Sepeda Besi.
Dan inilah pertama kali saya bisa teracuni oleh.....!!!.
Dan dengan caraku kini saatnya mencoba dengan sepeda besi yang katanya federal.
Dari apa yang mereka pakai kala itu terlihat di warung ijo pakem kaliurang itu .
Saat berujung tuk mendekat beberapa kali untuk datang ke titik kumpul lalu mulai keranjingan dengan caranya bersepeda.
Tapi bertoleransi ke aksi kegiatan begitu saja mengalir menjadi anak selo sak selanya .
Karena bersepeda bukan sekedar datang ngumpul dan di kayuh saja untuk cari keringat tetapi di dalamnya ada cerita seninya berkomunikasi, kerjasama dan kumpul baReng dan seterusnya.
Lalu pertemuan itu mereka menyebut dengan nama Tunjukkan federal mu ( TF )
Yaitu caranya sekedar bersepeda jarak dekat di seputaran jogja dan sekitarnya untuk nguri nguri atau mengurai uraikan kebudayaan dan ke imajiner kota jogja lalu sekedar kulineran di sudut kota jogja.
Seakan.
Dan menjadi agenda .....!!?
Lalu setiap kali titik kumpul di 3 tempat menjadi biasa karena terbiasa di area ;
1,Kumbo di selatan tugu jogja.
2,Pusat kota Jogja Km 0.
3,Di salon lucas timur pertigaan janti.
Seakan menjadi cara yang mudah bila ketemuan nantinya.
Dan hikmahnya dalam perjalanan jauh itu untuk kepentingan serta saling mengingatkan sesama anggota komunitas bahwa Aku,Kamu dan Federal Jogja adalah cerita untuk masa depan atas kebersamaan kita saat ini dan nantinya.
Mengapa.....!!?.
Bila bersepeda itu kau alami dulu dan kemudian di ceritakan maka begitu kecilnya kamu dan lemah di luar sana tanpa kebersamaan dalam menghadapi rintangan karena setiap saat ada saja yang mengintai mu dengan bahaya.
Lalu kata si korban ..... Itu menjadi gambaran bahwa ia mulai keracunan dan wabah itu berlanjut sejak kau bentuk menjadi cah federal....nah Khan !!.
Atau sejak si korban bisa bersama sama bisa di latih minggat berjarak sampai bisa merasakan curamnya tanjakan dan turunan itu di jalani seperti ;
1,Bukit cino mati.
2,Tanjakan cemoro sewu tawangmangu.
3.Tanjakan Kaliurang maupun bukit mangunan.
Seakan menjadi biasa dari kisah perihnya rona kisah klasik di sisa hidup kata si korban saat sudah keracunan sepeda federal itu.
Bahkan menjadi sepedanya sampai saat ini penuh rasa nganu !! yang luar biasa semangatnya sampai saat yang belum pasti kapan harus berhenti bersepeda dengan sepeda besi.
Dan...!!.
Dan terima kasih kepada kebaikan ke alam lingkungan agama dan bisa bertemu dengan orang orang berpendidikan tinggi yang bisa di contoh kepintarannya itu serta bersemangat dan bersepeda seperti anda sobat federal Jogja.
Cerita sepeda federal dan jejak kebersamaan.
Di sebuah kota yang kaya akan tradisi dan seni, seperti Jogja, ada satu komunitas yang menyatukan para penggemar sepeda dalam perjalanan yang lebih dari sekadar olahraga. Komunitas ini dikenal dengan nama Federal Jogja, dan mereka memiliki cara unik untuk merayakan kecintaan mereka terhadap sepeda, terutama sepeda merk Federal yang memiliki ciri khas tersendiri.
Semua dimulai ketika penulis, seorang penggemar sepeda, memutuskan untuk menjelajahi berbagai jenis sepeda. Ia telah mencoba berbagai macam sepeda dari yang modern hingga yang klasik, namun ada sesuatu yang membuatnya tertarik dengan sepeda Federal—sebuah jenis sepeda besi yang tampaknya membawa aura nostalgia dan keunikan tersendiri.
Keterarikan ini semakin dalam ketika penulis melihat kelompok bersepeda di sebuah warung di Pakem, Kaliurang. Para pengendara sepeda ini tampak begitu antusias dan terampil, memancarkan semangat yang membuat penulis penasaran. Meski pada saat itu ia belum memiliki sepeda Federal, penulis merasa tertarik untuk bergabung dan mulai mengeksplorasi dunia baru ini.
Bersepeda bersama komunitas Federal Jogja menjadi lebih dari sekadar aktivitas fisik. Ini adalah pengalaman yang melibatkan seni berkomunikasi, kerjasama, dan kebersamaan. Komunitas ini memiliki beberapa kegiatan khas, salah satunya adalah "Tunjukkan Federal Mu" (TF), sebuah acara bersepeda jarak dekat di sekitar Jogja. Kegiatan ini tidak hanya menjelajahi keindahan kota dan kuliner lokal, tetapi juga merayakan dan memelihara kebudayaan serta imajinasi lokal.
Pusat dari kegiatan ini adalah tiga lokasi ikonik di Jogja:
1.Kumbo sebuah tempat di selatan Tugu Jogja, menjadi titik pertemuan pertama yang khas.
2.Pusat kota Jogja Km 0 yang merupakan simbol pusat kota dan tempat di mana segala sesuatu diukur.
3.Salon Lucas ada di timur pertigaan Janti, yang dikenal sebagai tempat pertemuan selanjutnya.
Ketiga lokasi ini menjadi titik pertemuan rutin bagi anggota komunitas. Namun, ada juga kegiatan yang lebih menantang, dikenal dengan "Federal Minggat" (FM), di mana anggota bersepeda untuk jarak jauh, sering kali dalam kelompok, dan kadang-kadang selama dua hari atau lebih. Kegiatan ini menuntut komitmen dan semangat, tetapi juga memberikan pengalaman yang tak terlupakan dan mempererat ikatan di antara para anggotanya.
Penulis menggambarkan bagaimana kehadiran dan pengalaman bersepeda ini memengaruhi dirinya secara mendalam. Dulu, sepeda Federal hanya sebuah objek yang menarik. Namun, seiring waktu, sepeda tersebut menjadi simbol perjalanan pribadi dan komunitas, membawa makna lebih dari sekadar alat transportasi.
Sepeda Federal ini ternyata menjadi jembatan menuju pengalaman dan pembelajaran baru. Melalui kegiatan bersepeda, penulis belajar tentang kesabaran, keterampilan beradaptasi, dan arti sejati dari kebersamaan. Ia juga menyadari bahwa bersepeda adalah tentang lebih dari sekadar mencapai tujuan akhir, tetapi juga tentang menikmati proses dan perjalanan itu sendiri.
Selain itu, penulis mencatat bagaimana setiap kali bersepeda, ada hadiah tak terduga—baik itu barang, kaos, atau souvenir yang memperkaya pengalaman bersepeda. Semua ini menunjukkan bahwa hobi ini memberikan lebih dari sekadar manfaat fisik; ia juga menawarkan kenangan berharga dan rasa pencapaian yang mendalam.
Namun, perjalanan ini tidak tanpa tantangan. Ada rintangan dan guyonan antar anggota komunitas yang membuat setiap perjalanan menjadi lebih berarti. Kegiatan ini mengajarkan penulis tentang pentingnya kebersamaan dalam menghadapi berbagai rintangan dan bagaimana sebuah komunitas dapat memberikan dukungan dan semangat yang tak ternilai harganya.
Dalam perjalanan ini, penulis juga menghadapi tantangan pribadi soal kepentingan dan kepercayaan antar penganut sepeda !?
Tetapi semua itu membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih baik sampai sekarang masih tumbuh kembang untuk bersepeda.
Setiap jalanan tanjakan dan turunan di jalur sepeda—seperti Bukit Cino Mati dan Tanjakan Cemoro Sewu Tawangmangu—menjadi simbol perjuangan dan pencapaian.
Akhir kisah.
Bagi penulis menyadari bahwa bersepeda bukan hanya tentang fisik, tetapi tentang bagaimana kita meresapi setiap momen, belajar dari pengalaman, dan berbagi dengan orang lain. Komunitas Federal Jogja, dengan segala keunikannya, telah mengajarkan penulis bahwa kebersamaan dan passion dapat membentuk cerita hidup yang penuh makna.
Cerita ini adalah pernyataan si korban keracunan dan dari perjalanan panjang yang dimulai dari ketertarikan pada sepeda Federal dan berkembang menjadi sebuah perjalanan yang penuh dengan kebersamaan, pembelajaran, dan pencapaian.
Dan meskipun setiap perjalanan mungkin memiliki tantangan, keindahan dari proses tersebut adalah apa yang membuatnya layak dijalani kembali dan itu berpulang kepada diri sendiri _ kamu sekarang masih bersama untuk bersepeda atau tidak,itu saja !!?.
Selesai.
Penulis ; iyink ws.
Judul ; Aku,Kamu dan Fedjo..