Jumat, 29 Maret 2019

IKAN BE,ONG.

Gowes kulineran.
Sepiring ikan ini telah kosong menghilangkan rasa yang terbayang dan membayang di ujung kayuhan karena masih saja terbayang lagi dan lagi dari rasanya itu.


Saat ada dingin pagi hari,hujan gerimis mengundang ke tubuh ini sebentar lagi panas meninggalkan kota jogjakarta melewati jalur berangkatnya ;
_ Jalan godean,arah Ancol,ngluwar tembus jalan Wates _ Muntilan menuju jembatan srowol dan finishing di candi Borobudur.
_Lalu ke bukit Rhema 
_Warung makan ikan Beong di jalan salaman Borobudur Jawa tengah.

Dan jalur kembali pulang ke jogja :
Melewati jembatan srowol arah Muntilan lalu melewati gunung Pring menuju jalan raya di jalan Muntilan ketemu di dekat agen bus Ramayana.
Dan kembali lagi ke Jogja lagi.

Hanya sepiring ikan.
Walau racikan sisa sisa rempah rempah racikan dari masakan pedesaan yang terdampar di kerongkongan ini terasa pass rasanya walau kepedesan masih terbayang.
Dan merambat pelan pelan tapi pasti dengan kayuhan demi kayuhan demi mendapatkan jamuan pagi yang istimewa untuk di kisahkan lagi.

Selamat pagi Borobudur...!!?


Dari rasa penasaran jalur treek baru di Googling sampai dengan rasanya penasarannya ikan Beong kita sepakat bersepeda menuju kesananya.
Untuk sekedar perjalanan bersepeda ke candi Borobudur pastinya sudah biasa tapi bukan dan tak  sekedar melihat serpihan batu tertata puluhan tahun itu.
Tapi sajian makanan andalan daerah sini istimewa masakanya harus di buru dan di nikmat rasanya walau di niati pulang pergi dengan cara di gowes sampai kesini ya.

Singkat ceritera .
Kenapa saya pingin sekali kesini lagi karena ada kisah yang belum selesai dan tersisa kenangan di waktu itu pernah ke sini ....!!  Ora buka warungnya karena di saat itu ikan tidak ada atau belum musimnya di dapatkan dari sungai atau di panen dari stok penyimpanan ikan makanya pass datang warung jadi tutup.

Dan membuat saya mencoba kesini  lagi saat ini untuk sekedar mengulang misalnya sudah ada tak mampir lagi na gituh saja.

Ikan Beong.
Tapi kalau membaca jangan beng_ong yack !!?
Ndak kaya seperti ikan bengoooong.
Foto ikan beong.


Nah....!!
Sebuah warung yang menjadi tujuan orang orang ini memang pilihan para penyukanya memilih dari jejeran warung yang ada dan di sini untuk menyantap menu mangut ikan Beong.
Karena menu ini termasuk makanan langka .
Kenapa langka !!?

Warung ini terletak di 4 kilo arah barat candi Borobudur atau di jalan salaman yang jalanya rodok mendatar lalu bila mulai menanjak maka belok ke kiri menuju arah bukit Rhema lalu kalau terus jalan aspal agak menanjak dikit dan lihat turunan lihat kanan jalan ada gang maka masuk di kiri jalan warung ikannya...nah itu.

Muasal ikan ini....!!
Ikan ini hidup hanya di jalur sungai Progo dan sulit di budidayakan di lain tempat dan dari endemis sama seperti ikan lele yang berukuran ada yang jumbo bentuk tubuhnya.

Lalu mengapa orang orang pada suka !!?
Karena ikan ini setelah di masak dagingnya terasa agak tebal,gurih,empuk dan seratnya mudah terbelah.....makyusslah.

Atau hal istimewa !!?
Dan yang ku coba pilih adalah ikan yang terbesar yang ada di loyang panci itu atau saya coba ukur ternyata kepalanya ikan itu bisa sepanjang seperti ukuran lebar piring.

Dan warung ini memang menu spesialnya kepala ikan Beong tetapi menu lainya juga tersedia di sini.

Bedanya...!!
Ikan Beong seperti terlihat sama seperti ikan lele yang berkumis terapi penyajiannya berbeda.
Antara nikmat dan sensasinya berbeda kalau dengan ikan beong seperti ini.

Misalnya ikan lele di jual dengan menu ukuran lebih kecil untuk konsumsi warung mangut lele yang tersebar di berbagai sudut Jogja selalu ada.



Foto menu ikan lele.

Atau kalau beli seperti ini ada seekor lele goreng ini ada tambahan sepiring nasi,irisan ketimun,petikan daun kemangi itu sudah di hargai 13_15 ribu rupiah.

Tapi ikan lele di jual sebesar ikan beong itu biasanya pembeli tidak suka karena mungkin kalau di masak dagingnya lele terasa Spoo hambar ....gitu_lho.

Nah kalau ikan Beong harganya bisa sampai 30_70 ribu rupiah untuk kepalanya saja.
Biasanya kepalanya setelah di sembelih di potong potong lalu di rendam dengan rempah rempah bumbu alami yang pedas apalagi di tambah cabe utuh di tabur bersama kuahnya menjadi zueeperr pedes bangggget.
Lalu.....!!!
Lalu aku mulai kekenyangen.
Lalu kepedesan.
Lalu tanduk nasinya.
Lalu minum air lagi.
Lalu ambil kerupuk di lodong.
Lalu jadi bau.........keringatan.
Lalu perut ini masih bisa aman......kok.

Dengan seporsi istimewa ini yang aku pilih dan kekenyangan mulai ngelantur omongannya seperti ini dan berulang lagi....;
Huuuh...hahhhahh huhhh ahhhh keluar suara dari mulutku serta ada keringat mulai mengucur satu demi satu ke badan ini.

Dan mulai ada cubitan kertas tisu menahan temetesnya keringat dalam menahan_ rasa pedasnya.

Foto masakan ikan beong .


Lalu di kisah ini....!!
Kita kembali pulang ke Jogja lagi saat lorong jalan aspal mulai membuatku nafas terasa sesak dan kuping telinga mulai berdenging saat ke temu jalan raya muntilan di saat itu.

Pertanda memang jamannya seperti ini apa harus menghindar atau berbalik arah lain dari parade sang pejuang jalanan melambaikan bendera atribut peserta pemilu.

Tapi Allhamdullilah selamat dan kita lancar jaya kembali ke jogja lagi.

Salam damai dari jalanan yang menyesakkan nafas oleh asap dan bisingnya suara rang reng blombongan knalpot di telinga ini.
Bung !!?.

Selesai.

Tujuan ; 
Berburu ikan Beong Borobudur
Sudah terlaksana dengan gembira ria.

#cuslagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blog Edisi unggulan

Anniversary ride 5 th Jogja pit Ringkes

Aku ingin berubah bersama mereka. Pada awalnya, bersepeda dengan sepeda lipat hanyalah sekadar kesenangan pribadi. Namun, setelah mengenal b...