Selasa, 30 Agustus 2016

Aku,Kamu dan Fedjo..


Aku,Kamu dan Fedjo..

Setelah melewati ujian di berbagai bentuk sepeda dan jenisnya sudah pernah dicoba .
Dan inilah pertama kali saya bisa teracuni oleh.....!!!.
Dan dengan caraku kini saatnya mencoba dengan sepeda besi yang katanya federal.

Dari apa yang mereka pakai kala itu terlihat di warung ijo pakem kaliurang itu .
Saat berujung tuk mendekat beberapa kali untuk datang ke titik kumpul lalu mulai keranjingan dengan caranya bersepeda.



Walau jujur saat itu saya belum memakai sepeda federal saat itu ....!!?
Tapi bertoleransi ke aksi kegiatan begitu saja mengalir menjadi anak selo sak selanya .

Karena bersepeda bukan sekedar datang ngumpul dan di kayuh saja untuk cari keringat tetapi di dalamnya ada cerita seninya berkomunikasi, kerjasama dan kumpul baReng dan seterusnya.

Lalu pertemuan itu mereka menyebut dengan nama Tunjukkan federal mu ( TF )
Yaitu caranya sekedar bersepeda jarak dekat di seputaran jogja dan sekitarnya untuk nguri nguri atau mengurai uraikan kebudayaan dan ke imajiner kota jogja lalu sekedar kulineran di sudut kota jogja.

Seakan.

Dan menjadi agenda .....!!?
Lalu setiap kali titik kumpul di 3 tempat menjadi biasa karena terbiasa di area ;

1,Kumbo di selatan tugu jogja.
2,Pusat kota Jogja Km 0.
3,Di salon lucas timur pertigaan janti.
Seakan menjadi cara yang mudah bila ketemuan nantinya.

Atau tentang Federal minggat ( FM )Yaitu bersepeda berjarak yang di lakukan personal atau rombongan atas nama federal atau ada yang berkelompok karena agenda atau event tertentu selama 2 hari atau lebih sesuai aturan yang di sepakati bersama.

Aku,Kamu dan Fedjo..

Dan hikmahnya dalam perjalanan jauh itu untuk kepentingan serta saling mengingatkan sesama anggota komunitas bahwa Aku,Kamu dan Federal Jogja adalah cerita untuk masa depan atas kebersamaan kita saat ini dan nantinya.

Federal Jogja

Mengapa.....!!?.

Bila bersepeda itu kau alami dulu dan kemudian di ceritakan maka begitu kecilnya kamu dan lemah di luar sana tanpa kebersamaan dalam menghadapi rintangan karena setiap saat ada saja yang mengintai mu dengan bahaya.
Karena pilihan untuk bergerak maju itu ada .....!?


Lalu kata si korban ..... Itu menjadi gambaran bahwa ia mulai keracunan dan wabah itu berlanjut sejak kau bentuk menjadi cah federal....nah Khan !!.

Atau sejak si korban bisa bersama sama bisa di latih minggat berjarak sampai bisa merasakan curamnya tanjakan dan turunan itu di jalani seperti ;

1,Bukit cino mati.
2,Tanjakan cemoro sewu tawangmangu.
3.Tanjakan Kaliurang maupun bukit mangunan.
Seakan menjadi biasa dari kisah perihnya rona kisah klasik di sisa hidup kata si korban saat sudah keracunan sepeda federal itu.

Bahkan menjadi sepedanya sampai saat ini penuh rasa nganu !! yang luar biasa semangatnya sampai saat yang belum pasti kapan harus berhenti bersepeda dengan sepeda besi.

Dan...!!.

Dan terima kasih kepada kebaikan ke alam lingkungan agama dan bisa bertemu dengan orang orang berpendidikan tinggi yang bisa di contoh kepintarannya itu serta bersemangat dan bersepeda seperti anda sobat federal Jogja.



Cerita sepeda federal dan jejak kebersamaan.

Di sebuah kota yang kaya akan tradisi dan seni, seperti Jogja, ada satu komunitas yang menyatukan para penggemar sepeda dalam perjalanan yang lebih dari sekadar olahraga. Komunitas ini dikenal dengan nama Federal Jogja, dan mereka memiliki cara unik untuk merayakan kecintaan mereka terhadap sepeda, terutama sepeda merk Federal yang memiliki ciri khas tersendiri.

Semua dimulai ketika penulis, seorang penggemar sepeda, memutuskan untuk menjelajahi berbagai jenis sepeda. Ia telah mencoba berbagai macam sepeda dari yang modern hingga yang klasik, namun ada sesuatu yang membuatnya tertarik dengan sepeda Federal—sebuah jenis sepeda besi yang tampaknya membawa aura nostalgia dan keunikan tersendiri.

Keterarikan ini semakin dalam ketika penulis melihat kelompok bersepeda di sebuah warung di Pakem, Kaliurang. Para pengendara sepeda ini tampak begitu antusias dan terampil, memancarkan semangat yang membuat penulis penasaran. Meski pada saat itu ia belum memiliki sepeda Federal, penulis merasa tertarik untuk bergabung dan mulai mengeksplorasi dunia baru ini.

Bersepeda bersama komunitas Federal Jogja menjadi lebih dari sekadar aktivitas fisik. Ini adalah pengalaman yang melibatkan seni berkomunikasi, kerjasama, dan kebersamaan. Komunitas ini memiliki beberapa kegiatan khas, salah satunya adalah "Tunjukkan Federal Mu" (TF), sebuah acara bersepeda jarak dekat di sekitar Jogja. Kegiatan ini tidak hanya menjelajahi keindahan kota dan kuliner lokal, tetapi juga merayakan dan memelihara kebudayaan serta imajinasi lokal.

Pusat dari kegiatan ini adalah tiga lokasi ikonik di Jogja:

1.Kumbo sebuah tempat di selatan Tugu Jogja, menjadi titik pertemuan pertama yang khas. 
2.Pusat kota Jogja Km 0  yang merupakan simbol pusat kota dan tempat di mana segala sesuatu diukur. 
3.Salon Lucas ada di timur pertigaan Janti, yang dikenal sebagai tempat pertemuan selanjutnya.

Ketiga lokasi ini menjadi titik pertemuan rutin bagi anggota komunitas. Namun, ada juga kegiatan yang lebih menantang, dikenal dengan "Federal Minggat" (FM), di mana anggota bersepeda untuk jarak jauh, sering kali dalam kelompok, dan kadang-kadang selama dua hari atau lebih. Kegiatan ini menuntut komitmen dan semangat, tetapi juga memberikan pengalaman yang tak terlupakan dan mempererat ikatan di antara para anggotanya.

Penulis menggambarkan bagaimana kehadiran dan pengalaman bersepeda ini memengaruhi dirinya secara mendalam. Dulu, sepeda Federal hanya sebuah objek yang menarik. Namun, seiring waktu, sepeda tersebut menjadi simbol perjalanan pribadi dan komunitas, membawa makna lebih dari sekadar alat transportasi.

Sepeda Federal ini ternyata menjadi jembatan menuju pengalaman dan pembelajaran baru. Melalui kegiatan bersepeda, penulis belajar tentang kesabaran, keterampilan beradaptasi, dan arti sejati dari kebersamaan. Ia juga menyadari bahwa bersepeda adalah tentang lebih dari sekadar mencapai tujuan akhir, tetapi juga tentang menikmati proses dan perjalanan itu sendiri.

Selain itu, penulis mencatat bagaimana setiap kali bersepeda, ada hadiah tak terduga—baik itu barang, kaos, atau souvenir yang memperkaya pengalaman bersepeda. Semua ini menunjukkan bahwa hobi ini memberikan lebih dari sekadar manfaat fisik; ia juga menawarkan kenangan berharga dan rasa pencapaian yang mendalam.

Namun, perjalanan ini tidak tanpa tantangan. Ada rintangan dan guyonan antar anggota komunitas yang membuat setiap perjalanan menjadi lebih berarti. Kegiatan ini mengajarkan penulis tentang pentingnya kebersamaan dalam menghadapi berbagai rintangan dan bagaimana sebuah komunitas dapat memberikan dukungan dan semangat yang tak ternilai harganya.

Dalam perjalanan ini, penulis juga menghadapi tantangan pribadi soal kepentingan dan kepercayaan antar penganut sepeda !?
Tetapi semua itu membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih baik sampai sekarang masih tumbuh kembang untuk bersepeda.

Setiap jalanan tanjakan dan turunan di jalur sepeda—seperti Bukit Cino Mati dan Tanjakan Cemoro Sewu Tawangmangu—menjadi simbol perjuangan dan pencapaian.

Akhir kisah.

Bagi penulis menyadari bahwa bersepeda bukan hanya tentang fisik, tetapi tentang bagaimana kita meresapi setiap momen, belajar dari pengalaman, dan berbagi dengan orang lain. Komunitas Federal Jogja, dengan segala keunikannya, telah mengajarkan penulis bahwa kebersamaan dan passion dapat membentuk cerita hidup yang penuh makna.

Cerita ini adalah pernyataan si korban keracunan dan dari perjalanan panjang yang dimulai dari ketertarikan pada sepeda Federal dan berkembang menjadi sebuah perjalanan yang penuh dengan kebersamaan, pembelajaran, dan pencapaian.

Dan meskipun setiap perjalanan mungkin memiliki tantangan, keindahan dari proses tersebut adalah apa yang membuatnya layak dijalani kembali dan itu berpulang kepada diri sendiri _ kamu sekarang masih bersama untuk bersepeda atau tidak,itu saja !!?.

Selesai.
Penulis ; iyink ws. 
Judul ; Aku,Kamu dan Fedjo..

Kamis, 25 Agustus 2016

SELOPAMIORO .

Selopamioro: Jembatan Gantung yang Menjadi Kenangan

Di sebuah desa yang terletak di kawasan selatan Yogyakarta, tepatnya di Kecamatan Imogiri, ada sebuah wisata alam yang penuh kisah. Wisata ini tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga sejarah yang menghubungkan masa lalu dan masa kini. Jembatan Gantung Selopamioro, yang dibangun pada tahun 2004, kini tinggal kenangan setelah diterjang banjir yang membawa jembatan tersebut terbawa arus Sungai Oyo.


Sungai Oyo yang dulu menjadi tempat beraktivitas warga sekitar, kini menjadi saksi bisu dari banyaknya kenangan. Salah satunya adalah momen-momen seru yang tercipta di sekitar jembatan gantung Selopamioro. Sebuah rencana biasa yang dimulai dari minat bersama, menikmati alam melalui bersepeda, memancing, dan camping di lokasi yang sangat memesona ini. Pemandangan alam dengan sawah terasering yang menghijau, tebing-tebing tinggi, serta batu-batu besar tersebar di sekitar area ini membuat siapa saja yang datang merasa terpesona.


                     


Tak hanya itu, wisata ini sering menjadi ajang selfie bagi para pecinta alam, terutama ketika mereka berjalan-jalan di sekitar tebing dan sungai. Perjalanan menuju lokasi ini pun cukup seru, dimulai dari Kota Jogja, melewati daerah Bantul, dan berlanjut ke arah Imogiri bagian timur. Semua itu membawa para wisatawan ke Desa Sriharjo dan Desa Selopamioro, yang menjadi tujuan populer untuk bersepeda menuju jembatan gantung Selopamioro.

  









Jembatan gantung yang panjangnya mencapai 70 meter ini hanya cukup dilalui oleh satu sepeda saja, dengan lebar sekitar dua meter. Keindahan dari jembatan ini terlihat jelas dari bawah, dengan suasana yang sangat khas, menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang datang. Di sisi lain, jembatan ini juga menjadi sarana transportasi penting bagi warga setempat, menghubungkan Desa Selopamioro dan Desa Sriharjo.

Kisah ini berlanjut ketika sekelompok teman datang pada suatu sore, berencana untuk memancing di Sungai Oyo. Namun, karena air sungai yang keruh akibat hujan deras, mereka tidak berhasil menangkap ikan. Meskipun begitu, mereka tetap menikmati momen dengan berfoto dan bercanda di bawah jembatan, sambil menunggu malam tiba. Suasana malam yang semakin kelam ditambah suara ayam hutan yang memecah keheningan, memberikan nuansa magis di tempat ini. Bulan separuh muncul malu-malu, menyinari area di bawah jembatan, membuat suasana semakin terasa istimewa.

Namun, rencana untuk mendirikan tenda pada malam itu harus tertunda karena hujan lebat. Mereka akhirnya memutuskan untuk berkemah di sebuah rumah parkir yang kosong, menyebarkan tenda dan menikmati malam yang berbeda. Walaupun suasana berubah, kisah berkemah dan berkumpul di sini menjadi kenangan yang tidak terlupakan.

Jembatan Selopamioro memang sudah tidak ada lagi, tapi kenangan yang tercipta di sekitar sungai dan jembatan itu tetap hidup. Banyak cerita yang berkembang dari pengalaman bersepeda, memancing, hingga berkemah. Kisah ini menjadi bagian dari sejarah kecil yang terus dikenang, meskipun lingkungan di sekitarnya semakin berubah.

Pemandangan alam yang elok di sekitar lokasi ini tetap menarik para wisatawan, terutama para pencinta alam yang ingin menikmati sensasi petualangan di alam terbuka. Bagi mereka, Selopamioro tetap menjadi destinasi yang tak bisa terlupakan.

Dan demikianlah kisah tentang jembatan gantung Selopamioro yang kini tinggal kenangan, tetapi meninggalkan banyak cerita indah bagi mereka yang pernah merasakannya.


Senin, 22 Agustus 2016

SOLORAYA.

Disaat tikum di timur Janti jogja pada hari sabtu di bulan agustusini termulai dengan rencana denga manteman yang imut dan lucu sejauh 120 x 2 km.
Saat sebuah lagu wajib di dengarkan sebagai tanda memasuki kota solo maka terinspirasi lagu Bengawan Solo.

Saat menjadi kisah menurut logika dan logistik yang mampu menyelamatkan rasa yang kemudian menjadi logis menurut daya pikir penulisnya agar bisa selamat di jalanan dan pulang membawa kenangan.

RENCANA.
Dari jogja star menuju pabrik gula Gondang winangun,mesjid gedhe klaten,mesjid gedhe surakarta,kraton surakarta,pasar klewer,taman sriwedanidi outlet sepeda,alunalun klaten dan finish di jogja.


Ada kisah seru di tiga kali ban bocor di perjalanan kali ini  menjadi kisah kita mengartikan .
Bisa untuk istirahat lebih lama saat lainya sibuk mengganti ban menjadi tontonan ke 23 rekan goes fedjo ini saling bercanda\
Dan goes lagi seperti menyemut dari dan ke timur kota jogja.

MULAI.
Riwayatmu kini di sedari dulu tetap suka bersepeda federal menjadi pilihan yang tak kenal musim,Tak seberapa niatmu kini meluap sampai jauh.

Mata airmu dari jogja solo mengalir sampai jauh terkurung waktu sampai malam hari menjadi gambaran merasa MERDEKA di hari kemerdekaan RI ke 70 tahun ini di isi dengan cara kami untuk tidak di batasi ruang gerak dan waktunya minggat
Saat kita menginginkan sesuatu karena ingin melakukan dan bukan harus _??.

DAN.
Wes suwe kangen sek tak rasakke ,rasane koyo ngene ngenteni kowe soko esok dewe jam 06,15 wib.
Wes  suwe rasane kangen bali ngenteni bali karo kowe rung jedul sak bengine  wektu jam 23,00 wib.
Rasane kangen waktu bukane wektu iku nganti delikan wayah bengi nunggu awakmu mergo sikilmu kram kanthi kanthi ngango minyak gosok jok kowe ngucap ora popo ,Terus lanjut nyepedane....?

Lan liyane ngrungkepi sak wayah jaman disik ono kene kenangan mulih bareng soko goes cemoro sewu nganti lali mulih nek wes podo ngumpul ngene iki nek alun alun klaten ing lingsir wengi.

Cemoro sewu wes tahunan tahun awakmu kelingan tapi wes lali kesele tok elingke karo critamu biyen lan saiki sanajan koyo wektu sak dalanan koyo saiki iki.

TUH.
Terimakasih manteman fedjo yang telah menemani acaranya bagoes ba,so yang selalu visioner ini menjadi terlaksana dengan MERDEKA di jalanan terlewati .

Walau ada kisah pilu kita dengar dari jauh melalui media time line bahwa acara di jogja telah memerdekakan moto mesin gedhe MOGEnmengurai jalan di jogja mengakibatkan .....Tit ?.

Dan semoga ini menjadi penafsiran pembanding kita yang juga masih di jalan menuju kembali ke Jogja ini untuk bisa tertip di jalanan dari apapun itu

Untuk tersemuakan penyuka jalanan dengan cara berbeda tapi tetap bisa Merdeka di hari bersejarah kali ini.

Menjadi aghir tuk sampai kembali di jogja di jam 24,00 dengan nikmat aman serta lancar raga sampai di rumah masing masing .

Salam jalan raya untuk selalu tertip bersepeda.

... . .

**Perjalanan Merdeka di Jalur Sepeda: Dari Jogja ke Solo dan Kembali**

Pada hari Sabtu di bulan Agustus ini, kami memulai petualangan bersepeda yang tak terlupakan dari Jogja menuju Solo dan kembali. Rencana perjalanan kami dirancang dengan penuh semangat dan melibatkan perjalanan sejauh 240 km, ditempuh dengan sepeda bersama teman-teman yang imut dan lucu. Setiap elemen perjalanan kami diatur dengan hati-hati, dimulai dari titik awal di Jogja dan berakhir kembali di kota yang sama.

**Rencana Perjalanan**

Kami memulai perjalanan dari Jogja, dengan tujuan pertama menuju Pabrik Gula Gondang Winangun di Klaten. Selanjutnya, kami melanjutkan perjalanan menuju Masjid Agung Klaten, Masjid Agung Surakarta, dan Kraton Surakarta. Setelah itu, kami mengunjungi Pasar Klewer dan Taman Sriwedani, sebelum akhirnya menuju outlet sepeda di Klaten. Kami menutup perjalanan dengan mengunjungi Alun-Alun Klaten sebelum kembali ke Jogja.

Selama perjalanan, kami mengalami tiga kali ban bocor yang menambah keseruan. Setiap kali ban bocor menjadi momen istirahat yang panjang, sementara teman-teman lain sibuk mengganti ban. Momen-momen ini menjadi bahan candaan di antara kami, menambah keakraban dan kebersamaan di antara 23 rekan kami dalam perjalanan ini.

**Kisah Seru di Jalan**

Bersepeda dari Jogja ke Solo dan kembali merupakan pengalaman yang mengesankan. Momen-momen ban bocor menjadi kenangan lucu dan tak terlupakan, sementara perjalanan panjang yang kami tempuh membuat kami semakin akrab satu sama lain. Pada saat-saat seperti ini, kebersamaan dan kekompakan menjadi lebih penting daripada jarak yang harus ditempuh.

Kami merasa sangat merdeka, terutama saat melewati pemandangan indah di sepanjang perjalanan dan merasakan kebebasan yang ditawarkan oleh sepeda. Selama perjalanan, kami juga mendengarkan lagu "Bengawan Solo" yang menjadi pengingat akan keindahan Solo dan menambah semangat kami.

**Refleksi dan Kesimpulan**

Sebagai penutup perjalanan, kami mengingat kembali betapa pentingnya pengalaman ini bagi kami. Rasa merdeka yang kami rasakan di hari kemerdekaan RI ke-70 ini, meski bukan tanpa tantangan, memberikan kebanggaan tersendiri. Kami menyadari bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang menempuh jarak, tetapi juga tentang menciptakan kenangan dan merayakan kebersamaan.

Terima kasih kepada teman-teman Fedjo yang telah menemani perjalanan ini dan membuat acara bersepeda kami menjadi sukses. Meskipun ada beberapa tantangan yang harus kami hadapi, perjalanan ini memberikan pengalaman berharga dan kenangan yang akan kami simpan selamanya. Semoga perjalanan ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus bersepeda dan merayakan kebebasan di jalanan.

Kami pulang ke Jogja dengan selamat pada pukul 24.00 WIB, dengan perasaan puas dan penuh kebanggaan. Kami berharap bahwa pengalaman ini dapat menjadi referensi bagi perjalanan-perjalanan berikutnya, dengan tetap memperhatikan keselamatan dan ketertiban di jalan.

Salam jalan raya dan selamat bersepeda!

Sabtu, 20 Agustus 2016

Bike to work Jogja.

Mungkin ini bernada ajakan kepada para pesepeda di Jogja untuk temu kangen.

Saat di perjumpaan di sebuah keinginan menduduki dan merebut kembali bunderan UGM karena telah lama menghilang tanpa jejak.

Kini atau nantinya ada tempat untuk berbagi kisah bersama lagi dan bisa bareng gowes sore sore tuk membuka kenangan lama menjadi baru lagi di hari Rabu sore.



Bahwa bike to work jogja masih aktif !!!

Untuk sekalian menambah teman baru lagi ataupun tambah menggiatkan sepak terjang penggowes bike to work yang sedikit klik aktifitasnya saat ini.


Mungkin pertemuan kecil ini bisa menginpirasi penyuka dengan hasil program barunya lagi.

Yach namanya baru rencana itu membutuhkan proses kebersamaan lagi di semua penggiatnya dan tulisan ini menjadi ajang penggerak baru dari sebuah ajakan saja.

Hanya kerelaan tuk mengajak kembali datang !!

Atau kita tunggu di setiap hari Rabu Gaooool sore hari di bunderan Ugm pada jam 16.15 wib.

Dan kita bisa ngobrol ngobrol tentang apa saja.

Dan merencanakan kegiatan baru di bike to work jogja itu lagi dan lagi.

Mari kita rebut bunderan UGM dan kembali beradu kembali dengan kenangan baru bersama pesepeda Jogja dan sekitarnya.

Salam jumpa nanti sore !!?.

Dan salam kring kring 
Salam lestari.
@cus2019.

JURANG JERO


GERAKAN MERAPI HIJAU #3.

Rasanya gowes bike alone pagi ini terasa kurang sreg di arah posisi yang tertuju dan jejak nya hanya     bisa wani wani_an menjalaninya.

 Saat bertanya  tanya beberapa kali karena ndak berani keblasuk untuk   menemukan jalan keluar dari masalah kali ini.

Seakan wathon kesel kempol dan lambe  bertanya ke orang di jalanan menuju lokasi yang tertuju.

 
Dimulai dari tugu jogja ke utara arah jalur ke pulau watu gunung merapi ke kiri ke arah Turi di agro wisata buah salak mulai menanjak tipis tipis.

Lalu sampai 1/3 kiri ke pasar Balerante menemukan arah tanjakan dan menemukan tower antena ke kiri arah pasar jumoyo kanan arah gardu pandang.


Tujuan gowes kali ini di acara GERAKAN MERAPI HIJAU #3 yang di laksanakan di sisi barat gunung merapi atau di dekat Dam aliran kali putih.    Dan di kisah lagi dengan cara menanam pohon di ujung seberang jalurnya. Dam ini di buat sangat dalam maka di sebut Jurang jero , Bukan jurang duwur pastinya ?

Dan sebelahnya mengikuti alur jembatan besi di daerah ngepos maka jalan lagi ada perbaikan tuk berhenti sesaat dan bersapa tentang arah tertuju ini.


Malah di sangoni sekantong tas kresek buah salak oleh serang ibu ibu yang lagi panen.


Menjadikan lalu larang truk,motor tril yang mengganggu langkah ini seakan terlupakan oleh tambahan tenaga baru dari buah salak berkulit tipis, berbiji kecil dan manis sekali.


Tujuan gowes kali ini di acara GERAKAN MERAPI HIJAU #3 yang di laksanakan di sisi barat gunung merapi atau di dekat Dam aliran kali putih.
 

Dan di kisah lagi dengan cara menanam pohon di ujung seberang jalurnya.
Dam ini di buat sangat dalam maka di sebut Jurang jero ,
Bukan jurang duwur pastinya ?

Dan seiring berjalannya  waktu gunung berapi ini memuntahkan material di dalamnya menjadikan jurang ini terisi bahan pasir,batu dan apapun itu sehingga menutup area jurang ini.

Dan jadi gersang di permukaan tanah atas menjadi reaksi kita untuk menghijaukan kembali secara bersama sama dalam acara kali ini yang berjarak 4kilo dari gunung merapi jogja.

Tujuan gowes kali ini di acara GERAKAN MERAPI HIJAU #3 yang di laksanakan di sisi barat gunung merapi atau di dekat Dam aliran kali putih.    Dan di kisah lagi dengan cara menanam pohon di ujung seberang jalurnya. Dam ini di buat sangat dalam maka di sebut Jurang jero , Bukan jurang duwur pastinya ?




Titik nol.
Bila sampai titik nol tuk menuju arah warung teh tempat para pesepeda dh kumpul menurunkan sepedanya.

Kemudian ke arah dam jurang jero ke arah lurus dan ke mushola,bumi perkemahan, atau rumah pohon ke arah kiri menjadi gambaran yang asik.

Dan untuk memilih tempat wisata sepeda di kemudian hari rasanya ingin menikmati malam di tenda atau apapun itu menjadi kesyahduan ku nantinya.


Di arah JURANG JERO ada sebuah batu yang di sebut Tugu tertulis tanggal 15 september 1992 dan di tanda tangani oleh president Soeharto di masa itu.

Mulai.
Saat ini mulai adanya kabarkan dengan gerakan merapi hijau#3 dengan keikutsertaan para pesepeda,pelajar dan masyarakat umum di sekitar daerah sini tuk bersama sama menanam pohon di samping dam jurang jero.


Saat itu.
Setelah menikmati acara ini tibalah saat makan siang ala daerah sini tuk di pincuk menjadi mewah dengan situasi pemandangan gunung,angin bertiup dan bercanda dengan teman berbagai generasi ini.

Seakan lelah mulai kembali normal dan selanjutnya pamitan yang akan melihat lihat lokasi rumah pohon,bumi perkemahan dan atas saran mas Bayu muntilan untuk mencoba jalur barat arah jl magelang.

Saat mencoba menemukan jalan cor menurun tajam di saat itu pohon pohon mulai berhamburan karena di tebang di kanan kirinya sampai menuju pohon besar yang ada papan petunjuk arah jurang jero atau srumbung.

Maka saya terus lurus akan menemukan SD srumbung tuk terus menurun panjang maka ketemu 1/3 jalan magelang km 24 salam gulon jalan magelang.

Dan arah kiri arah denggung,kiri arah jl gitogati dan kanan arah Tugu jogja.

GERAKAN MERAPI HIJAU #3.

Penutup.
Alhamdulilah kembali berkah sampai kembali ke jogja lagi dengan aman dan lancar jaya ini menjadi pengapdian dan perbuatan tuk menguatkan di sebuah aksi kehidupan serta tabungan bertumbuhnya sebuah pohon tuk kenyamanan dan kelestarian generasi berikutnya.

Salim.

Selesai 
Penulis.

POLDA _ pol daratan Jogja.

Selamat pagi penyuka sepeda berjarak tuk selalu berdoa dan siapkan perlengkapan perang untuk ke depan sana.
Walau awal berangkat selalu bisa tepat rencana waktunya.
Dan dengan hujan rasanya lagi musimnya .

Atau saat di sebut gowes POL DA Yang berarti pol daratan Jogja di selatan kota Jogja atau menyebut pol atasan maka di singkat POL TAS di daerah Utara kota jogja.
Star di jam 06.00_17.30 di tanggal 25 03 2016 ini.

Berarah dari jogja ;
_mesjid agung bantul_jl pandak_jmb srandakan _Brosot_Bendungan wates_pantai bogel_susur tambak dan pantai Trisik.
Dan__jemb lama shen galur_pintu gerbang trisik_jmb srandakan_
Dan 1/3sapuangin_jl sanden_pantai goa cemara_pantai samas_
Dan pantai Pegklik samas_mesjid agung bantul _kota jogja.

Mungkin gowes kali ini seperti nyanyian lagu ilir ilir tuk ke sana sini bisa terhembus angin laut selatan di saat menyusuri pantai maka mata mulai sembab dan ngilu.
Saat melihat perubahan waktu semakin sore saja.


Dan semua itu saya anggap tuk menjaga kesehatan saja atau istilah lain waktu selo saatnya di isi dengan cara gowes tuk memperlancar persendian ,pernafasan dan aliran darah menjadi normal kembali.

Dengan sepeda nyantai sak tekane ini menjadi cara pandang yang nyaman untuk saat ini.





Atau ini menjadi kebiasaan bila mulai lagi ada rasa melatih diri atau ada ajakan gowes teman pesepeda menjadi telah terbiasa.

Terima kasih para penguasa alam,lautan dan angin yang telah memberi saya semangat dan ,kesempatan baru dari niatan ini menjadi lancar,sehat dan kembali di kota jogja dengan selamat lancar jaya.

Salam damai dari Polda.
@cuslagi.

Sabtu, 13 Agustus 2016

OEMAH PETRUK.

Pagi ini masih di bulan syawal 1437H maka goes ini sekalian di adakan temu goes dan kangenan kangenan setelah satu bulan lamanya kita menjalankan ajaran agama islam tuk berpuasa.


Hari ini tanggal 10juli 2016 kita bisa kembali terajak di ajakan di media sosial dari status pak Daniel 
Ini berangsur angsur mendapat respon dengan kata kunci goes woles ria....selamanya.
                                                            
Entahlah.
Secara antusias mereka ikut 
merespon ajakan ini tuk hadir dan saling bersilahturahmi meminta maaf di segala salah dan benarnya.

Karena mungkin selama ini ada khilap maka kita saling berjabat tangan tuk bersahdu ria sambil menikmati alam di sisi utara kota jogja.

Yaitu di suatu tempat di Hargobinangun pakem atau di samping aliran kaliboyong

Di gunung merapi jogja kita di persatukan lalu dan di pertemukan pada lintas sepeda ke depan sana.

Lalu tikum di apotek kentungan pada jam 06.15 pagi hari telah berjalan tepat waktu dengan segala Doa dan harapan baru.


Tepat jam 07,45 wib kita sampai tempat mangkalnya goeser jogja yaitu menuju ke Warjo ( warung ijo )

Menjadi kata yang sah bila sudah mana dan kemana di jogja belum sah bila belum mampir di area ini.

Selanjutnya meneruskan perjalanan dengan riangnya menjadi gambaran mudahnya saja.
Bila mereka terus suka dan datang dengan sukarela tuk Bike to woles #4 ke wisata oemah petruk.

Mudahnya di arah utara kota jogja arah jalur museum merapi maka tak jauh dari arahnya ini.

Dan Lokasi ini seperti hadir tanpa sekat yang meluas seperti perkampungan tradisi yang berbudaya agamis dan di hiasi tanaman berjenis bambu petung yang menjuntai ke atas merimbuni lokasi ini seakan udara sejuk walau siang ini udara tak hentinya matahari berterik ke raga ini.

Dan rasa ini tertrem melihat seni patung dan gemericik mata air asli dari pegunungan menjadikan kita bisa bertahan seharian di sini.

Ini suatu tempat yang dibangun oleh Rm sindhunoto sebagai pengingat bahwa kita kita hidup di dunia yang penting damai dan saling bertoleransi satu sama lainya.

Dan bagaimana caranya menikmati ajaran agama itu sendiri.maka ,

Maka lahirlah ide idealnya yang di harapkan penciptanya di sini serta sekaligus membedakan dari bentuk wisata alam lainya yang ada .

Aataupun di sinilah menyatu 5kepercayaan agama bisa di simbolkan dari salah satu patung yang terpajang tanpa batas terlihat meluas di area ini.

Atau bisa di sebut dengan istilah :.Oemah pathung /Oemah petruk.

Setelah kita sesentilan guyon tentang patung yang kita sensor atau yang mana itunya yang Nganu ??

Bila nanti terfoto dan jadi di unggah di media sosial mungkin akan ada bayangan lain .....titnya.

Tapi inilah aura seni patung menjadi lebih hidup tuk menggidikkan mereka yang menatap di fikiranya ini.

Atau menjadi fikiran pembuatnya untuk menata secara rapi.indah dan kita di sispkan tenpat tuk sekalian bisa mandi di kolam berkedalaman 1,5m ini cukup mendinginkan kita di siang ini.

Harapanya semoga kita bisa ke tempat ini lagi dan ra gelo nek ada lagi di ajak yang mirip seperti area ini bareng manteman woles .
Menuju di lain tempat yang lebih seru lagi.

Salam lestari.
@cuslagi.


Blog Edisi unggulan

Bukan Rambo.

Aku manusia biasa bukan Rambo. Setiap kali aku mulai bersepeda terkadang aku perlu teman-teman dan bisa saja di jalanan secara tiba-tiba ada...