Pabrik gula Madukismo Jogja.
Kisahku kali ini....!!
Kali ini mengisahkan saat bersepeda sekalian untuk mengenal lebih dekat tentang sebuah pabrik gula pasir terbesar yang ada di Jogja.
Kisahku kali ini....!!
Kali ini mengisahkan saat bersepeda sekalian untuk mengenal lebih dekat tentang sebuah pabrik gula pasir terbesar yang ada di Jogja.
Semoga kali ini melihat secara langsung kisah kirap tebu manten di tahun 2019 .
Dan nantinya di tahun depan bisa terus di lestarikan sebagai tradisi budaya di Jogjakarya ini.
Dan nantinya di tahun depan bisa terus di lestarikan sebagai tradisi budaya di Jogjakarya ini.
Mulai saja.
Pabrik ini terletak di sisi selatan kota Jogja sekitar 25 menit dari perempatan Tamansari Jogja.
Cembeng bermula dari sini.
Awal mulanya saat giling gula pasir tanpa adanya selamatan maka pernah di coba tetapi menurut ceritanya saat giling berulang ulang sampai 3 bulan tebu yang di gilling masih berujud air tebu biasa saja tidak ada manisnya
Maka berdasarkan pengalaman ini di adakan selamatan cembeng atau bahasa Jawa pengucapannya menjadi cembengan.
Awal mulanya saat giling gula pasir tanpa adanya selamatan maka pernah di coba tetapi menurut ceritanya saat giling berulang ulang sampai 3 bulan tebu yang di gilling masih berujud air tebu biasa saja tidak ada manisnya
Maka berdasarkan pengalaman ini di adakan selamatan cembeng atau bahasa Jawa pengucapannya menjadi cembengan.
Sakralnya.
Dan selamatan yang di awali prosesi buka giling dan suling di adakan tradisi selamatan.
Atau dalam bahasa Jawa di sebut tradisi CEMBENG yang di laksanakan setahun sekali _??
Dan dalam periode 6 bulan perbaikan alat di pabrik sekalian acara tradisi CEMBENG ini.
Dan 6 bulan berikutnya di bulan Mei sampai dengan Oktober di mulailah produksi membuat gulanya.
Atau dalam bahasa Jawa di sebut tradisi CEMBENG yang di laksanakan setahun sekali _??
Dan dalam periode 6 bulan perbaikan alat di pabrik sekalian acara tradisi CEMBENG ini.
Dan 6 bulan berikutnya di bulan Mei sampai dengan Oktober di mulailah produksi membuat gulanya.
Semua tradisi ini harus di percaya nggak percaya harus tetap di adakan karena ini soal kesakralnya dari misteri giling suling ini.
Dan di jaman modern masih saja kisah klenik harus di jalankan setiap tahunnya.
Seperti halnya tradisi mengitari pabrik dengan membawa seserahan 2 tebu Temanten yang bernama Nyai kasih dan Kyai sukro .
Seperti halnya tradisi mengitari pabrik dengan membawa seserahan 2 tebu Temanten yang bernama Nyai kasih dan Kyai sukro .
Kedua tebu ini di ambil dari perkebunan di Sleman dan daerah temanggung sana.
Kemudian layaknya sepasang Temanten yang juga di iring dengan di naikkan kereta kuda dari kraton dan kemudian di nikahkan oleh wali nikah di sebuah masjid di area pabrik dengan mas kawin uang sebesar 5 juta rupiah.
Kemudian layaknya sepasang Temanten yang juga di iring dengan di naikkan kereta kuda dari kraton dan kemudian di nikahkan oleh wali nikah di sebuah masjid di area pabrik dengan mas kawin uang sebesar 5 juta rupiah.
Setelah itu sepasang tebu Lanang wadhon ini selesai di arak atau di kirap maka di simpan di sebuah rumah dan saat mulai giling tebu kedua Temanten ini di ikutkan di giling sebagai tanda mulai produksi gula.
Biasanya proses CEMBENG di awali dengan adanya sesaji ancak ancak atau tumpeng Sewu yang nantinya di sebar di sekitar komplek perkantoran pabrik dan seluruh karyawan yang ada di sini.
Katanya.
Menurut ceritanya upacara ini nggak pernah di tinggalkan sejak berdirinya di masa pemerintahan India Belanda .
Bahkan upacara CEMBENG ini juga di ikuti di semua pabrik gula di seluruh Indonesia terutama yang ada di Jawa timur.
Bahkan upacara CEMBENG ini juga di ikuti di semua pabrik gula di seluruh Indonesia terutama yang ada di Jawa timur.
Sebenarnya tradisi upacara ini untuk memohon Doa keselamatan kepada Allah yang maha kuasa agar di beri keselamatan dari awal sampai akhir giling bagi semua karyawan pabrik ini.
Di lingkungan pabrik ini.
Ada kehidupan yang terkadang bisa di untungkan karena terhibur adanya upacara ini .
Dan masyarakat bisa jualan serta adanya hiburan seperti pasar malam karena beroperasi dari siang sampai malam hari dengan waktu selama 30 lamanya ini.
Dan masyarakat bisa jualan serta adanya hiburan seperti pasar malam karena beroperasi dari siang sampai malam hari dengan waktu selama 30 lamanya ini.
Dan para pelaku di saat sebelumnya yaitu karyawan yang sudah pensiun atau keluarganya juga untuk saling bersilahturahmi dengan adanya upacara ini.
Tidak sekedar hiburan modern tetapi juga pagelaran semalam suntuk untuk gelar wayangan dengan dalang yang kondang di kota Jogja untuk saat ini Ki seno juga turut di undang untuk menghibur masyarakat sekitar pabrik.
Sejarah singkat.
Berawal atas peresmian dan penandatanganan oleh presiden bapak Soekarno pada tanggal 29 Mei 1958.
Dan kini sudah berusia 64 tahun ini juga di masanya waktu itu di bangun dengan mendatangkan mesin dan tenaga ahli mesin dari negara Jerman timur.
Dan kini sudah berusia 64 tahun ini juga di masanya waktu itu di bangun dengan mendatangkan mesin dan tenaga ahli mesin dari negara Jerman timur.
Nah.
Itu saja kisahku kali di sela sela hari Kamis jam 13.00 _15,30 di tanggal 4 April 2019 untuk sekedar menunggu berjalannya kirap upacara giling dan suling di tahun 2019
Itu saja kisahku kali di sela sela hari Kamis jam 13.00 _15,30 di tanggal 4 April 2019 untuk sekedar menunggu berjalannya kirap upacara giling dan suling di tahun 2019
Semoga di tahun depan bisa melihat lagi tradisi seperti ini.
Di saat aku juga berpamitan kepada bapak yang berseragam coklat coklat yang begitu fasih berbicara jawa dan orang orang yang sempat saya dengar ceriteranya di siang itu.
Dan berbagai sumber tulisan sebagai penjernih pembenaran kisah yang aku sajikan kepada pembaca mata Kayuhanku ini.
Salam. dari pabrik gula Madukismo Jogjakarta.
Cus @2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar