Minggu, 12 Februari 2017

SAPUANGIN BIKE CAMP

Judul
Cita-Citaku Menulis Buku Petualangan: Bambang "Paimo" Hertadi Mas, Sumber tulisan Inspirasi Sejati.

Cerita di mulai :

Saya masih ingat saat pertama kali bertemu Om Paimo, petualang sejati yang telah mengelilingi dunia dengan sepedanya membelah pegunungan Andes , Saya terinspirasi oleh semangatnya dan memutuskan untuk bisa menulis buku petualangan bersepeda dengan cara dan bahasa yang berbeda dari apa yang sudah ada.

Saya menulis bukan saja tentang bersepeda Turing saja tetapi dengan beberapa sepeda pernah di coba karena bersepeda sebenarnya tidak perlu menunggu lama dan bagaimana jauhnya tujuan itu di tempuh tetapi ini soal mental dalam melakukan hubungan antara manusia,sepeda dan lingkungan sekitar sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup kepada keberuntungan cita rasa yang nikmat yang berbeda.

Misalnya orang bersepeda itu melelahkan tapi kok tidak semua orang bisa melakukannya dan putus asa.
Sedangkan orang yang merasa file status sosial seseorang untuk dijadikan gaya hidup sehat maka akan semakin terpacu untuk mencoba lagi .
Mencoba lagi bersepeda di tempat yang paling sering ditemukan di daerah yang familiar misalnya di gunung akan di ulang lagi datang ke gunung itu lagi walaupun dengan cara berbeda lagi dan hal ini menjadi kepuasan yang hakiki.

Bagaimana menemukan Makna Bersepeda menurut saya saat mulai bersepeda dan menyadari bahwa ini bukan hanya tentang menempuh jarak, tapi tentang mental dan hubungan dengan lingkungan. Setiap perjalanan memiliki kesamaan: persiapan, teknik, ,manajemen,tentang kesabaran, ketekunan, dan kegembiraan

Maka orang yang suka bersepeda Turing sering di sebut petualang jalanan maka ia  bisa belajar dengan banyak referensi yang tidak bisa lagi menahan diri untuk mempelajari hal-hal baru saat di temukan di jalanan.
Misalnya bagaimana mengenal  bersepeda Turing itu harus bisa mempersiapkan soal ;

A.Persiapan Teknis
1. Spesifikasi Sepeda: Pastikan sepeda dalam kondisi baik, sesuaikan dengan jenis perjalanan (gunung, dataran, atau kota).
2. Pemeriksaan sepeda: Ban, rem, gear, dan komponen lainnya.
3. Peralatan keselamatan: Helm, sarung tangan, dan kaca mata.

B.Persiapan Fisik dan Mental
1. Teknik Bersepeda: Latih teknik bersepeda yang benar, seperti posisi duduk, pegangan setang, dan penggunaan gear.
2. Kondisi Fisik: Latih cardio, kekuatan otot, dan fleksibilitas.
3. Mental: Bangun motivasi, fokus, dan manajemen stres.
4. Pemahaman tentang jenis perjalanan (jarak, elevasi, cuaca).

C.Persiapan Logistik
1. Sarana Prasarana: Pastikan ada dukungan logistik (transportasi, akomodasi, makanan).
2. Perlengkapan secara mandiri atau di sponsori dengan membawa perlengkapan yang diperlukan (pompa ban, alat reparasi, obat-obatan).
3. Komunikasi: Pastikan ada alat komunikasi yang memadai (ponsel, radio).

D.Persiapan Manajemen
1. Perencanaan Rute: Tentukan rute, jarak, dan waktu tempuh.
2. Manajemen Waktu: Buat jadwal dan patuhi.
3. Anggaran: Siapkan anggaran untuk biaya perjalanan.
4. Dokumentasi: Siapkan dokumen penting (identitas, asuransi, izin).

E.Persiapan Tim jika bersama teman lainnya.
1. Komunikasi: Pastikan semua anggota tim berkomunikasi dengan baik.
2. Pembagian Tugas: Tentukan tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota.
3. Kesepakatan: Buat kesepakatan tentang aturan dan prosedur.
4. Pertemuan Pra-Perjalanan: Lakukan pertemuan sebelum perjalanan untuk memastikan kesiapannya.

F. Tips Tambahan
1. Cari informasi tentang cuaca dan kondisi jalan.
2. Bawa peralatan darurat (obat-obatan, alat reparasi).
3. Pastikan ada dukungan dari keluarga dan teman.
4. Jangan lupa membawa dokumen penting dan asuransi.

Dan kembali soal mental seseorang tidak begitu saja tumbuh kembang menjadi petarung jalanan tetapi ia harus memiliki proses dari pengetahuan dan panutan bagi dirinya sendiri.

Dapat dikatakan penulis ini sebagai salah satu penerus dari berbagai ide liar yang tumbuh karena keadaan yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk di tulis lalu di sampaikan kepada pembaca dan bagi kehidupan kita sehari-hari tetapi bagi penulis buku ini merupakan langkah awal dan tidak mudah bagi saya untuk sekedar meniru gaya hidup bersepedanya.
Sampai beliau bisa mengeliling sampai ke ujung dunia dan hasil buku nya berjudul ; Bersepeda membelah pegunungan Andes.

Dan penulis mengambil sedikit kesamaan dengan cara seperti membuat buku adalah salah satu cara terbaik dari persamaan saya dengan om Paimo.

Kembali ke acara kali ini maka inilah para pembina upacara para pesepeda di acara bike camp sapuangin sempat berpesan melalui tulisan di bagian buku pembagian secara gratis karena ikut bike camp  :

Pesan pertama di buku  Bersepeda membelah pegunungan Andes :
Buat : mas iyink "ajrit" kenang kenangan nanjak bareng di Sapuangin 2015.
Oleh nte Aristi .

Pesan kedua di buku dari om Paimo tertulis Salam Sapuangin 13 Desember 2015 seperti foto di bawah ini.
.....foto

Buku itu ditandatangani oleh Om Paimo. Saya merasa terhormat dan termotivasi untuk menulis buku saya sendiri.
Kemudian buku itu di tandatangani maka beberapa tahun kemudian saya merasa nyaman bila nantinya bisa memiliki kemampuan untuk membuat buku sendiri dengan tampilan seperti itu bisa menjadi alternatif sandaran dan  langkah awal bagaimana menulis Buku.

Saya mulai menulis lagi di buku saya, "Bersepeda dengan Cara Berbeda jilid 02 ". Setiap kata, setiap kalimat, adalah ekspresi dari pengalaman dan perasaan saya. Saya ingin berbagi inspirasi dan motivasi kepada para pesepeda lainnya di manapun berada .

Dengan kata lain mereka yang tidak bisa melihat dengan mata telanjang tetapi dengan membaca bisa menunjukkan bahwa dunia ini tidak hanya di sini dan di sana tetapi bagaimana kenangan itu tidak hilang dari peredaran sesama hobi petualangan sepeda perlu di ungkapkan dengan rasa percaya diri dan mencintai perlakuan hobi tersebut .

Maka peran penting dalam proses belajar itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan aktivitas dan juga bisa digunakan sebagai bahan untuk membuat sebuah karya sastra yang tidak dapat dipisahkan dari dorongan terus beraktivitas bersepeda dan menulis selama beberapa tahun di sebuah blog pribadi .

Pada akhirnya terkumpul dan akan menjadi sebuah buku yang berjudul : Bersepeda dengan cara berbeda yang sudah terbit di bulan Januari 2025 yang tidak pernah bisa lepas dari pengaruh seorang petualang sejati sekelas om Paimo.
Hal yang tidak pernah ada di mimpiku menjadi terwujud dan terindah di dunia yang paling penting yaitu mempunyai cita cita yang sama dan mempunyai kemampuan untuk membuat buku dari perjalanan bersepeda yang tidak saja berbeda dari sudut pandang om Paimo dan sudut pandang saya akan memberikan dampak positif bagi perkembangan para pesepeda lainnya di kemudian hari saya berharap buku ini menjadi sumber motivasi bagi para pesepeda untuk terus beraktivitas dan mengejar impian mereka. Semoga kebaikan dan kesabaran selalu menyertai kita.


Petualangan Gowes Sapuangin: Menaklukkan Tanjakan Gunung Merapi

Pada awal Petualangan
Saya masih ingat hari itu, 12 September 2015. Saya dan kawan-kawan memulai petualangan gowes dari Eiger Yap Terban, Jogja, menuju puncak Sapuangin, Gunung Merapi. Dengan semangat dan persiapan yang matang, kami siap menghadapi tanjakan yang menantang.

Tak lupa kita semua berharap semoga Allah memberkahi perjalanan ini,memberikan kekuatan dan keselamatan hingga sampai ke puncak base camp sapuangin di gugusan sisi paling tenggara gunung merapi jogja di ketinggian 1203mdpl.

Gowes menantang menaklukkan Tanjakan di perjalanan dimulai pukul 06.00 WIB waktu di mulai tim kumpul di Yap Terban jogja untuk registrasi ulang dan adanya pembagian fasilitas dari sponsor utama yaitu eiger Jogja  sekalian untuk bisa merias sepeda seperti  sepeda touring.

Saat mulai berangkat dengan aba aba bendera dari pihak sponsor utama Eiger tuk melepas 11 grup yang terdiri dari beberapa 10 -12 orang anggota peserta pesepeda.

Saat perkiraan untuk bisa sampai dari jam 06,30 ke pabrik gula gondang di perkirakan di jam 10,00 wib lalu memutari lokasi pabrik di lanjut pilihan tentatif
_ untuk sepeda bisa di loading pakai moda truk.
_ untuk lanjut tuk tikum di pasar Surowono Tlogowatu klaten.
_ untuk lanjut ke titik finish di base camp sapuangin di jam 15,30 wib.

Tanjakan Sapuangin menjadi ujian nyata bagi kami. Beberapa rekan memilih untuk loading, tapi saya dan beberapa lainnya memilih untuk terus mengayuh.
H
Katanya.
Menurut yang di ceritakan kalau bersepeda berjarak itu nikmatnya bila sudah di atas sadel dengan segala peralatan tempurnya itu di lakoni dengan kesabarannya dan bukanya di loading !!

Karena makna bersepeda itu bukan hanya tentang menempuh jarak, tapi juga tentang kesabaran dan menikmati prosesnya serta menggunakan peralatan yang tepat dan kesabaran lebih baik daripada memilih jalan pintas (loading).

Nikmati saja bersepeda ke depan sana tuk menempatkan diri bersamamu sampai ke atas sana juga akan sama sengsaranya bila ada celah untuk di cela bagi peserta lain yang melihat kejadian itu berlangsung selama beberapa jam kemudian timbul komentar lain.

Di saat mereka  yang ikut loading juga melihat yang bener bener gowes saat lainnya mengunakan moda truk yang penuh tanda tanya itu !!
Karena saya tak mempermasalahkan mereka mau loading atau tidak tetapi saya hanya tersenyum meringis dari kata kata  tulisan sindiran yang ada di bak belakang bawah truk itu.....!!
Penulis lebih memilih menikmati perjalanan daripada mempertanyakan pilihan orang lain dengan cara menikmati proses bersepeda dan jangan terlalu fokus pada tujuan dan menjadi sabar serta percaya diri lebih penting daripada mencari jalan pintas.
Atau mereka itu yang ikut loading tak sempat membaca tulisan di mbak belakang truk  yang bertuliskan ;
 * TAKUT SENGSARA *

Lalu......!!
Ada yang sempat mengambil foto adegan itu.
Lalu......!!
Kemudian di uploat lalu menjadi viral di media sosial seakan menjadi hiburan kita di kemudian hari.
Saat ada tulisan ....!!.
Tulisan di belakang Truk ini seakan bisa saja melecehkan atau penunggangnya masa bodoh dengan peringatan yang tertulis atau tak ada rasa gengsi apa kalau di loading seperti itu.....yaa !!

Tetapi .....!!.
Saat tetap sama tercelanya dengan yang berani menuntun ke depan sana juga ada celah tuk di cela..?

Lalu ....!!?.
Ini bukan soal bergerak dengan cara melet saat sepeda di gowes di tanjakan tetapi menjadi terjebak dari ritme pilihan sebagai alasan berhenti dulu untuk menunggu peserta yang lainnya.

Misalnya situasi aman nya bisa ikut di loding atau di lanjut ke depan sana .....entahlah ?

Saat menuju ke depan itu....!!
Dan bukan untuk sebuah kesetiaan atau penghianatan saat berkawan dari namanya cah pit atau atas nama kebersamaan.
Tapi ini soal selera namanya gowes dari pilihan bergerak maju di tanjakan dari pilihan setiap pelakunya saat itu.

Maka....!!.
Siapa yang dapat mencegahnya tuk sampai ke atas sana di pilihan bisa saja di lakoni sak tekan sampai nya.
Karena pilihan itu sederhana dari yang sabar menemukan irama serta ritme lagu kayuhan.
Dari yang sebenarnya yang lebih tulus setulus sepeda ini menemani dengan setia setiap saat itu menjadi ada ada saja itu di temukan kenangan baru lagi.

Pokoke ....!!.
Pokoke acara senang ketemu kesenangan karo mangan mangan di atas sana seakan nyatanya mencapainya dengan perjuangan dengan keringat ternyata sampai di ;

_ mesjid Tlogowatu di sini mulai menanjak seperti berada di benteng terbuat dari batu di lumuri balutan cairan aspal dan seperti muka tembok lurus langsam lalu berundak undak ini masih saja terusik oleh lalu lalang mobil,truk pembawa material Sirtu pasir tanah.

Dan juga truk truk itu menghentakkan debu yang mengusik antara kita ini namanya berani atau nekat bergerak seperti ini.

Lalu.....!!.
Karena estimasi finish masih ada sisa waktu maka kita terdiam di pos ronda yang masih satu kilo lagi posisi menanjak ini menuju tujuan.

Dan sambil menunggu teman yang masih di ujung bawah tanjakan sana itu ternyata sosok penderita kaki kram yang sempat ngantuk awak nek mesjid tadi pagi kini terlihat di bawah itu mulai menanjak pelan tapi pasti.

Dia dengan lepas kaos mulai terseok Seok mulai mendekat ke atas sini dengan segala niatan dari sisa nafas dan kini terjawab sudah dari apapun itu.

Dari mas Danang kayuh jogja itu menjadi puas katanya berucap saat sampai atas di pos ronda ini

Saat .... yang di atas tanjakan sudah ada maka kami berbagi cerita dan semangat di pertemuan Tante Aristy jakarta,Om Djoko magelang ,om Nardi jogja .
Mereka juga ikut berlaku senang melihat ada yang menyusul dan gembira tuk menyemangati langkah langkah kayuhannya itu bergerak ke atas sini dan suara suara terdengar tuk berucap menyuarakan teriakan gembiranya 
........Ayo mas Danang kamu harus bisa !?.
Momentum ini bisa untuk menghargai Perjuangan mas Danang Kayuh yang berhasil menaklukkan tanjakan, kami merasa salut. Semangatnya menjadi inspirasi bagi kami semua.
Dan moment ini menjadi ideal apabila ini di dipersamakan dengan slogan acara kali ini.

Maka inilah moment yang terpilih menurut versi saksi dari bertiga di atas ini bisa melihat sebuah perjuangan melawan rasa sakit dan lelah itu nyatanya berhasil menuju semangat yang namanya ; Satu Sepeda -
Sejuta Saudara.
Dari arti sebenarnya dalam menginpirasi pesepeda yang lainnya di acara gowes kali ini dan merasa salut atas semangatnya yang ia buat  dari mas Danang Kayuh.

Dari kisah ini saya menemukan Inspirasi
dan perjuangan teman dalam menaklukkan tanjakan dan menjadi inspirasi bagi saya untuk terus bersemangat dan tidak menyerah.

Serta perjuangan yang Menginspirasi
Perjuangan teman saya ini menjadi contoh kesabaran dan ketekunan. Dia tidak menyerah meskipun menghadapi tanjakan yang curam dan jalan yang panjang.

Selanjutnya menghargai Semangat
Saya belajar untuk menghargai semangat dan usaha orang lain. Ini membuat saya lebih menghargai perjuangan saya sendiri dan tidak menyerah walau kesabaran bahkan percaya diri menjadi kunci untuk mencapai tujuan.
Bahkan saya belajar untuk tidak terlalu fokus pada kecepatan dan gaya, tapi menikmati proses serta dukungan dari Campur Tangan Tuhan karena saya yakin selalu menyertai usaha yang tulus. Ini memberikan saya kekuatan dan semangat untuk terus berjuang.

Akhir Petualangan
Sampai atas!

Setelah menaklukkan tanjakan terakhir, saya mencapai puncak Sapuangin. Tenda-tenda warna-warni sudah menanti, menandai kesuksesan para pesepeda.

Kemudian sambil berlalu sempat bertemu lagi Nte Aristy dari Jakarta mulai menyapa, "Wah, bisa sampai sini juga! Tanjakannya ajried ya, Mas!" Saya hanya tersenyum, lelah....lelah.

Keseruan di Puncak

Setelah beristirahat, saya meninggalkan sepeda dan bersalaman dengan rekan-rekan yang sudah tiba lebih dulu. Kami berbagi cerita dan kesan yang mendalam tentang lingkungan puncak Sapuangin menjadi saksi kesuksesan kami dari semangat, kesabaran, dan persahabatan menjadi kenangan tak terlupakan.

Sampai di Finis.

Dari akhir Petualangan bersepeda saya lalu mendirikan tenda, kami bersantai dan berbagi cerita. Petang hari, kami berjalan-jalan sekitar lokasi dan bersilaturahmi dengan warga sekitar. Petualangan ini menjadi kenangan yang tak terlupakan.

Setelah mencapai puncak Sapuangin, saya dan Om Djoko dari Magelang melepas perlengkapan sepeda dan mendirikan tenda. Kami beristirahat, bercanda tentang tanjakan yang sudah terlalui, dan menikmati suasana santai.

Menghadapi Cuaca Dingin
Cuaca mulai dingin, dan keringat kering menjadi daki di sekujur tubuh. Kami memutuskan untuk mandi bebek, meskipun airnya dingin. Gelap sore mulai mengusik, dan kami bersiap untuk beristirahat.

Bersilaturahmi.

Kami berdoa dan memohon perlindungan para penjaga alam dan sahabat. Kami juga ingin bersilaturahmi dengan warga sekitar Merapi. Dengan kelompok kecil, kami berjalan kaki sekitar lokasi dan berakhir di warung untuk ngemil sarimi bareng dan berbagi keseruan hari itu.

Penutup.

Minggu, 13 September 2015, menjadi hari yang tak terlupakan. Saya masih teringat pertemuan dengan para legenda pesepeda touring di Sapuangin, Gunung Merapi. Ini bukanlah cerita fiksi, tapi kisah nyata yang membekas dalam ingatan bahwa semangat kebersamaan kami di uji dan di buktikan bahwa kita mampu sampai walau terkadang dengan cara berbeda pencapaiannya.

Pesan Moral dari cerita kali ini :
1. Semangat dan persiapan adalah kunci kesuksesan.
2. Menghargai perjuangan orang lain sangat penting.
3. Petualangan dapat memperkuat hubungan dan menciptakan kenangan.

Catatan
Cerita ini berdasarkan pengalaman pribadi dan menjadi inspirasi bagi para pesepeda.
Terima kasih atas perhatian. Sampai jumpa lagi.

Selesai.

Blog Edisi unggulan

Bukan Rambo.

Aku manusia biasa bukan Rambo. Setiap kali aku mulai bersepeda terkadang aku perlu teman-teman dan bisa saja di jalanan secara tiba-tiba ada...