suka datang dan pergi ke dataran tinggi di sini.

Sedangkan kepada kalian para goweser ini adalah hal yang terbaik penulis berikan dan bisa melakukan apa yang membuat kalian bisa merasa nyaman menuju tempat ini.

Saat katanya orang .... Orang yang bisa menaklukan pikirannya adalah seorang penakluk yang hebat.
Menjadi hebat bukan yang di katakan orang lain tetapi tentang menjadi diri sendiri.

Akhir kata tetaplah menjadi diri sendiri dengan hebat mu dengan gaya mu dengan kepribadian mu dan pemikiran mu.

Kalau misal mau memperbandingkan  bandingkan dirimu yang kemaren dan yang sekarang ini.

Tak salah bila saya bisa aman lancar dan selamat dalam bersepeda ini atas karunia Tuhan yang maha esa.

Untuk bisa menjadi diri sendiri,gowes sendiri yang selalu terlihat kuat dan memeluk luka dalam diam.

Agar tetap bisa tersenyum dan bersyukur jiwa raga menjadi bertahan kuat saat menyelesaikan perjalanan gowes kali ini.

Selesai.

Jogjakarta 
11 Juli 2023.
Cerita;
Blusukan jalan baru Sriharjo Selopamioro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blog Edisi unggulan

Anniversary ride 5 th Jogja pit Ringkes

Aku ingin berubah bersama mereka. Pada awalnya, bersepeda dengan sepeda lipat hanyalah sekadar kesenangan pribadi. Namun, setelah mengenal b...