Perjalanan Ke Kampung Gir Pasang
Hari itu, angin sejuk menerpa wajahku saat mengayuh pedal sepedaku menembus jalanan sempit menuju Kampung Gir Pasang. Jembatan baru yang membentang di lereng Gunung Merapi kini menjadi sorotan, viral di berbagai media sosial, menarik banyak orang untuk datang dan menyaksikan keindahan alam yang mengelilinginya. Namun, seperti halnya dunia maya yang sering kali memperlihatkan hal yang tak sesuai kenyataan, aku tahu, perjalanan ini bukan hanya sekadar untuk melihat jembatan baru itu.
Sepanjang perjalanan, aku merasa seperti tersesat dalam dunia fatamorgana—semakin dekat ke tempat tujuan, semakin jelas jalanan menanjak yang harus ku tempuh. Di awal, aku berpikir bahwa medan ini akan sangat berat, bahkan seakan-akan aku tak akan sanggup melewatinya. Setiap kali melihat tanjakan yang terjal, bayanganku pun membayangkan betapa sulitnya menaklukkan jalan ini dengan sepeda. Namun, begitu aku mulai mengayuh dengan ritme yang tepat, ternyata segala yang kulihat sebelumnya hanyalah ilusi. Sepeda, yang tadinya terasa seperti beban berat, kini menjadi teman yang menyenangkan. Jalanan menanjak itu tak seberat yang kubayangkan. Kecepatan dan irama sepedaku kini mengalir dengan mudah, mengikuti ritme tubuhku yang sudah mulai terbiasa.
Aku menyadari bahwa bersepeda bukan hanya soal fisik, tetapi juga soal bagaimana kita menata pikiran dan perasaan kita. Seperti hidup itu sendiri—perjalanan yang penuh dengan tantangan, tetapi dengan langkah yang tenang, setiap tanjakan dapat terasa lebih ringan. Bersepeda adalah sebuah proses pencarian bentuk, sebuah latihan untuk menemukan keseimbangan dalam setiap gerakan yang kita buat. Seiring dengan setiap kayuhan, aku semakin sadar bahwa bersepeda ini adalah bentuk pencarian diri—mencari ritme yang tepat, mencari kedamaian dalam perjalanan yang panjang.
Sesampainya di Kampung Gir Pasang, aku disambut dengan pemandangan yang luar biasa. Jembatan baru itu memang indah, namun yang lebih mengesankan adalah bagaimana setiap langkah kecilku di sepanjang perjalanan ini membawa makna yang lebih besar. Di balik tanjakan yang sulit, ada kebebasan yang kutemukan; di balik perjuangan itu, ada kedamaian yang hadir setelah segala usaha.
Perjalanan ini juga mengajarkanku tentang budaya dan latar belakang. Setiap orang yang bersepeda di sini, dengan sepeda yang berbeda-beda, membawa cerita mereka masing-masing. Ada yang bersepeda untuk kebugaran, ada yang hanya sekadar mengikuti tren, namun ada juga yang bersepeda untuk merenung dan mencari ketenangan. Sepeda yang mereka gunakan tak hanya sekadar alat transportasi, tetapi juga menjadi bagian dari cerita hidup mereka—dari mana mereka berasal dan kemana mereka pergi.
Aku pun menyadari bahwa bersepeda bukan hanya soal fisik, tetapi juga soal keunikan setiap individu yang mengayuh sepeda itu. Mungkin bagi sebagian orang, bersepeda adalah hal yang biasa, namun bagi aku, setiap kayuhan adalah perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang hidup dan diri sendiri.
Jembatan Gir Pasang, yang kini ramai dikunjungi, bukan hanya sebuah tempat viral untuk berfoto. Bagi setiap orang yang datang, tempat ini adalah simbol dari perjalanan yang lebih dalam—sebuah perjalanan yang dimulai dengan langkah kecil, diiringi dengan usaha dan harapan, hingga akhirnya menemukan kedamaian yang sejati di ujungnya.
Dan seperti setiap perjalanan bersepeda, aku tahu bahwa perjalanan ini tidak akan berhenti di sini. Setiap tanjakan yang kulewati hanyalah awal dari jalan-jalan baru yang menantiku, setiap langkah akan membawa aku lebih dekat ke tujuan yang lebih besar. Dan yang terpenting, aku tahu bahwa setiap perjalanan itu, tidak peduli seberapa sulit, akan selalu memberikan pelajaran yang berharga.
---
Cerita ini membawa makna tentang perjalanan menuju tempat baru sebagai proses pencarian diri, refleksi, dan pembelajaran yang tidak hanya fisik, tetapi juga spiritual. Perjalanan bersepeda bukan hanya soal mencapai tujuan, tetapi juga tentang bagaimana kita melihat dan meresapi perjalanan itu sendiri, dengan segala tantangan dan pelajaran yang ditawarkannya.
Mulai saja
Dan semua itu juga butuh proses bagaimana mengenal sepeda yang di pakai juga harus di perhitungkan jenisnya misal untuk gowes kali ini cocoknya dengan sepeda MTB ban ukuran .... ×175-195.
Hal lainnya mulai dari check rute jalan dengan sepeda motor pun sudah di coba dan saat eksekusi sudah di jalani dengan jalan yang di cari yang lebih jengat jalan tanjakannya sudah berakhir dengan aman,lancar dan kembali ke Jogja lagi dengan canda tawa kebahagian dari kebersamaan itu walau ada saja ban bocor menghiasi perjalanan kali ini.
Lalu saat mengenal tujuan terlebih dahulu ke wisata gunung Merapi ini sebagai tempat jujugan gowes baru namanya _Gir Pasang_ tempat ini lagi viral di kunjungi wisatawan.
Lalu kami sepakat untuk gowes di hari Minggu tanggal 23 Januari 2022 di jalur untuk melewati jalan ;
Dari Janti Jogja_candi Prambanan_Base camp Sapuangin _ Gir Pasang _Cangkringan_ Jalan Kaliurang lalu finis di Jogja kembali.
Foto jalur ora nanjak ora ke penak ke sapuangin.
Dan kira kira daya tempuh sejauh 115 km pulang pergi sampai kembali di tugu Jogja.
Gir Pasang
Keindahan alam sekitar lembah pegunungan Merapi tak usai untuk di ceritakan untuk bisa menaiki kereta gantung atau gondola itu saat naik seperti berjalan di atas awan.
Toh pas datang jadi kaget kok kayak cendol dawet orangnya keroyok jembatan apalagi jalan masuk macet,untuk pesen jajanan minuman saja antri,parkiran motor mobil penuh di pinggir jalan utama arah base camp sapuangin pokokmen nganti dredek Leh ku mikir....lur !!.
- 1.Sepertinya ada yang kuat gowes menanjak tapi tidak mau menunjukkan kalau dia mampu melakukannya !!.
- 2.Atau ada yang malah bangga menunjukkan kalau tidak mampu.
- 3.Ada juga yang nggak kuat menanjak dan nggak mau menunjukkan kalau nggak kuat menanjak.
- 4.Ada juga nafasnya sudah mulai crot cret kehabisan tenaga.
- 5.Bisa jadi yang kuat selalu bisa terdepan ndak pernah noleh kebelakang untuk melihat temanya atau sekedar mencari spot foto di perjalananya.
- 6.Oponeh persis kancaku kae nek dalan nanjak koyo uwong kebelet pipis.
Se_baru harapan semoga warga gir pasang lekas menata kehidupan dan kembali bersosialisasi semakin mudah di lakukan karena adanya jembatan gantung gir pasang.