Rabu, 28 Desember 2016

PUNTHUK MONGKRONG

Dari ajakan guyonan gaya baru yang sederhana kata katanya tapi ternyata serius di jalaninya seakan menarik untuk di coba di tanggal 24-25Des 2016.
Saling beradu janji tikum di tugu Jogja dengan bersuka walau harus saling lirik melirik salah tingkah apa itu wisata puthuk mongkrong.
Saat mencoba curi waktu curi bicara tuk bisa selo dan rasa gregetan menatap kenyataan beban kayuhan bila terjadi di depan sana.
Sebelumnya saya perkenalkan lebih dulu namaku iyink atau bisa juga Iy itu Ws karena ingin berkisah dari perjalanan ke utara dari kota Jogja.
Karena ke depan sana hanya butuh ruang yang aman dan nyaman hingga kita lupa sepi dan lupa sepinya hingga bisa nya waktu selonya atau pas iso tenan kuat dan nek mung suwe neng atas sedel karo kewer kewer itulah pada aghir kenyataanya.
Atau saat kita tak peduli bibit bebet bobotnya agar kita tetap bisa dialog dengan situasinya agar sisi dari menang menangan antara kita dan kita hannya mau mencoba menikmati perjalanan dengan kekuatan yang ada dan semangat bersama sama (co;Him,a ).
Penulis mencoba mencerna semua dialog dari sisi bahasa penulisnya agar sebuah pelajaran untuk ojo mutusin dan mastekke SESUATU karena kita tidak bisa memastikan sesuatunya yang akan terjadi ,maka Jangan jumowo besar kepala dalam memastikan perhitungan waktu.
Karena bisa saja berubah atau menjadi sederhana untuk mengatakan bahwa inilah gerombolan sik * Kuvat tavu*
Atau kumpulan si berat di beban alat perang paniernya ataupun sik berat badannya ini. Saat menyatakan bahwa kita tidak boleh memutuskan sendiri dan hanya cukup menjalankan serta menikmatinya saja..
Karena bila berprasangka baikpun di sebuah Doa atau untuk mencari alasan lain maka sebagian dari kita akan mengeluarkan kata bijak secara spontan, maka untuk itu bijaklah tuk berniat kali ini.
Karena dalam mencari alasan yang paling sederhanapun akan mengusik kebersamaan ,
Jadi buat lah sederhana menjadi mudah dengan cara kebersamaan itu sendiri agar kelak kita mudah mengatakan pada semua orang
_ Ini LiburanKu Mana LiburanMu_.
Walau liburan kali ini di lakukan bercara dengan bersepeda berjarak +110 kilo telah melalui proses yang Sak melette. Itu tetap harus di jalani bersama sama dengan cara kita di jalanan turun naiknya dari :
_ Tugu Jogja_PasarMuntilan_Jembatan Srowol_Borobodur_Gh,Manohara_1/4karanganyar Magelang_Puthuk Mangkrong _

DiaLoG_pit.
Saat mikir karo ngepit opo ngepit karo cekrak cekrek sama saja di batasin dengan satu batang rokok sebagai waktu jeda mengambil nafas bagi penikmatnya masing masing menjadi cara kita melupakan rasa lelah.
A ;Ojok sok mestekke ngono kui.
B ;Ojok sok mutusin,Please banget dech.
C ;Nek ora iso mutusin ngak iso # moveon.
D ;Dan,,,,,?
Dan biar saja di bilang alay,sering kepoin kamu di saat menyebut kata jaraknya.
A ;Ijeh adoh ora ikih.
B ;Leh meh tekan ijeh pirang kilo.
C ;Kiro kiro mung 110 kilo di bagi 2 punjul 20on,s.
D ;Dan,,,,,?
Dan hanya menyatakan harapan semu untuk menguatkan kayuhan di harapan nyatanya agar menjadi lebih dekat,mau lebih akrap dan maunya bisa cepet cepet segera ngopi di puthuk mongkrong sana.
A ;Ojo_sok_mutusin.
B ;Gah_Aku nek serius.
C ;Nek_Nesu_Buang_Kalen.
D ;Dan,,,,,,?
Dan nyatakke iki ora nesu mung nerangke kondisi dalane iki memang ra mungkin di pekso di tumpakin......Ngono Bro.
A ;Nek mutusin dalan 1/4karanganyar magelang sek lurus opo belok kiri sek nyaman dalane.....Bro.
B ;Nek_Serius lewat dalan lurus tur langsam tanjakane Tapi meh Jauh jarak sampainya.
B ;Nek_Nesu mbek cepet tekan lokasi belok kiri tapi dalane aspal luwih parah dari pada cini mati imogiri oponeh Dollo kediri maka iso mbayangke dalane kene kie dan pas kita ndo balik jogja lewat kene podo di tuntun berjamaah.
C ;Lha_nek di tumpak i pit sek belok kiri,tetep iso ora ?
D ;Lhaaaaa,Paling separone tok tumpak i lan bar kui gor ono kata bijak terdengar.
D ;Lan nek Nesu nesu liwat dalan kene, Kowe di buang Kalen....Mau?.
D ;Dan.....Dalan ini memanng Extriem tenan.
Cukup disini saja dialognya.
DaN LaGi.
Inilah duniaku Duniamu ,Hariku Harimu menyisakan hanya ada aku, kamu sekalian.
Saat sampai di puthuk ini aku menepi tuk berdialog dengan sepi di gelapnya malam yang berangin menerpa raga menjadi berdingin ini juga di hiasi oleh kerlap kerlip lampu penerangan di bawah sana maka timbul rasa asmara ,rindu yang memanggil....?
_.Aduh ?
Witing Tresno jalaran soko kulino.
Witing mulyo jalaran wani rekoso.
Tresno ojo di gowo mlarani ati.
Di gowo tentrem di gowo seneng.
Karo nembang lagu saiki lagune Critra solastika.
Cinta itu crita,crita itu cinta ,cinta cintaan anak baru gede
Ini rupawan ini menarik bisa langsung ssaling suka
Aku suka mau sama kamu
Kembali bersepeda lagi ,Kapan ,_Bro.

EnD.
Dan saat kembali kesemula menjadi teringat saat effek ndak bisa tidur wedi kelewat melihat sun_rise atau effeck ono tronton ngereng bengi bengi ngegas suara seakan menjadi menggoda di pagi harinya untuk di canda candain penghias sambil menunggu syukuran dari keselamatan hari ini di kedai warung iwak wader di dekat jembatan Srowol magelang.
Walau setelah ini masih harus di kayuh lagi sepeda ini menembus panas terik yang menyengat dan menerobos di tengah kemacetan jalan magelang _jogja di hari Natal bagi penganutnya ini.
Trimakasi kepada manteman yang telah berhadir di acara Bike camp ini dan juga telah andil di tangan dinginya menghasilkan gambar foto yang elok dan patut di banggakan di kemudian hari.
Salam Hangat dari dan untuk  Mas supriyadi ,Mas Himawan Mas irwan Mas Adi Mas jembar dan Mbak Elisa.
Wes Rampung.

Jumat, 11 November 2016

GOWES WOLES.

Apa itu Woles..
Kembali ke dalam kisahku kali ini tuk mencoba prasangka dalam mengartikan apa itu woles tetapi ikuti dulu alur di bawah ini,


Hai para pembaca.....?
Di setiap tujuan bersepeda di jauhnya jangan di bayangkan tapi di jalani walau pada akhirnya nanti balik kiri , di tuntun di,loading tapi ada niatan bersepeda dan aku tunjukkan itu adalah keberuntungan bisa bersepeda atau mencoba menyelisihi keadaan dan bisa mengasa ada  serta di adakan supaya setiap situasinya terlihat tetap gaya ,nyaman,slamat,sehat dan bisa membaur untuk say

Hello ke lingkungan sekitar .
Maka patut di syukuri setelahnya sebagai suatu kesempatan yang terlihat lebih bijak.
Karena bijakkan diri juga saling mengerti siapa di samping kita saat goes dan semoga tidak tersesat kepada pilihan sebagai gaya hidup yang sehat sambil rekreasi yang menyenangkan.

Sedangkan sepeda itu bisa di sanding di jinjing dan di jadikan model foto kenangan perjalanan yang sangat romantis di obyek yang tertemui.

Sedangkan tersangkanya bukan seorang atlet sepeda yang membalapkan sepedanya tetapi hanya penikmat ,Itu cara kami berbeda di jalanan atau kita sering di sapa goweser woles.

Jadi inilah sebutan baru yang mulai di perkenalkan oleh pelakunya sebagai pembeda atau bagi yang merasa sudah berkata ADUH jauh di awal mula mulai bersepeda bila berada di suatu kelompok orang bersepeda.

Maka mulai ikut goes secara bersama sama karena bersama terasa senang berdekat tuk saling menguatkan dalam persaudaraan atau kita bisa mampu dan di mampukan oleh keadaan serta campur tangan ALLAH .


Maka apa yang di anggap woles itu sebenarnya untuk kita bersepeda menjadi mudah untuk bisa kedepan sana itu saja sudah cukup.

Selesai.
@cuslagi.

Selasa, 30 Agustus 2016

Aku,Kamu dan Fedjo..


Aku,Kamu dan Fedjo..

Setelah melewati ujian di berbagai bentuk sepeda dan jenisnya sudah pernah dicoba .
Dan inilah pertama kali saya bisa teracuni oleh.....!!!.
Dan dengan caraku kini saatnya mencoba dengan sepeda besi yang katanya federal.

Dari apa yang mereka pakai kala itu terlihat di warung ijo pakem kaliurang itu .
Saat berujung tuk mendekat beberapa kali untuk datang ke titik kumpul lalu mulai keranjingan dengan caranya bersepeda.



Walau jujur saat itu saya belum memakai sepeda federal saat itu ....!!?
Tapi bertoleransi ke aksi kegiatan begitu saja mengalir menjadi anak selo sak selanya .

Karena bersepeda bukan sekedar datang ngumpul dan di kayuh saja untuk cari keringat tetapi di dalamnya ada cerita seninya berkomunikasi, kerjasama dan kumpul baReng dan seterusnya.

Lalu pertemuan itu mereka menyebut dengan nama Tunjukkan federal mu ( TF )
Yaitu caranya sekedar bersepeda jarak dekat di seputaran jogja dan sekitarnya untuk nguri nguri atau mengurai uraikan kebudayaan dan ke imajiner kota jogja lalu sekedar kulineran di sudut kota jogja.

Seakan.

Dan menjadi agenda .....!!?
Lalu setiap kali titik kumpul di 3 tempat menjadi biasa karena terbiasa di area ;

1,Kumbo di selatan tugu jogja.
2,Pusat kota Jogja Km 0.
3,Di salon lucas timur pertigaan janti.
Seakan menjadi cara yang mudah bila ketemuan nantinya.

Atau tentang Federal minggat ( FM )Yaitu bersepeda berjarak yang di lakukan personal atau rombongan atas nama federal atau ada yang berkelompok karena agenda atau event tertentu selama 2 hari atau lebih sesuai aturan yang di sepakati bersama.

Aku,Kamu dan Fedjo..

Dan hikmahnya dalam perjalanan jauh itu untuk kepentingan serta saling mengingatkan sesama anggota komunitas bahwa Aku,Kamu dan Federal Jogja adalah cerita untuk masa depan atas kebersamaan kita saat ini dan nantinya.

Federal Jogja

Mengapa.....!!?.

Bila bersepeda itu kau alami dulu dan kemudian di ceritakan maka begitu kecilnya kamu dan lemah di luar sana tanpa kebersamaan dalam menghadapi rintangan karena setiap saat ada saja yang mengintai mu dengan bahaya.
Karena pilihan untuk bergerak maju itu ada .....!?


Lalu kata si korban ..... Itu menjadi gambaran bahwa ia mulai keracunan dan wabah itu berlanjut sejak kau bentuk menjadi cah federal....nah Khan !!.

Atau sejak si korban bisa bersama sama bisa di latih minggat berjarak sampai bisa merasakan curamnya tanjakan dan turunan itu di jalani seperti ;

1,Bukit cino mati.
2,Tanjakan cemoro sewu tawangmangu.
3.Tanjakan Kaliurang maupun bukit mangunan.
Seakan menjadi biasa dari kisah perihnya rona kisah klasik di sisa hidup kata si korban saat sudah keracunan sepeda federal itu.

Bahkan menjadi sepedanya sampai saat ini penuh rasa nganu !! yang luar biasa semangatnya sampai saat yang belum pasti kapan harus berhenti bersepeda dengan sepeda besi.

Dan...!!.

Dan terima kasih kepada kebaikan ke alam lingkungan agama dan bisa bertemu dengan orang orang berpendidikan tinggi yang bisa di contoh kepintarannya itu serta bersemangat dan bersepeda seperti anda sobat federal Jogja.



Cerita sepeda federal dan jejak kebersamaan.

Di sebuah kota yang kaya akan tradisi dan seni, seperti Jogja, ada satu komunitas yang menyatukan para penggemar sepeda dalam perjalanan yang lebih dari sekadar olahraga. Komunitas ini dikenal dengan nama Federal Jogja, dan mereka memiliki cara unik untuk merayakan kecintaan mereka terhadap sepeda, terutama sepeda merk Federal yang memiliki ciri khas tersendiri.

Semua dimulai ketika penulis, seorang penggemar sepeda, memutuskan untuk menjelajahi berbagai jenis sepeda. Ia telah mencoba berbagai macam sepeda dari yang modern hingga yang klasik, namun ada sesuatu yang membuatnya tertarik dengan sepeda Federal—sebuah jenis sepeda besi yang tampaknya membawa aura nostalgia dan keunikan tersendiri.

Keterarikan ini semakin dalam ketika penulis melihat kelompok bersepeda di sebuah warung di Pakem, Kaliurang. Para pengendara sepeda ini tampak begitu antusias dan terampil, memancarkan semangat yang membuat penulis penasaran. Meski pada saat itu ia belum memiliki sepeda Federal, penulis merasa tertarik untuk bergabung dan mulai mengeksplorasi dunia baru ini.

Bersepeda bersama komunitas Federal Jogja menjadi lebih dari sekadar aktivitas fisik. Ini adalah pengalaman yang melibatkan seni berkomunikasi, kerjasama, dan kebersamaan. Komunitas ini memiliki beberapa kegiatan khas, salah satunya adalah "Tunjukkan Federal Mu" (TF), sebuah acara bersepeda jarak dekat di sekitar Jogja. Kegiatan ini tidak hanya menjelajahi keindahan kota dan kuliner lokal, tetapi juga merayakan dan memelihara kebudayaan serta imajinasi lokal.

Pusat dari kegiatan ini adalah tiga lokasi ikonik di Jogja:

1.Kumbo sebuah tempat di selatan Tugu Jogja, menjadi titik pertemuan pertama yang khas. 
2.Pusat kota Jogja Km 0  yang merupakan simbol pusat kota dan tempat di mana segala sesuatu diukur. 
3.Salon Lucas ada di timur pertigaan Janti, yang dikenal sebagai tempat pertemuan selanjutnya.

Ketiga lokasi ini menjadi titik pertemuan rutin bagi anggota komunitas. Namun, ada juga kegiatan yang lebih menantang, dikenal dengan "Federal Minggat" (FM), di mana anggota bersepeda untuk jarak jauh, sering kali dalam kelompok, dan kadang-kadang selama dua hari atau lebih. Kegiatan ini menuntut komitmen dan semangat, tetapi juga memberikan pengalaman yang tak terlupakan dan mempererat ikatan di antara para anggotanya.

Penulis menggambarkan bagaimana kehadiran dan pengalaman bersepeda ini memengaruhi dirinya secara mendalam. Dulu, sepeda Federal hanya sebuah objek yang menarik. Namun, seiring waktu, sepeda tersebut menjadi simbol perjalanan pribadi dan komunitas, membawa makna lebih dari sekadar alat transportasi.

Sepeda Federal ini ternyata menjadi jembatan menuju pengalaman dan pembelajaran baru. Melalui kegiatan bersepeda, penulis belajar tentang kesabaran, keterampilan beradaptasi, dan arti sejati dari kebersamaan. Ia juga menyadari bahwa bersepeda adalah tentang lebih dari sekadar mencapai tujuan akhir, tetapi juga tentang menikmati proses dan perjalanan itu sendiri.

Selain itu, penulis mencatat bagaimana setiap kali bersepeda, ada hadiah tak terduga—baik itu barang, kaos, atau souvenir yang memperkaya pengalaman bersepeda. Semua ini menunjukkan bahwa hobi ini memberikan lebih dari sekadar manfaat fisik; ia juga menawarkan kenangan berharga dan rasa pencapaian yang mendalam.

Namun, perjalanan ini tidak tanpa tantangan. Ada rintangan dan guyonan antar anggota komunitas yang membuat setiap perjalanan menjadi lebih berarti. Kegiatan ini mengajarkan penulis tentang pentingnya kebersamaan dalam menghadapi berbagai rintangan dan bagaimana sebuah komunitas dapat memberikan dukungan dan semangat yang tak ternilai harganya.

Dalam perjalanan ini, penulis juga menghadapi tantangan pribadi soal kepentingan dan kepercayaan antar penganut sepeda !?
Tetapi semua itu membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih baik sampai sekarang masih tumbuh kembang untuk bersepeda.

Setiap jalanan tanjakan dan turunan di jalur sepeda—seperti Bukit Cino Mati dan Tanjakan Cemoro Sewu Tawangmangu—menjadi simbol perjuangan dan pencapaian.

Akhir kisah.

Bagi penulis menyadari bahwa bersepeda bukan hanya tentang fisik, tetapi tentang bagaimana kita meresapi setiap momen, belajar dari pengalaman, dan berbagi dengan orang lain. Komunitas Federal Jogja, dengan segala keunikannya, telah mengajarkan penulis bahwa kebersamaan dan passion dapat membentuk cerita hidup yang penuh makna.

Cerita ini adalah pernyataan si korban keracunan dan dari perjalanan panjang yang dimulai dari ketertarikan pada sepeda Federal dan berkembang menjadi sebuah perjalanan yang penuh dengan kebersamaan, pembelajaran, dan pencapaian.

Dan meskipun setiap perjalanan mungkin memiliki tantangan, keindahan dari proses tersebut adalah apa yang membuatnya layak dijalani kembali dan itu berpulang kepada diri sendiri _ kamu sekarang masih bersama untuk bersepeda atau tidak,itu saja !!?.

Selesai.
Penulis ; iyink ws. 
Judul ; Aku,Kamu dan Fedjo..

Kamis, 25 Agustus 2016

SELOPAMIORO .

Selopamioro: Jembatan Gantung yang Menjadi Kenangan

Di sebuah desa yang terletak di kawasan selatan Yogyakarta, tepatnya di Kecamatan Imogiri, ada sebuah wisata alam yang penuh kisah. Wisata ini tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga sejarah yang menghubungkan masa lalu dan masa kini. Jembatan Gantung Selopamioro, yang dibangun pada tahun 2004, kini tinggal kenangan setelah diterjang banjir yang membawa jembatan tersebut terbawa arus Sungai Oyo.


Sungai Oyo yang dulu menjadi tempat beraktivitas warga sekitar, kini menjadi saksi bisu dari banyaknya kenangan. Salah satunya adalah momen-momen seru yang tercipta di sekitar jembatan gantung Selopamioro. Sebuah rencana biasa yang dimulai dari minat bersama, menikmati alam melalui bersepeda, memancing, dan camping di lokasi yang sangat memesona ini. Pemandangan alam dengan sawah terasering yang menghijau, tebing-tebing tinggi, serta batu-batu besar tersebar di sekitar area ini membuat siapa saja yang datang merasa terpesona.


                     


Tak hanya itu, wisata ini sering menjadi ajang selfie bagi para pecinta alam, terutama ketika mereka berjalan-jalan di sekitar tebing dan sungai. Perjalanan menuju lokasi ini pun cukup seru, dimulai dari Kota Jogja, melewati daerah Bantul, dan berlanjut ke arah Imogiri bagian timur. Semua itu membawa para wisatawan ke Desa Sriharjo dan Desa Selopamioro, yang menjadi tujuan populer untuk bersepeda menuju jembatan gantung Selopamioro.

  









Jembatan gantung yang panjangnya mencapai 70 meter ini hanya cukup dilalui oleh satu sepeda saja, dengan lebar sekitar dua meter. Keindahan dari jembatan ini terlihat jelas dari bawah, dengan suasana yang sangat khas, menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang datang. Di sisi lain, jembatan ini juga menjadi sarana transportasi penting bagi warga setempat, menghubungkan Desa Selopamioro dan Desa Sriharjo.

Kisah ini berlanjut ketika sekelompok teman datang pada suatu sore, berencana untuk memancing di Sungai Oyo. Namun, karena air sungai yang keruh akibat hujan deras, mereka tidak berhasil menangkap ikan. Meskipun begitu, mereka tetap menikmati momen dengan berfoto dan bercanda di bawah jembatan, sambil menunggu malam tiba. Suasana malam yang semakin kelam ditambah suara ayam hutan yang memecah keheningan, memberikan nuansa magis di tempat ini. Bulan separuh muncul malu-malu, menyinari area di bawah jembatan, membuat suasana semakin terasa istimewa.

Namun, rencana untuk mendirikan tenda pada malam itu harus tertunda karena hujan lebat. Mereka akhirnya memutuskan untuk berkemah di sebuah rumah parkir yang kosong, menyebarkan tenda dan menikmati malam yang berbeda. Walaupun suasana berubah, kisah berkemah dan berkumpul di sini menjadi kenangan yang tidak terlupakan.

Jembatan Selopamioro memang sudah tidak ada lagi, tapi kenangan yang tercipta di sekitar sungai dan jembatan itu tetap hidup. Banyak cerita yang berkembang dari pengalaman bersepeda, memancing, hingga berkemah. Kisah ini menjadi bagian dari sejarah kecil yang terus dikenang, meskipun lingkungan di sekitarnya semakin berubah.

Pemandangan alam yang elok di sekitar lokasi ini tetap menarik para wisatawan, terutama para pencinta alam yang ingin menikmati sensasi petualangan di alam terbuka. Bagi mereka, Selopamioro tetap menjadi destinasi yang tak bisa terlupakan.

Dan demikianlah kisah tentang jembatan gantung Selopamioro yang kini tinggal kenangan, tetapi meninggalkan banyak cerita indah bagi mereka yang pernah merasakannya.


Senin, 22 Agustus 2016

SOLORAYA.

Disaat tikum di timur Janti jogja pada hari sabtu di bulan agustusini termulai dengan rencana denga manteman yang imut dan lucu sejauh 120 x 2 km.
Saat sebuah lagu wajib di dengarkan sebagai tanda memasuki kota solo maka terinspirasi lagu Bengawan Solo.

Saat menjadi kisah menurut logika dan logistik yang mampu menyelamatkan rasa yang kemudian menjadi logis menurut daya pikir penulisnya agar bisa selamat di jalanan dan pulang membawa kenangan.

RENCANA.
Dari jogja star menuju pabrik gula Gondang winangun,mesjid gedhe klaten,mesjid gedhe surakarta,kraton surakarta,pasar klewer,taman sriwedanidi outlet sepeda,alunalun klaten dan finish di jogja.


Ada kisah seru di tiga kali ban bocor di perjalanan kali ini  menjadi kisah kita mengartikan .
Bisa untuk istirahat lebih lama saat lainya sibuk mengganti ban menjadi tontonan ke 23 rekan goes fedjo ini saling bercanda\
Dan goes lagi seperti menyemut dari dan ke timur kota jogja.

MULAI.
Riwayatmu kini di sedari dulu tetap suka bersepeda federal menjadi pilihan yang tak kenal musim,Tak seberapa niatmu kini meluap sampai jauh.

Mata airmu dari jogja solo mengalir sampai jauh terkurung waktu sampai malam hari menjadi gambaran merasa MERDEKA di hari kemerdekaan RI ke 70 tahun ini di isi dengan cara kami untuk tidak di batasi ruang gerak dan waktunya minggat
Saat kita menginginkan sesuatu karena ingin melakukan dan bukan harus _??.

DAN.
Wes suwe kangen sek tak rasakke ,rasane koyo ngene ngenteni kowe soko esok dewe jam 06,15 wib.
Wes  suwe rasane kangen bali ngenteni bali karo kowe rung jedul sak bengine  wektu jam 23,00 wib.
Rasane kangen waktu bukane wektu iku nganti delikan wayah bengi nunggu awakmu mergo sikilmu kram kanthi kanthi ngango minyak gosok jok kowe ngucap ora popo ,Terus lanjut nyepedane....?

Lan liyane ngrungkepi sak wayah jaman disik ono kene kenangan mulih bareng soko goes cemoro sewu nganti lali mulih nek wes podo ngumpul ngene iki nek alun alun klaten ing lingsir wengi.

Cemoro sewu wes tahunan tahun awakmu kelingan tapi wes lali kesele tok elingke karo critamu biyen lan saiki sanajan koyo wektu sak dalanan koyo saiki iki.

TUH.
Terimakasih manteman fedjo yang telah menemani acaranya bagoes ba,so yang selalu visioner ini menjadi terlaksana dengan MERDEKA di jalanan terlewati .

Walau ada kisah pilu kita dengar dari jauh melalui media time line bahwa acara di jogja telah memerdekakan moto mesin gedhe MOGEnmengurai jalan di jogja mengakibatkan .....Tit ?.

Dan semoga ini menjadi penafsiran pembanding kita yang juga masih di jalan menuju kembali ke Jogja ini untuk bisa tertip di jalanan dari apapun itu

Untuk tersemuakan penyuka jalanan dengan cara berbeda tapi tetap bisa Merdeka di hari bersejarah kali ini.

Menjadi aghir tuk sampai kembali di jogja di jam 24,00 dengan nikmat aman serta lancar raga sampai di rumah masing masing .

Salam jalan raya untuk selalu tertip bersepeda.

... . .

**Perjalanan Merdeka di Jalur Sepeda: Dari Jogja ke Solo dan Kembali**

Pada hari Sabtu di bulan Agustus ini, kami memulai petualangan bersepeda yang tak terlupakan dari Jogja menuju Solo dan kembali. Rencana perjalanan kami dirancang dengan penuh semangat dan melibatkan perjalanan sejauh 240 km, ditempuh dengan sepeda bersama teman-teman yang imut dan lucu. Setiap elemen perjalanan kami diatur dengan hati-hati, dimulai dari titik awal di Jogja dan berakhir kembali di kota yang sama.

**Rencana Perjalanan**

Kami memulai perjalanan dari Jogja, dengan tujuan pertama menuju Pabrik Gula Gondang Winangun di Klaten. Selanjutnya, kami melanjutkan perjalanan menuju Masjid Agung Klaten, Masjid Agung Surakarta, dan Kraton Surakarta. Setelah itu, kami mengunjungi Pasar Klewer dan Taman Sriwedani, sebelum akhirnya menuju outlet sepeda di Klaten. Kami menutup perjalanan dengan mengunjungi Alun-Alun Klaten sebelum kembali ke Jogja.

Selama perjalanan, kami mengalami tiga kali ban bocor yang menambah keseruan. Setiap kali ban bocor menjadi momen istirahat yang panjang, sementara teman-teman lain sibuk mengganti ban. Momen-momen ini menjadi bahan candaan di antara kami, menambah keakraban dan kebersamaan di antara 23 rekan kami dalam perjalanan ini.

**Kisah Seru di Jalan**

Bersepeda dari Jogja ke Solo dan kembali merupakan pengalaman yang mengesankan. Momen-momen ban bocor menjadi kenangan lucu dan tak terlupakan, sementara perjalanan panjang yang kami tempuh membuat kami semakin akrab satu sama lain. Pada saat-saat seperti ini, kebersamaan dan kekompakan menjadi lebih penting daripada jarak yang harus ditempuh.

Kami merasa sangat merdeka, terutama saat melewati pemandangan indah di sepanjang perjalanan dan merasakan kebebasan yang ditawarkan oleh sepeda. Selama perjalanan, kami juga mendengarkan lagu "Bengawan Solo" yang menjadi pengingat akan keindahan Solo dan menambah semangat kami.

**Refleksi dan Kesimpulan**

Sebagai penutup perjalanan, kami mengingat kembali betapa pentingnya pengalaman ini bagi kami. Rasa merdeka yang kami rasakan di hari kemerdekaan RI ke-70 ini, meski bukan tanpa tantangan, memberikan kebanggaan tersendiri. Kami menyadari bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang menempuh jarak, tetapi juga tentang menciptakan kenangan dan merayakan kebersamaan.

Terima kasih kepada teman-teman Fedjo yang telah menemani perjalanan ini dan membuat acara bersepeda kami menjadi sukses. Meskipun ada beberapa tantangan yang harus kami hadapi, perjalanan ini memberikan pengalaman berharga dan kenangan yang akan kami simpan selamanya. Semoga perjalanan ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus bersepeda dan merayakan kebebasan di jalanan.

Kami pulang ke Jogja dengan selamat pada pukul 24.00 WIB, dengan perasaan puas dan penuh kebanggaan. Kami berharap bahwa pengalaman ini dapat menjadi referensi bagi perjalanan-perjalanan berikutnya, dengan tetap memperhatikan keselamatan dan ketertiban di jalan.

Salam jalan raya dan selamat bersepeda!

Sabtu, 20 Agustus 2016

Bike to work Jogja.

Mungkin ini bernada ajakan kepada para pesepeda di Jogja untuk temu kangen.

Saat di perjumpaan di sebuah keinginan menduduki dan merebut kembali bunderan UGM karena telah lama menghilang tanpa jejak.

Kini atau nantinya ada tempat untuk berbagi kisah bersama lagi dan bisa bareng gowes sore sore tuk membuka kenangan lama menjadi baru lagi di hari Rabu sore.



Bahwa bike to work jogja masih aktif !!!

Untuk sekalian menambah teman baru lagi ataupun tambah menggiatkan sepak terjang penggowes bike to work yang sedikit klik aktifitasnya saat ini.


Mungkin pertemuan kecil ini bisa menginpirasi penyuka dengan hasil program barunya lagi.

Yach namanya baru rencana itu membutuhkan proses kebersamaan lagi di semua penggiatnya dan tulisan ini menjadi ajang penggerak baru dari sebuah ajakan saja.

Hanya kerelaan tuk mengajak kembali datang !!

Atau kita tunggu di setiap hari Rabu Gaooool sore hari di bunderan Ugm pada jam 16.15 wib.

Dan kita bisa ngobrol ngobrol tentang apa saja.

Dan merencanakan kegiatan baru di bike to work jogja itu lagi dan lagi.

Mari kita rebut bunderan UGM dan kembali beradu kembali dengan kenangan baru bersama pesepeda Jogja dan sekitarnya.

Salam jumpa nanti sore !!?.

Dan salam kring kring 
Salam lestari.
@cus2019.

JURANG JERO


GERAKAN MERAPI HIJAU #3.

Rasanya gowes bike alone pagi ini terasa kurang sreg di arah posisi yang tertuju dan jejak nya hanya     bisa wani wani_an menjalaninya.

 Saat bertanya  tanya beberapa kali karena ndak berani keblasuk untuk   menemukan jalan keluar dari masalah kali ini.

Seakan wathon kesel kempol dan lambe  bertanya ke orang di jalanan menuju lokasi yang tertuju.

 
Dimulai dari tugu jogja ke utara arah jalur ke pulau watu gunung merapi ke kiri ke arah Turi di agro wisata buah salak mulai menanjak tipis tipis.

Lalu sampai 1/3 kiri ke pasar Balerante menemukan arah tanjakan dan menemukan tower antena ke kiri arah pasar jumoyo kanan arah gardu pandang.


Tujuan gowes kali ini di acara GERAKAN MERAPI HIJAU #3 yang di laksanakan di sisi barat gunung merapi atau di dekat Dam aliran kali putih.    Dan di kisah lagi dengan cara menanam pohon di ujung seberang jalurnya. Dam ini di buat sangat dalam maka di sebut Jurang jero , Bukan jurang duwur pastinya ?

Dan sebelahnya mengikuti alur jembatan besi di daerah ngepos maka jalan lagi ada perbaikan tuk berhenti sesaat dan bersapa tentang arah tertuju ini.


Malah di sangoni sekantong tas kresek buah salak oleh serang ibu ibu yang lagi panen.


Menjadikan lalu larang truk,motor tril yang mengganggu langkah ini seakan terlupakan oleh tambahan tenaga baru dari buah salak berkulit tipis, berbiji kecil dan manis sekali.


Tujuan gowes kali ini di acara GERAKAN MERAPI HIJAU #3 yang di laksanakan di sisi barat gunung merapi atau di dekat Dam aliran kali putih.
 

Dan di kisah lagi dengan cara menanam pohon di ujung seberang jalurnya.
Dam ini di buat sangat dalam maka di sebut Jurang jero ,
Bukan jurang duwur pastinya ?

Dan seiring berjalannya  waktu gunung berapi ini memuntahkan material di dalamnya menjadikan jurang ini terisi bahan pasir,batu dan apapun itu sehingga menutup area jurang ini.

Dan jadi gersang di permukaan tanah atas menjadi reaksi kita untuk menghijaukan kembali secara bersama sama dalam acara kali ini yang berjarak 4kilo dari gunung merapi jogja.

Tujuan gowes kali ini di acara GERAKAN MERAPI HIJAU #3 yang di laksanakan di sisi barat gunung merapi atau di dekat Dam aliran kali putih.    Dan di kisah lagi dengan cara menanam pohon di ujung seberang jalurnya. Dam ini di buat sangat dalam maka di sebut Jurang jero , Bukan jurang duwur pastinya ?




Titik nol.
Bila sampai titik nol tuk menuju arah warung teh tempat para pesepeda dh kumpul menurunkan sepedanya.

Kemudian ke arah dam jurang jero ke arah lurus dan ke mushola,bumi perkemahan, atau rumah pohon ke arah kiri menjadi gambaran yang asik.

Dan untuk memilih tempat wisata sepeda di kemudian hari rasanya ingin menikmati malam di tenda atau apapun itu menjadi kesyahduan ku nantinya.


Di arah JURANG JERO ada sebuah batu yang di sebut Tugu tertulis tanggal 15 september 1992 dan di tanda tangani oleh president Soeharto di masa itu.

Mulai.
Saat ini mulai adanya kabarkan dengan gerakan merapi hijau#3 dengan keikutsertaan para pesepeda,pelajar dan masyarakat umum di sekitar daerah sini tuk bersama sama menanam pohon di samping dam jurang jero.


Saat itu.
Setelah menikmati acara ini tibalah saat makan siang ala daerah sini tuk di pincuk menjadi mewah dengan situasi pemandangan gunung,angin bertiup dan bercanda dengan teman berbagai generasi ini.

Seakan lelah mulai kembali normal dan selanjutnya pamitan yang akan melihat lihat lokasi rumah pohon,bumi perkemahan dan atas saran mas Bayu muntilan untuk mencoba jalur barat arah jl magelang.

Saat mencoba menemukan jalan cor menurun tajam di saat itu pohon pohon mulai berhamburan karena di tebang di kanan kirinya sampai menuju pohon besar yang ada papan petunjuk arah jurang jero atau srumbung.

Maka saya terus lurus akan menemukan SD srumbung tuk terus menurun panjang maka ketemu 1/3 jalan magelang km 24 salam gulon jalan magelang.

Dan arah kiri arah denggung,kiri arah jl gitogati dan kanan arah Tugu jogja.

GERAKAN MERAPI HIJAU #3.

Penutup.
Alhamdulilah kembali berkah sampai kembali ke jogja lagi dengan aman dan lancar jaya ini menjadi pengapdian dan perbuatan tuk menguatkan di sebuah aksi kehidupan serta tabungan bertumbuhnya sebuah pohon tuk kenyamanan dan kelestarian generasi berikutnya.

Salim.

Selesai 
Penulis.

Blog Edisi unggulan

Bukan Rambo.

Aku manusia biasa bukan Rambo. Setiap kali aku mulai bersepeda terkadang aku perlu teman-teman dan bisa saja di jalanan secara tiba-tiba ada...