Rabu, 03 Mei 2017

JOGJA DIENG. Eps ; 02.

Awalnya....!!
Di dikisahkan saat kita merayakan hari ulang tahun seorang teman gowes di kawasan kalasan tercetus ide gowes ke wisata dieng .

Dan dengan moda sepeda besi tuk selanjutnya kita simak di kisah kali ini road to dieng?


Karena secara minat diri saya ada kisah belum usai dalam merangkai kedamaian yang pernah hilang dan ingat ingatan sampai selesai sampai acara jamnas 3 kediri tetap saja belum kesampaian sampai ke dieng.

Dan kini kembali tertarik untuk menjelajahi daerah seputaran dieng dengan menggunakan sepeda.

Dan mungkin lainya di sampingku mantenan gowes juga terusik dengan adanya kisah adanya isyarat alam yang saat itu 

Saat adanya geledek petir menyambar menyambar di sebuah tenda tenda kehidupan manusia yang lagi bersuka ria di dalamnya menikmati camping menjadi tragedi memilukan terkena kilatan petir sore hari.

Ataupun di lingkup kita ini sendiri terhibur menjadi lupa kelelahan ini itu yang tersamar di sebuah cerita klasik yang tidak serius sebagai hiburan di jalanan dari kata jingan dan bajigur.

Seakan akan menjadi viral setelah kita pulang ke jogja lagi karena kita saling mengartikan versi masing masing penyebabnya menjadi ajang pembicaraan kembali antar pesepeda lagi.

Mulai....yuck.
Semenjak di posting pamflet di tanggal 12april2017 status ini menjadi buatan BUALAN sana sini.
Dan bagi mereka yang merasa sanksi atas tujuan gowes kali ini 
Dan saya anggap semua itu perhatian untuk saling mengingatkan atau menyarankan apapun itu.

Serta wajib di hargai pendapatnya karena bisa saja dan bisa jadi.....!!
Dan bila ada celah untuk di cela dalam berproses memilih perjalanan seperti ini itu jamak terjadi *ojok di pikir jero * .

Dan kita serahkan semua itu atas kehendak yang kuasa di atas langit sana.


Dan ibarat mengisi lembaran buku yang kosong ??

Mereka para pesepeda di kiri kananku ini seperti halaman buku yang kosong belum ada cerita indahnya bersepeda berjarak di ruang dan waktunya.

Bila terlihat lebih lama saya asyik asyik saja di keindahan yang terus menerus tak henti membaca setiap Kayuhan mereka untuk meracuni niatan atau bertahan melaju ke depan sana.

Saat dekat sekali saya bisa melihat raut mukanya atas kegelisahan di jalanan seperti yang ia rasakan.

Dan menafsir perkata kata yang narsis bila ada status aneh di media sosial agar kita kelihatan tetap aman serta tak merepotkan yang memantau di seberang kota jogja sana.

Karena aku tak pernah bosan bersama sama ke empat mantenan hebat dan pertanggung jalanan di depan belakang dan sampingku ini.

Karena ku tau akan selalu ada hal baru dalam setiap kisah perjalanan yang tidak saya temukan di kisah kisah gowes sebelumnya.

Saat ada celah untuk di cela ?
Inilah caraku seperti ini berirama mengalir menuju kelengkapan touring.

Atau kelengkapan baru bersepeda  atau tidak memilih keduanya itu terserah  kepada pemakainya.

Karena celah untuk di cela terlihat  kurang persiapan perlengkapan savety dan kurang enak di lihat hiasan sepedanya menurut cara pandangan.

Jadi gini saja !?
Dan mungkin kita kapan kapan gowes bareng saja dulu mengikuti irama sepeda modern itu bisa jadi ada eror di sepeda.

Lalu !!
Karena mainan sepedaku sederhana itu dan mudah di servis serta tau setelahnya di kecepatan gir uk 3x6 itu ternyata tetap meteges sepeda dan orangnya sampai pulang pergi ke jogja lagi.

Atau mungkin tak dikisahkan karena sepeda ini itu ada yang lebih ringan di kelompok ini atau apapun seakan membuat kita berbeda satu sama lainya seakan..!! 

Menjadi Titik....!!!
Waduh malah di sensor .
Segini saja !?
Ndak kena kartu merah saya nantinya.


Gowes lagi.....Bro.
Sebuah command ajakan di media facebook !?
Tertulis seperti ini ;

A _ : ikut sekali kali lek ben marem le gowes.
B _ : Tersenyum saat ada ajakan gowes.
A _ :Tanggal 22_23_24 april 2017.
Tikum di mcd jombor jam 07.00 wib.
Tujuan;
Dari jogja _dieng _pp.
B _  ; Aduhhh jauhnya.

Memulai kisah gowesnya.
Karena baru bisa dari rumah jam 8:30 pagi menjadi niatan menyusul mereka itu 

Akan tetapi malah mereka masih menuju arah utara menuju candi mendut dan lagi kebaikan ban bocor dua kali.

Sedangkan saya sudah lebih dulu lebih jauh karena blusukan dari pol bus Ramayana ke arah barat menuju candi Borobudur lalu ke arah jalan km 2 di mesjid al ikhlas salaman.

Sambil pelan pelan mengayuh sambil menunggu mereka saya apalagi sudah 2jam menunggu  sehingga bersepeda sudah sampai dekat pintu masuk Bukit Rhema itu.

Selanjutnya mulai gerimis untuk mampir di warung sambil menunggu mereka.
Dan setelah makan siang serta barisan ini lengkap kita menuju ke;

Pertigaan Ngepil arah ngleco,alun alun sapuran,kretek dan berakhir di kampung kauman kidul wonosobo di jam 24.30 untuk istirahat pagi hari.

Saat kami nginap di rumah teman lalu paginya kita bangun pagi terasa pulas tidurnya kita ini.

Dan menjelang siang menuju bengkel sepeda di jam 9.30 waktu ganti ban dalam serta rantai putus dari perjalanan semalem itu ataupun menyetel rem sepedanya masing masing di bengkel itu.

Selanjutnya mulai menanjak di jam 12.00 -19.30 waktu sampai ke destinasi finish di wisata Dieng.

Foto di indomeret untuk istirahat.

Mampir gardu pandang Tieng ?
Coba tebak bila di lihat dari bawah terasa ngilu leher ini terasa ngaluk ngaluk tanjakannya menuju lokasi di ketinggian +/1789 Dpl.

Nah.....!!
Dan inilah kisah bersama orang orang hebat,tangguh dan saling kerjasama bertahan dari medan yang tetap menanjak,hujan deras di sertai petir di gelapnya malam dengan rasa perih,letih dan kepasrahan kepada kehendak niatan yang baik kita ini.

Dan juga atas nama yang ada di langit Sana menjadi Penyebut yang terbaik untuk penyelamat di kondisi saat  seperti itu.

Foto ; Di puncak bukit Tieng Wonosobo.

Lalu....!!
Apakah harus menyalahi diri sendiri bila derita itu datang karena di diniati apapun kondisinya seperti itu.

Mungkin kita salah memilih tujuan kali ini tapi ini adalah pilihan bukan untuk di sesali.

Bila akhirnya berbonus bisa merasakan ada pemanas tubuh dan makanan khas daerah yaitu mie ongklok plus wedang teh jae yang panas itu.

Seakan menyegarkan raga sementara ini di gardu pandang Tieng wonosobo.
Bila rasa ini hadir di passs waktunya ada tersedia yang panas panas seperti ini.

Dan ingin rasanya ingin bersyukur bisa sesuai harapan adalah kata Alhamdullilah_seakan kata yang indah untuk saat itu bisa terkabulkan untuk bisa melewati tanjakan ini.

Dan....!!
Rasanya pingin bisa ada beribu bintang menerangi kayuhan kali ini.
Saat malam mulai gelap gulita tertutup mendung dan sesekali berhenti memandang ke depan sana sesekali.

Atau melihat alur cahaya mobil seakan menggulir ulir cahaya seperti menanjak atau mendatar menjadi bahan hiburan di malam ini.

Dan tak seperti gowes malam kemaren.
Walau cahaya sepeda tetap menyala hanya sempat untuk mengusik angin yang sewaktu waktu menjalin tubuh ini.

Atau desiran irama dedaunan pohon di pinggir jalanan ini yang mulai jahil menelisik di telinga menambah malam kian seram dan genit genit menakuti.

........Malam ini tak seperti rasa ngeteh malam kemaren.......

Bila ada seteguk air hangat....!! 
Walau habis menghangatkan dengan air hangat....!!

Tetapi tetap saja kembali dingin lagi ....duh.
Dan menyela sesaat sambil istirahat tetapi tetap saja ingin bersegera melaju di bukit ke bukit lainnya yang sepi tanpa sorot lampu jalanan utama di kiri kanan di saat itu.

Ataupun....!!
Cobalah mengerti kondisi saya mulai ingin menjerit dalam gelap seperti itu.

Bisa di gambarkan dari suasana sepi hanya suara langit yang terasa dekat berjarak satu setengah meter saja denganku saat itu.

Atau hanya kabut kabut itu sempat bersuara mau menggelitik niatan agar bisa maju ke depan sana.

Maka saya akan tau seberapa kecilnya kita ini di sini jauh dari kehidupan yang normal.

Saat ....!!
Saat sendiri mereka mantenan ini masih tersebar di sana sini.
Saat sendiri mereka masih ambil gambar foto.
Saat keraguan dan kesombongan itu ada saat ini.
Maka simpanlah baik baik untuk diri sendiri saja.

Karena kita ini salah mengambil keputusan dan jalan bersepeda bukan keputusan Asahan apalagi keraguan dalam menyelesaikan akhir gowes kali ini.

Mungkin akan terjerembab oleh rasa lelah,takut dan kesangsian untuk celaka yang amat sangat yang akan merugikan kita bila sudah kehilangan konsentrasi.

Nah...Bro.
Setelah dari bukit Tieng kita sudah terselimuti oleh sayup sayup terdengar mengadu oleh jalan yang mulai gelap dan sepi....nah.

Saya merenung seperti ini _
Aku ciuman rasa bau badanku mbak bau terasi kini bertambah oleh suara kabut berdasar pelan dalam dekapan.
Lalu dinginnya di sekujur tubuh mengusik Kayuhan.

Simpan tangis ....!!
Ada kelukaan kali ini dan duka meletih ini karena ini tidak sia sia apalagi sudah tak bisa bicara tetapi harus tetap terjaga untuk bisa sadar membelalakkan mata ini.

Saat sebuah kata terucap oleh orang yang tertemui itu di gardu pandang itu...!!

Dan ia mulai berucap nyllekit nyinyir seperti ini !?
Kok Iso isone NGEPIT adoh adoh dan nanjak seperti ini koyo wong susah .....lalu bbla Blaaaa !!?

Hanya....!!
Haruskah kita diam atau beranjak pergi dengan tanya itu dari keraguan mengartikan tanya itu ??

Seperti hari ini adalah esok yang kamu khawatirkan di hari kemaren.

Karena yang kita cari justru kisah pelajaran nya dengan kondisi seperti ini.

Dan dari alam sekitarnya yang tidak kita dapatkan kisahnya di sekeliling rumah atau saat bersekolah.

Sampai Dieng.....Bro.
Setelah dari gardu pandang Tieng terlihat mobil ambulan beradu cepat ke arah atas menuju wisata Dieng saling nyusul menyusul......Ada apa ini !!?

Lalu....!!
Setelah 8jam perjalanan sampailah  di tujuan akhir di destinasi tulisan wisata Deng.

Dan tempat berhenti untuk menghela nafas sesaat.
Lalu melanjutkan perjalanan panjang esok harinya ke arah jogja lagi.

Sesampainya di Dieng kita sempatkan makan malam dan mencari tempat istirahat malam hari di seputaran arah wisata cikidang.


Saat waktu tertunjuk di jam 24.15 menit waktu bergumul pancal selimut dengan kasur empuk di sebuah penginapan rumah warga sekitar sudah kita dapat.

Lalu paginya bangun jam 6;30 waktu ribut ribet ngatur tas panier ke atas sepeda lagi yang harus sabar dan teliti meletakkan satu persatu.

Lalu di lanjut wisata gowes ke candi candi yang terdekat dan tak lupa foto di logo "Dieng".
Setelah menunjuk di jam 11.00 - 13,30 waktu kita bisa turun cepat ke bawah sana ke arah kota wonosobo dengan aman,lancar dan terkendali.

Saat sebuah lagu dari grup God Bless mengalun di earphone telinga ini seperti syairnya mengurai kata ;

.......seperti tiada yang di meresahkan dan di kegelisahan kecuali di hayati secara syahdu bersama ohh ooo selamanya...selamanya.

Pulang jogja....broo.
Kita dari wonosobo lewat jalur berbeda mulai dari pertigaan Kleco lurus menuju alun alun purworejo.wates dan kembali ke jogja lagi.

Saat seharian ini...!!
Di mulai panas terik matahari di atas bukit yang terbuka dan sungai yang luas membentang juga tetap memanaskan rasa di tubuh ini.

Seakan dahaga tetap saja mengusik lamunanku saat ada berita lama itu lagi.

Dan sepertinya ngak ada berita lain di kisah kisah guyonan di perjalanan kembali terurai lagi siang ini.

Lagi lagi yang bisa mengundang iba dari sebuah kata bajigur di awal cerita di atas tadi.

Karena alat sepedanya di genjot pedal_nya di tengah as patah celoteh teman di sampingku.

Duh error lagi !!
Ini hanya menceritakan hiasan hiasan sepeda modern yang sulit di servis lagi ... nah.

Atau harus memanggil tenaga terampil dari bengkel sepeda di malam itu ....duh.
Atau di saat hari mulai mengurai kegelisahan menjadi petang lagi di hari itu !?

Tapi ini milik mantenan kita di perjalanan ini.
Dan kita harus rela menunggu tanpa beranjak dengan tanya ini itu lagi tentang apa itu bajingan dan bajigur !?

Karena menunggu di petang hari yang mulai menggelapkan hari ini juga bisa di kenang untuk kenangan kelak saat kita berpisah setelah kali ini.

Seperti awal dan akhir pada hari itu
Di Hari sabtu : 
Dari Jogja _muntilan_sapuran _wonosobo.
Hari minggu ;
Dari Wonosobo_Dieng.
Hari senin;
Dieng_wonosobo_purworejo_wates_Jogja.

Foto ; Di wisata Dieng.

Finish Jogja.
Menjadi sebuah akhir perjalanan sampai jogja jam 23.30 waktu kita bisa evaluasi perjalanan di sebuah angkringan.

Saat bisa bersama penjemput yang berkenan hadir di malam itu sampai jam 01;30 tuk sampai rumah di Jogja lagi.
Setelah 3 hari 2 malam telah real goes selama 19 jam 21 menit ini.

Dan sudah menempuh jarak pulang pergi sejauh sejauh 285 km.
Di saat sebuah ajakan bermula dari guyonan kini menjadi akhir yang indah seperti awalnya yaitu ; 

Di sebuah ajakan di hari ulang Tahun seorang teman sepeda lalu kita gocekan berniat saja.
Dan ajakan lagi di share di media facebook yang berkata !??
Yuk, sekali kali Lek ben Marem Le gowes maneh .....tapi kini sudah terjadi nyata.

Akhir kata.
Sudah cukup ini saja berkisah mengartikan kata bajigur dan jaringan kata yang lain kali ini.

Dan yang masih mengambang dalam menemukan arti menurut kita di perjalanan kali ini.

Atau untuk kita ini bisa bersyukur serta bisa di beri kemudahan dan kekuatan.
Dan dengan merayakan secara maksimal menjadi itulah kekuatan kita ini bersepeda.

Serta saya tidak ada istilah terpaksa untuk kecewa sedikitpun dalam menikmati perjalanan untuk kali ini.
Dalam hal apapun itu 

Selesai.
Maka inilah karya tulisan saya untuk menginspirasi dan berbagi pengalaman dengan pesepeda lainnya.
Telah dicontohkan seperti itu adanya.
                         
Spesial momen untuk ;
Mas klantong.
Mas galang.
Mas emier. 
Mas ikwan

Dan ucapan terima kasih kepada para penyemangat di manapun berada yang begit.... antusias memberi dukungan di media sosial.

Serta segala Doa mereka sehingga kita bisa kembali ke jogja lagi dengan aman lancar dan semoga kesehatan lelah ini cepat membaik.

Salam damai dalam lindungan Allah SWT .
Amin.

Penulis.


Blog Edisi unggulan

Anniversary ride 5 th Jogja pit Ringkes

Aku ingin berubah bersama mereka. Pada awalnya, bersepeda dengan sepeda lipat hanyalah sekadar kesenangan pribadi. Namun, setelah mengenal b...