Kamis, 31 Desember 2020

Srikandi lega sekarang.

Kilas balik menjadi baik karena bike.

Sepertinya penulis ini akan berkisah menjadi apa kamu ya kamu yang merasa menjadi baik dan manis saat bike.


Karena lelaki yang baik itu suka bike karena masih memiliki api semangat sedangkan lelaki yang manis adalah lelaki yang mudah patuh dan di jinakkan oleh lelaki lainnya maupun oleh perempuan perempuan kalengan.


Kisah kali ini.

Jadi ingat jangan ke lain hati apalagi hobi tetap fokus bersepeda saja karena penulis juga merasa baru kemaren gowes.


Saat ke sana belum lepas sepatu dan Jersey yang masih bau keringat.


Saat terdengar pokok e koe harus "" YESS " onone karo cekrak cekrek demi conten kata teman di sebelahku ini.


Apalagi iya juga mengiyakan saat ada tantangan baru sekali lagi.


Yakin masih seseg banget ngatur nafas dan tenaga belum reda apalagi kempole paha Iki isih senat senut wes merencanakan gowes meneh.....duh !!?


Mungkin bagi para pesepeda ini waktu terasa begitu cepat berlalu bagi orang orang yang bahagia.


Dan terasa lambat bagi yang merasa tersiksa atau terasa lama bagi yang menantikan.


Srikandi lega sekarang.

Foto : Dokumentasi polri dari media sosial Facebook.

Ya....menantikan tahun baru buat sobat ambyar.

Ya ya ya di tahun baru 2021 yang akan tiba saatnya nanti malam ini menjadi tanda tanya apalagi kisah di tahun depan ......apalagi di tahun 2020 terasa penuh nganu.


Dan itu yang bikin sobat ambyar merasa mengeluh kok ngene jadinya !!?.


Jadinya tikum di penjara.

Sepertinya le nyemprot beberapa kali  baru ke temu batunya saat di laporkan ke pihak berwenang.


Apalagi yang melapor punya kompeten di dunia pendidikan yan suka bersepeda saat putrinya menjadi korban semprotan air keras.


Menjadi........kasak kusuk para goweser Jogja dan sekitarnya beberapa bulan ini sudah terjawab kini setelah pak polisi bergerak cepat.


Saat bisa menangani teror teror pesepeda khususnya perempuan yang jadi korbannya untuk gowes ke arah utara kota jogjakarta.


Padahal yo cah goweser mok bedane dianya kurang piknik adoh Karo kurang di ajak ngopi bareng dadi jok aneh aneh Ra uwes uwes pikirane .


Mulakno jadi lelaki jangan jadi manis saja jok keladok jadi sobat ambyar jadi dendam kepada siapapun yang merasa ia perempuan.


Menjadikan perempuan atau Mak Mak yang punya perempuan gowes di jalanan merasa takut gek gek ketemu sobat ambyar yang merasa dendam Karo sopo !!?


Ya....Karo perempuan yang bersepeda road bike berambut pendek dan pakaian metet seksi seperti....!!?


Ya.....seperti pengakuan pelaku teror pada kisah kisah klasik anak anak ABG yang di tinggal pacarnya.


Hal itu yang biasanya pelampiasannya mabuk mabuk,kebut kebutan di jalan raya atau rese berantem di lingkungannya.


Tapi ini kok malah pelampiasanya nyiram pinggul para perempuan bersepeda di jalanan yang tidak bersalah padanya.


Mata kayuhanku

Foto : Dokumentasi polri dari Facebook.


Mungkin ia dendam saat di putus di tinggal pacar yang lagi sayang sayangnya iku.


Di lalah e juga suka hobi gowes iku juga keladuk rugi bandar.


Oponeh wes di upgrade ke sepeda buat ceweknya ngetokke duwet ribuan akeh lhaaaa.


Dan ujung ujung e malah di tinggal lungo belok kanan Karo cowok lainnya entah kemana.


Kembali ke laptop kisah lainnya ....!!?

Sudahlah urusan sobat ambyar itu biarlah menjadi kenangan pahit di tahun 2020 lebih baik kita berkeluh kesah saja kepada hujan.


Hak itu mulai turun terus menerus membuat rencana gowes menjadi gagal total.


Hujan seperti sekarang sudah awet kayaknya di formalin menyiram bumi biar bumi nyaman ,sejuk,subur dan damai.


Bukannya hujan adalah bio alam semesta yang alami kenapa kita ini harus berkeluh-kesah seperti saat gowes juga terkadang kita terjebak pada pilihan dari cerita kali ini yang berjudul ;

Srikandi lega sekarang.

Soal jarak dan tempat yang salah lalu berkeluh dan kesahnya kok mau ikut tujuan kesini !?? padahal jalan nanjak,jauh dan .....nahh.


Biarlah gowes mu terjebak atau biarlah hujan berpeluh hingga hujan yang awet mengeluarkan isi langit di atas sana.


Atau biarlah bumi dan langit berpeluh.....eee berpelukan seperti kita ini yang merasa rindu berpeluh erat antara aku dan kamu .....ya kamu sayang - ai lope yaou.


Saat waktu " selamat tahun baru 2021 "

Ya.....tahun ini yang penuh makna dari suka cita,haru, ketidak berdayaan,keweran, air mata,kengerian dan kematian ,petaka dari sobat ambyar yang lagi gelisah.


Di sana itu semua terbungkus dalam kenangan pergowesan di tahun 2020 maka tak ada yang namanya suka dan duka yang abadi.


Itu yang ada hanya bagaimana bertahan dalam doa,rasa dan asa dengan usaha semoga lebih baik lagi di tahun 2021.


Selamat datang tahun baru 2021 dan berharap muncullah pagi hari besok di hari jum,at berkah menjadi cerah tiada hujan dan harapan terbaik.


Saat kita semua bisa senyum bahagia ,tawa canda ,penuh cinta dan bahagia menjadi orang baik yang suka bike 2021.


Latihan dulu....!!?

Kadang kamu yang bukan sobat ambyar itu juga dalam memilih bersepeda sudah merasa bosen ,lelah untuk bisa bersabar di jalanan.


Dan terkadang berpikir kenapa harus memilih gowes dan berkeyakinan dalam bimbang untuk berbalik ke hobi lainnya.


Itu berarti kamu belum niat di niatin OPO wes mlepeh atine sak wes se koe le ngepit.


Misalnya sedino le nglakoni jadi koe ambyar 3 dino koyone isih kroso loro kesel.


Lan koe berarti kui tandane koe kurang latihan dan perlu di latih terus ....bung n sis.


Pada akhirnya.

Dari kisah kali ini yang bisa saya tangkap dari kata kata bijak atau contoh di atas penulis tetaplah menjadi baik tapi belum sempurna.


Hak itu saja seperti teman di sebelahku ini yang dari tadi masih menceritakan kegalauannya tentang gowes.


Atau masih belum dapat surat ijin istri tetapi tetap saja berkata sana temannya tetap bilang iya iya saja....duh mas bro !!!


Dan penulis ini masih merasa bukan siapa siapa merasa rendah diri di lingkungan barunya dan tidak menyangkal apa saja dari kata kata orang lain.


Dari yang kehidupannya itu penuh warna hitam putih atau tanpa bentuk abu abu.


Atau tetap  saja bisa banyak teman dan yang di ingat tetap nomer satu yaitu peran serta Allah yang maha Esa maka bila kepentok masalah dan pakai kode kode yang rumit.


Ya....ya saya tidak menyangkal hanya sering ke sangkal keadaan yang harus begitu yang segitunya cara pandang penulis mengartikan keadaan di tahun 2020 di negeri kode +62 khusunya sak obah e putaran roda pasti menemukan kisah klasik baru lagi.


Selamat tahun baru 2021

Selamat tinggal tahun 2020.

Srikandi lega sekarang.

Selesai.

31desember2020.

@cuslagi.


Kamis, 05 November 2020

Gara Gara camera non Hp.

Di hari Jumat berkah.

Pagi ini Jumat sepertinya gowes ke Tamansari saja mengantar teman foto foto setelah itu siangnya critane dolan nek suatu tempat untuk mengikuti acara gowes !!?

Setidaknya ini tantangan baru bagi mereka yang sudah  punya profesi fotografer sesepedaan ke depannya berpeluang di jadikan sebagai profesi yang menarik dan saya ulas di ulas di sini sebagai hiburan saat ngopi pagi hari..

Tapi ini soal fotografer jadi jadian.

Inilah kisah jadi jadian karena fotografer nya ngak bisa mengikuti acara maka jadilah saya jadi fotografer nya di acara foto foto gowes..

Foto camera dan hp jadi jadian..

Inilah gaya tulisan dan jadi sotografer jadinya.

Ceritanya tak kandani sek nek cara pandang gaya bahasa cah sotografer beda lho dengan maksudnya di tulisan fotografer yang Professional......ngerti maksudte to ,bro !!?

Mulai saja.

Apalagi di terapkan sebagai hobi foto pakai telpon genggam kini di sodokke camera Cannon menjadi hal unik bagi penulis ini yang merasa terbebani karena kebiasaan di mulai dari biasanya kini berubah cara pandang dengan hasilnya lebih spesifik jernih dan tahan lama fotonya ngak blawur bila pakai camera Cannon seperti ini.

Tapi soal teknis cukup di jelaskan  tentang fungsi alat alat knop dan fungsinya itu Karo mlaku tetapi soal foto itu secara naluri bidikan dan bagaimana pilihan moment yang pas itu saya yakin punya naluri pilihan dan menurut ceritanya mau di buat apa dan hasilnya menurut saya biarkan foto bisa bercerita sendiri setelah di lihat orang lainnya itu saja.

Nah lhoo !!?

Kok koyo pak Darwis yang fotografer kasih tutoring padahal apasih aku ini mok jadi tukang foto jadi jadian di saat acara kali ini dan isane mok tenteng tenteng kalungan camera mboh hasil le foto ..... Mehh ambyar ora jadinya ,bro .

Misalnya soal insting itu soal rasa bagaimana foto obyek ngak ke potong dan focus juga seimbang warnanya itu juga butuh latihan dari kesabaran dalam menemukan moment dalam hitungan detik bukan menit lagi.

Apalagi soal gowes bagiku sudah sak melette sudah di lakoni  di berbagai tempat dan bukan lagi mencari identitas diri agar exsist tetapi lebih baik menghibur dengan aksi gambar  memfoto foto yang lagi bersuka gowes sebagai dokumentasi dan bisa tambah teman lagi.

Semenjak ketemu manteman JCC Jogja ide cekrek cekrek saya mulai banyak album foto di medsos soale mereka begitu hiperaktif selalu saja agenda gowes walau di masa seperti ini tetap saja aktip bersepeda daripada komonitas yang ada di Jogja yang kayaknya vakum anggotanya atau bersendi dulu tanpa berkerumun tapi .....banganane awak e nglangut menunggu situasi yang tidak menentu karena covid 19 yang belum selesai membuat cara pandang menyerah di rumah saja tapi bagi manteman JCC ini tetap saja ada agenda sampai detik ini tetapi Alhamdulillah semua dari kita belum ada yang mampir nulari liyane virus covid itu.

Sebenarnya saya suka fotois pakai hp jadul sebelumnya di sana sini tetapi saat ini.......!!? Saya padahal sudah lama di ajarin teman cara penggunaannya dan maksute ora ngisin ngisini nek ketemu alat koyo ngono misal koe terus jadi sotografer atau sebut saja ....!!?Katanya om itu !!? wes tau nyekel ngono yink .......saat iku mboh kapan koe momentnya!!!?......lalu !!? Siap ,om !!

Tetapi kalau ngak menyesuaikan lagi kok kikuk....apalagi harus foto Mak Mak berdandan modis dengan sepedanya itu saat bisa ikut komonitas sepeda di situ bisa ketemu orang banyak terkadang mereka minta di fotoin satu persatu selanjutnya agar lebih focus lagi maka !!?

Yaaa ....harus pakai camera Cannon ini....yink !!?

Foto sotografer jadi jadian.

Saat memakai camera Cannon kelihatan gambar foto jernih itu bagus untuk di jadikan kenangan atau di uplot di medsos terlihat asyik .....apalagi bisa di uplot buat YouTube dan foto foto itu di kisah klasik kan di blog pribadi seakan bisa menguatkan cerita saya jadinya semua gara gara camera Cannon di acara Jondil saat itu.

Atau gambar foto itu juga bisa mengisahkan sebuah perjalanan panjang saat gowes dan mereka sering inbox atau WhatsApp mengenai .....di mana itu fotonya atau lokasinya di daerah mana maka saya cukup klik #iyinkwsmapping maka akan terlihat gaya gayaan penulis menyaingi mappingnya Mbah Google versi saya istilahnya menyusuri harta Karun yang belum ketemu.....padahal maksudnya harta Karun ya tempat wisata yang di datangi itu ssebagai hasill jejak jejak harta karun....ya gitu maksudnya,Bro.

 Foto di pagi hari.

.

Gara gara camera Cannon.

Inilah kisah kali ini saat saya di sodori camera untuk foto foto orang bersepeda dan mungkin di kemudian hari akan lebih repot lagi karena tambah pintar menggunakan camera berdiameter lebih focus seukuran DSLR  dan camera cannon dengan berbagai tambahan teropong akan semakin di limpahkan sebagai tugas komonitas sepeda.

Atau ini hanya sesaat itu saja biarlah waktu bergulir seperti KAYUHANKU menemukan kisah kisah klasik lainnya mengisi blogger ini.

Salam fotografer jadi jadian.

Selesai.

@cuslag

Kamis, 29 Oktober 2020

Sumpah Pemuda _ Saya masih Bersepeda.

Gowes Hari Sumpah pemuda.

Gowes ku kali ini di hari kamis tanggal 29 oktober2020 ke jembatan Kedung jati selo pamioro  Bantul jogjakarta untuk sekedar menghadiri upacara bendera ukuran raksasa.

Lalu apa yang menarik untuk datang kesini !!


Foto upacara pengibaran Bendera di tepi sungai selopamioro.

Sebenarnya ada dua alasan karena rasa kepingin lihat jembatan baru sekitar sini ben podo kancane sudah pada kesini dan kedua karena manteman federal Brayat kidul mengibarkan bendera raksasa yang berukuran 26*16 meter ini ternyata cukup besar untuk di ikatkan di dua sisi jembatan ini.

Sedangkan menurut sejarahnya tempat ini menarik sebagai tempat wisata,camping dan bermaen kapal karet yang bisa di sewakan.

Atau bagi kita punya sejarah bike camp dari acara jamnas sepeda federal pertama , Suting lelaki punya mau Tran 7 atau beberapa kali datang demi tikungan viral selopamioro.

Atau kejadian alam yaitu banjir yang menghanyutkan jembatan ini menjadi kisah pilu dan kini semenjak di bangun menjadikan kita pesepeda kembali ke tempat ini untuk melihat sesuatu yang baru yaitu jembatan ini.

Lalu mengapa mereka memilih sungai sebagai tempat pengibaran bendera !!?.

Mungkin karena banyaknya tempat viral di area sungai menjadi tujuan wisata maka mereka ini meniatkan diri membuat acara kali ini di sungai saja dari inisiator para pesuka sepeda federal Brayat kidul dan pelaku pengibaran ini membutuhkan skill pene,an maka manteman Brayat kidul menggandeng team mapala UPN veteran Jogja sebagai mitra di acara ini.

Saat menjadi kisah di hari sumpah pemuda ini juga di dukung oleh penggiat pelestari dan perawat sepanjang sungai selopamioro ini dan tak lepas dari pesepeda di seluruh penjuru kota Jogja bantul dan sekitarnya menjadi peserta yang ikut upacara bendera ini cukup banyak sekali.

Terkadang di masa pandemi ini panitia terus menyuarakan tentang jaga jarak,memakai masker ,cuci tangan ataupun yang tak sempat bawa di bagikan masker secara gratis.

Kisah berlanjut kembali untuk acara utama yaitu menyanyikan lagu Indonesia Raya,ikrar sumpah pemuda dan menyanyikan mars lagu sepeda federal.

Dan.....!!

Setelah melakukan pengibaran bendera merah putih lalu kenapa hanya sampai jam 11,00 siang saja !!?......karena mengingat dan memastikan putaran angin di sekitar sini cukup kencang bila mulai siang hari maka di putuskan dari jam 08 - 11 dan bendera sudah harus di lepas dari ikatan di jembatan ini.

Alhamdulillah di beri kekuatan dan keselamatan untuk bisa kesini agar harapan manteman yang ada di sini menjadi trigger penarik wisata agar wisatawan makin suka datang kesini sehingga pada akhirnya berdaya guna,bermanfaat ke depannya bagi masyarakat di sini.

Ataupun kisah manteman dari cah kidul ini juga merasa kegelisahan dan pingin mengekpresikan gairah mudanya dengan curahan kegiatan yang positif seperti ini.

Apalagi hari hari pas di tanggal yang baik setelah hari kemaren sumpah pemuda dan hari ini tanggal 29 Oktober 2020 adalah hari Maulid nabi Muhammad Saw kami ucapkan sholawat dan salam senantiasa untuk beliau seruan alam.

   Foto barisan peserta upacara.

Gowes ku hari ini.
Karena berangkat kesiangan maka tertinggal di tikum jam 06.00 waktu di Brimob Giwangan maka berangkat sendiri dari Jogja di jam 7,30 untuk melewati ke arah Imogiri Banyu sumurup dan jembatan Pengkol lalu lanjut ke arah jembatan Kedung jati atau lebih di kenal jembatan selopamioro ini ternyata sudah jadi berdiri tegak dan menjadi lebih lebar bisa untuk seliringan dua mobil sekaligus dari dua tempat.

Di jalan blusukan ini saya bisa menemukan view yang ajaib dan syahdu karena terlihat tebing ,perkampungan desa,persawahan dan ladang yang di tumbuhi pohon yang menjuarai ke atas sana serta jalan beraspal yang halus menjadi tak terasa jalanan nanjak seperti itu.

Foto tanjakan tertinggi menuju selopamioro  

Mungkin saya sudah lama tidak kesini lagi menjadi gumunan dari pembangunan tempat ini menjadi pesona wisata di sini itu wajar bila goweser suka kesini.

Akhirnya.
Setelah say helllo dengan manteman federal Brayat kidul serta tanya tanya sana sini maka saatnya pamitan kembali ke Jogja lagi di jam 10,25 menit.


Foto ramainya peserta upacara saat itu .

Tetapi kebersamaan lain dari kita bertambah karena barisan saya sudah lebih 15 orang sepakat membuat kisah foto bareng sana sini dan crita saat kita dulu mencari titik titik yang hilang saat di guwa Jepang ataupun kisah besok Minggu mau bersepeda jauh ke suatu tempat.

Ataupun ada yang salah jalan menjadi crita guyonan karena kehilangan satu teman padahal ia mencari jalan lebih dekat tapi nanjak sak pelintengan tapi malah lebih dulu sampai di pasar Imogiri.

Saat seorang teman berseru dengan ajakan untuk mampir di tempat bengkel si anu maka kita sampai di sana sekedarnya untuk mampir ngopi dan silahturahmi itu saja.

Pada akhirnya di jam 12,30 waktu mengucapkan terimakasih sudah di suguhi camilan dan Wedangan lalu kita pamitan untuk pulang ke rumah masing masing tapi kok ngentar ngentar panas e dan sesekali berhenti untuk ngeyup oleh rimbunnnya pohon di pinggir jalan sekalian menunggu teman yang lain.

Dan kisah klasik kali ini di manapun kisah saya sebenarnya tanpa tujuan tetapi yang tertuju bisa ketemu teman dan pada akhirnya membuat hari ini berubah menjadi asyik tertawa untuk sesaat dalam mendengar kabar kabur para pelakon pesepeda lainnya. .


Foto mampir ngopi di rumah Mr Ipan .

Dalam melanggengkan perkawanan cah pit dan memperpanjang umur kata Mr Ipan di saat ia mengucapkan terimakasih di karuhke dan di datangi dari tempat bengkel sepedanya dan rumah barunya itu saat ia di status Facebook di malam Senin saat itu.

Salam dari kami cah ketemu asyik di jalan pulang dari wisata selopamioro.
Selesai.
@cuslagi.

Selasa, 20 Oktober 2020

Salam Terakhir.

Salam terakhir.

Hari ini 211020 saya akan bercerita tentang salam terakhir dan terakhir buat kamu yang sudah tidak lagi bersepeda karena suatu sebab.

Sebenarnya mudah didapat jika ingin mendapatkan keuntungan maka bersepedalah dengan orang yang cocok karena yang tidak cocok akan membuat sakit hati dalam mengartikan mencari sehat jiwa raga.

Apalagi akan ada yang mulai jaga image yang frontal menjadi sok gengsi menutupi keterbatasannya pada akhirnya akan mampukah atau menyerah tidak lagi bersepeda lagi .

Lalu kamu di posisi dimana...!!?

Lalu kamu di pasisi sekarang ini memilih yang mana yang cocok dan cocok seperti kocokan arisan terkadang beruntung dan terkadang ba,uulll jadi rugi bandar.

Kadang kawan yang cocok itu bisa menentukan apakah kamu akan bahagia atau tidak bisa di lihat dari teman kamu saat membersamainya.

Itu ada banyak atau tidak dalam berdampingan dalam membersamai walau terkadang bersendi kadang kala juga bahagia.

Saat nantinya akan berbeda pendapat tapi saling berbagi suport yang baik itu harus.

Karena bike itu baik bagi kita....apalagi orangnya cocok dan baik itu bisa saja mengajak mampir nyate di daerah kota gede Jogja malah jadi sehat sebenarnya....hhiii,dilalah .

Kembali lagi ke asal......Bila ada teman mulai berhenti gowes karena suatu sebab ....tapi itulah hobby terkadang ada yang datang dan pergi tapi jangan sekali kali jangan lupa silahturahmi itu tetap terjalin.

Setidaknya baik itu bike yang bagaimana pilihannya yang sedang sedang saja,berlebih di luar batas toleransi sehingga yang di kejar kesenangan dirinya sendiri dan tidak bisa mengganti atas kesenangan dengan lingkungan keluarga dan tempatnya ia tinggal itu juga perlu perhatian mas bro.

Anggapan pembaca !!?

Anggapan kamu penulis ini seorang yang sempurna bisa merangkai kata menjadi kalimat seperti seorang motivator jalanan dalam merayu agar kamu mau mengajak gowes atau terkadang meracuni apa apanya tentang sesepedaan bukan bersepeda yang penuh cara yang terselubung......terselubung gimana nih !!?.

Sebenarnya terselubung itu perlu belajar dulu jam terbangnya bagi mereka yang baru belajar menuntun sepedanya jangan banyak nanya tetapi cobalah latih dulu jaraknya bersepeda baru paham apa itu yang  mulai terselubung.....apa harus tanya langsung bila kamu bertemu sama orangnya ini.

Kembali ke......Waktu bersepedalah dengan bahagia tanpa menjatuhkan bantal guling untuk saling mengejek tetapi iklaslah untuk konsentrasi saja pada jalurmu bersepeda yang macam macam cukup semacam saja.

Semacam ada cemohan yang membuat takutmu dari namanya memulai merubah jarak dan tantanganya dari sekarang gowes antar kampung ke antar balik gunung apalagi pada akhirnya menjadi viral cara bersepeda saat itu.

Tapi itulah mimpimu atau mimpi yang lainnya janganlah mengusik tapi usiklah kenangan baru lagi yang berlebih menemukan indahnya.

Apalagi setelah mendapat motivator dari suhu itu lho......yang kelihatan wacananya di baca kok lucu tetapi pada akhirnya kepincut ingin mencoba dan mengena ke kalbu serta fikiran  maka itulah ekspetasi nyata yang akan terselip di sanubari yang terdalam.

Sepertinya bagi penulis ini juga mulai terbawa suasana dalam mempraktekkan kisah kisah ke bentuk motivasi terselubung di dalam blogger sebagai hasil karya yang real aslinya untuk impian baca baca mengisi ruang kenangan nantinya.

Berlanjut atau berhenti.

Bagi yang berhenti gowes itu penulis mengucapkan salam terakhir semoga kamu menemukan jalan kebahagian lain di duniamu ini.....Amien.

Sebelum kisah kisah saat perpisahan ini akan berakhir begitu saja tanpa ada moment pernah bersama ada indahnya bagi semuanya.

Karena kisah itu kita yang tahu dalam merangkai kata kata yang pada akhirnya menjadi kalimat panjang.

Sepanjang kita semua ini sudah terbiasa merangkai perjalanan bersepeda bersama sama dan ia juga teman yang ingin menitipkan salam perpisahan hari ini.

Saat mulai bersama biasa bersepeda ada aku,kamu dan mereka.

Kini kamu tidak ada lagi......kembali ke alam surga di sana.

Kini mendengar canda tawa dan ceritamu sudah tidak bisa lagi.

Walau kini kamu tidak ada lagi di dunia lain namun yang hidup tetap berjalan dan kita yang tertinggal jauh darinya itu jangan berhenti mengenang wejangan kejawennya yang selalu di sampaikan kepada kita semua.

Atau kita mulai takut saat di hentikan rasa bila salah satu dari kita ini mulai berguguran hilang terbawa angin mulai pergi jauh tak akan bisa kembali lagi.

Penutup kisah ini.

Waktu telah merubah dan mengalihkan cinta kita dari dunia satu ke dunia lainya tapi hati kita terkenang sok keladuk berbuat akan dosa dosa yang di lakukan secara sengaja atau tidak di sengaja kami semua manteman ini mohon maaf lahir batin dan selamat jalan semoga di berkai jalan Padang di dunia sana.

Dari kangen kita saat bersama lagi padahal kita ingin melihat lagi walau sebentar saja agar jiwa ini Lego dan legowo melepasmu.

Tapi kisah memisahkan dari kenangan kebaikan itu masih kita kenang dalam rasa kangen yang tertinggal di ujung jalan pandu Jogja yang tak mungkin lagi bisa di gowes bersamamu lagi.

Hanya bisa di kenang saat ini  melalui memoriam tulisan dan sejarah mu teman gowes yang kini terlihat di blog dan YouTube ada canda keceriaan itu mengobati rasa kangen kita semua.

Saat kecerianmu itu tiada tanding yang selalu ingin tampil beda dengan lainnya malah terkadang jadi serius dari anggapan kita kita sebagai Romo pandu kami,teman guyon,gowes dan ber- ronda di malam hari selalu seru bila tanpamu 

Dan dengan cerita kejawen yang penuh makna itu atau orang lain dalam menanggapinya padahal maksudnya sekedar guyon mengisi waktu masa pensiun kerjaannya dengan cara kita mengisi kebersamaanya di ujung jalan pandu jogjakarta.

Walau orang lain terkadang pada tidak klop dalam tutur katanya yang penuh mistis kejawen dalam memandang semua usul dan pendapat lingkungannya itu atau malah jadi wa_gu kita kita ini dalam menerimanya tapi itulah berkah ke untukmu unik tiada tanding dalam kehidupan dan caramu mengartikan kehidupan di cara pandang mu menjalani kehidupan ini.

Ya ya ya kini beliau .....kehidupan orang orang yang sudah beda dunia antara alam dunia dan di luar dunia lainnya ke orang lainnya yang ingin bisa bisanya mengucapkan salam terakhir.

Selamat jalan teman gowes.

Maaafkan kami semua bila keladuk salah dalam bercandaan kita selama ini.

Dan semoga Tuhan Yang maha Esa memberimu tempat yang damai di dunia baru mu itu.

Sedangkan mereka yang di tinggalkan semoga tetap mendoakan yang terbaik buat pakde,mbah kakung,Romo,pak Rambo ataupun lek Kusnio malaibari _ Amien.

Selesai.

@cuslagi.

Kamis, 24 September 2020

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Cerita Gowes 110 Km dari Jogja ke Dieng ini benar-benar menggambarkan semangat dan tantangan luar biasa dari para pesepeda yang tergabung dalam Komunitas JCC. Dimulai pada pagi yang cerah di hari Sabtu, tepatnya pada 19-20 September, mereka memulai perjalanan jauh menuju Dieng, yang dikenal sebagai "negeri di atas awan".

Dengan rute yang sudah direncanakan dan titik berhenti yang ditentukan, mereka berangkat dari area Jombor, Yogyakarta, pada pukul 06.00 WIB. Perjalanan ini tidak hanya soal mengayuh sepeda, tetapi juga tentang mengejar mimpi dan menguji diri. Dalam setiap pedal yang diputar, mereka mencoba melihat dunia dari perspektif yang berbeda, jauh dari jalur yang biasa mereka lewati, seperti Warjo Pakem atau Puncak Bibis.

Perjalanan menuju Dieng, yang berjarak 110 km, memang penuh tantangan, terutama dengan tanjakan-tanjakan yang menguras tenaga. Namun, semangat tim JCC tetap terjaga. Mereka tidak hanya mengandalkan fisik, tetapi juga kebersamaan dan instruksi dari sang kapten yang memastikan semua pesepeda tetap aman di jalan.

Selama perjalanan, meskipun ada insiden kecil—seperti salah satu peserta yang tertabrak motor hingga hanya mengalami kerusakan pada ruji sepeda—semua peserta tetap selamat dan melanjutkan perjalanan. Hal ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan dan kesabaran saat melewati jalanan yang penuh tantangan, baik dari segi medan maupun kondisi lalu lintas.

Cerita ini juga menjadi pengingat bagi mereka yang tidak bisa ikut gowes untuk tetap merasakan kebahagiaan melalui cerita ini. Semoga kisah perjalanan ini bisa menginspirasi, agar di masa depan semakin banyak yang ikut merasakan keseruan dan tantangan turing sejauh 110 km menuju Dieng.
.

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Bagian cerita kedua ini menggambarkan perjalanan yang menyenangkan dan penuh keindahan alam. Sepeda kali ini hanya sampai wisata Dieng, tetapi perjalanan dimulai pada hari pertama dari Jogja ke Wonosobo, dan kemudian menginap di homestay Mudal.

Mengapa penginapan ini dinamakan Mudal? Karena di atas tempat ini terdapat pos instalasi air PAM yang disebut Mudal. Nama ini menjadi simbol bagi daerah yang kaya akan air dan kesuburan tanahnya. Di sekitar homestay, terlihat tanaman-tanaman di lereng bukit yang tampak berdiri tegak di pagi hari. Di sebelah timur, gunung menjulang tinggi di balik jejeran pepohonan hijau, menambah keindahan alam yang mempesona.

Bagian ke-3 cerita ini menggambarkan perjalanan gowes yang mengesankan dari Jogja menuju Dieng dengan jarak 110 km. Pengalaman di tanjakan gerbang selamat datang wisata Dieng menjadi inti cerita, dengan penekanan pada pentingnya pengaturan ritme dan strategi selama perjalanan. Meskipun perjalanan ini menguji fisik, terutama di tanjakan yang menantang, ada momen-momen yang memberi kekuatan tambahan, seperti buah pisang dan anggur yang tersedia untuk membantu pemulihan energi.

Meskipun jalur tersebut penuh dengan tanjakan, penulis menyadari bahwa pengalaman gowes dengan sepeda tidak seseram yang dibayangkan sebelumnya, meskipun jalannya menanjak dan melintasi lereng bukit. Mampir di Tieng, penulis merasakan momen restorasi fisik dan kelegaan sebelum melanjutkan perjalanan. Setelah beberapa turunan, akhirnya mereka tiba di gerbang selamat datang yang menandakan mereka telah menyelesaikan perjalanan gowes mereka.

Bagian ini menunjukkan bagaimana perjalanan gowes, meski penuh tantangan, tetap memiliki sisi positif dan memberikan kepuasan, serta menggambarkan bagaimana setiap perjalanan memiliki ritme yang berbeda, sesuai dengan kekuatan dan ketahanan masing-masing individu.




Di hari kedua di Wonosobo.


Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .
Pagi ini di hari kedua di joglo Wonosobo kita semua siap siap dan saya sudah bangun di jam 04 waktu kita merasakan hujan yang tak begitu lebat.

Tapi beberapa sepeda juga basah dan beberapa kue yang masih di luar rumah ada pisang,buah jeruk, bistik,gorengan,arem arem.

Itu mulai kayak limpahan bakso seperti nek warung Dieng berharga 10 ribu semangkok dan di atas piring pada kemampul oleh jatuhnya air hujan pagi itu.

Atau......!!

Atau soal kisah memasuki sebelum Kleco kita istirahat di warung tengah sawah,makan siang gudeg Jogja di pom bensin sapuran.

Lalu di begal sama teman soc Wonosobo atau di alun alun alun Wonosobo.

Atau kita ketemu dari teman temanya teman kita untuk mampir makan minum menjadi gambaran semua rejeki dan nikmat perjalanan jauh dengan melimpah makanan,minuman dan bersih bersih diri ini menjadikan sore itu juga bisa saja ada terkirim buah buahan temanya teman dari joglo mudal.

Saat makan malamnya di joglo dengan menu ayam goreng menjadi hiasan kisah kali ini sudah tak mungkin kelaparan dan kekurangan pilihan dari makanan yang enak enak seperti ini.

Walau sebagian terselamatkan dari hujan tetap saja malam itu ada sebagian kita hanya tidur beberapa jam.

Dan tetap saja terganggu oleh suara ngorok teman gowes atau suara cremus gigi bergesekan seperti orang tidur.

Atau ada walang masuk joglo dan berbunyi wes wes malam itu merisaukan bagi dirinya sendiri  

Padahal nek misal badan kurang turu bisa masuk angin tur esok e jadi badan panas dingin terus masuk angin seperti rasanya mulut ini saat mangan opo opo rasanya pahit tetap saja berusaha harus diisi perut ini 

Atau iso ugo buat alasan mau loud ingat ......mas !!! kata teman di sebelah saya yang masih saja halu bila ketemu tanjakan besok pagi.

Atau dari bunyi orang lembur bekerja untuk memukul paku berbunyi pemantul suara dari palu di gedung sebelah lagi persiapan untuk pernikahan yang mau ada acara hajatan pagi harinya.

Mulai di siapkan.

Mulai saja persiapan gowes tanjakan Dieng yang berjarak 18 km dari joglo mudal ini menjadi gambaran saat sudah di siapkan soto teh manis sebagai sarapan pagi hari.

Memulai perjalanan dengan pengawalan di depan dengan moda n_max ini keluar jalan utama sudah ketemu wisata pemandian air panas lalu kita menuju tanjakan gerbang selamat datang di wisata Dieng.

Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .
Ini bukan soal kuat di tanjakan tetapi soal mengatur ritme dari setiap orang berbeda beda di mana 

Bisa berkata kita lulus bro !!!
Kisah ke-4 ini melanjutkan perjalanan gowes yang telah selesai dengan penuh pencapaian dan refleksi. Setelah melalui tanjakan yang menantang, penulis dan teman-temannya berhasil mencapai tujuan mereka, dengan waktu tempuh sekitar 3-4 jam untuk menaklukkan 18 km tanjakan. Walaupun beberapa orang lebih cepat sampai, mereka tetap menunggu yang lainnya dengan semangat kebersamaan.

Setelah perjalanan sepeda selesai, kini waktunya untuk kembali ke Jogja dengan menggunakan mobil Hiace yang disediakan untuk perjalanan pulang. Mobil ini, meskipun sudah cukup tua, tetap memberikan kenyamanan dengan AC-nya. Di perjalanan pulang, mereka mulai menyadari betapa menantangnya perjalanan yang telah mereka lewati, dengan pemandangan Dieng yang memukau dari dalam mobil.

Namun, di perjalanan ini, ada juga yang mulai merasa tidak enak badan, seperti mual dan mabuk perjalanan. Hal ini mengingatkan mereka tentang pentingnya daya tahan tubuh dan bagaimana pengaturan tubuh serta emosi dapat mempengaruhi perjalanan. Obat-obatan seperti obat mabuk, diare, dan Neurobion pun disiapkan sebagai persiapan untuk memastikan semua orang tetap fit dan menikmati perjalanan.

Momen yang paling menghibur terjadi ketika seorang teman mulai bernyanyi dengan suara serak, dan seluruh kelompok ikut bernyanyi bersama, menciptakan suasana kebersamaan dan kehangatan yang menyenangkan. Meskipun perjalanan pulang terasa lebih ringan dibandingkan perjalanan gowes, cerita ini mengingatkan akan pentingnya kebersamaan dan mengelola emosi serta tubuh agar perjalanan tetap menyenankan untuk semua.




Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .


Percakapan antara dua generasi gowes jauh ini menggambarkan semangat dan refleksi yang muncul setelah menaklukkan perjalanan 110 km. Salah satu dari mereka, yang mungkin lebih berpengalaman, menyadari bahwa meskipun ini adalah perjalanan ketiganya, ia ingin menjadi pendorong semangat bagi teman-temannya yang lebih muda. "Gowes 110 km ini hanya pengulangan ke tiga kalinya, tapi buat mereka yang lebih muda, ini adalah tantangan untuk melampaui batas diri mereka sendiri. Jangan biarkan perjuangan ini sia-sia, kita harus sampai Dieng, lho!" serunya, mengingatkan pentingnya tujuan dan semangat untuk terus maju.




Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .
Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .

Sementara itu, generasi yang lebih tua, atau "bapak-bapak", mengungkapkan bagaimana perjalanan ini menjadi kenangan indah yang bisa mereka ceritakan saat sudah menua. "Setidaknya bisa jadi cerita yang asyik di pos Rondo kampung nanti, bareng teman-teman sesama 'senja' di masa tua," katanya, sambil tersenyum mengenang perjuangan mereka. Bagi mereka, ini lebih dari sekadar gowes, ini adalah cara untuk membuktikan bahwa usia bukan penghalang.

Namun, percakapan itu berujung pada pengakuan yang penuh kebanggaan. "Apalagi kalau sudah diakui di dunia bersepeda, kita kaum bapak-bapak masih bisa menorehkan sejarah. Kita sudah tahu kapan 'lulus' tanjakan Wonosobo-Dieng itu. Kapan lagi, kalau bukan sekarang?" ujar mereka dengan semangat, seakan menegaskan bahwa perjalanan ini adalah pencapaian besar, bukan hanya bagi mereka, tetapi juga sebagai bukti bahwa usia bukanlah halangan untuk terus berjuang.

Percakapan ini adalah refleksi dari kebanggaan dan semangat yang tak pernah pudar, baik dari generasi muda yang ingin mengukur batas dirinya, maupun dari generasi yang lebih tua yang masih mampu menunjukkan kekuatannya.


Gowes 110 Km Jogja _ Dieng .


Cerita ini mengisahkan perjalanan yang penuh kenangan dan kebersamaan. Setelah menempuh perjalanan jauh sejauh 110 km dari Jogja ke Dieng, penulis dan teman-temannya menikmati momen-momen sederhana setelah perjalanan panjang. Mereka berhenti di Warung Ingkung untuk menikmati hidangan, kemudian menurunkan sepeda dari kendaraan untuk kembali ke rumah masing-masing. Penulis merasa puas meskipun lelah, namun masih sempat melihat foto-foto di WhatsApp sebelum tidur. Saat air panas meredakan kelelahan di kaki, rasa kantuk mulai datang, dan perjalanan menuju tidur yang nyenyak pun dimulai. Cerita ini berakhir dengan kehangatan kota Jogja dan mimpi indah yang siap untuk disambut.

Selesai.


Rabu, 05 Agustus 2020

Batu kapal _ Grand Canyon versi Klenggotan Jogjakarta.

Yang lagi viral di Jogja.
Pagiku Selak kepingin Podo kancanne maka aku gowes  yang tidak jauh lokasinya dari kota Jogja ke arah ke timur.
Di tanggal 28 Juli 2020 itu terasa bayangan foto manteman terasa menggoda untuk aku bisa nyontek posisinya agar aku merasa cukup menarik fotoku di bagikan versi jepretanku.

Lokasi.
Ikuti klik iyinkws mapping maka akan ketemu posisi tempat ini atau jelasnya di dusun klenggotan desa Srimulyo Piyungan Bantul Jogjakarta atau dekat dengan jalan Wonosari .
Atau lihat saja di facebook lalu klik tautan mapping ini : #iyinkwsmapping


Tetapi di aliran sungai situ banyak tersimpan endapan yang sudah membatu menjadi kapalen karena seperti bentuk kapal membatu .

Batu yang membeku itu dari lava gunung berapi purbakala setelah mengalir sampai sini sudah membeku dan kini di abadikan sebagai tempat wisata guna meningkatkan perekonomian warga setempat.

Walau di katakan masuk lokasi wisata ini secara gratis tetapi - jawaban mas mas penjaga di sini selalu bilang seikhlasnya dalam anda memberi uang tiket masuk.
Agar dana yang anda berikan sekembalinya anda dari sini nanti keadaan sudah tertata serta asyik dengan perubahannya.
Walau sudah 2minggu ini manteman sepeda pada posting tempat wisata ini baru sekarang melihat secara langsung dan mencoba mengingat posisi model pemandangan yang cocok sesuai inspirasi cekrek cekrek !!?

Ya...yaa tempat ini baru dan belum di resmikan apalagi kios masih dalam proses persiapan.
Lha....haa namanya cah pit pada cepet cepetan memviralkan tempat baru itu biasa agar orang percaya bahwa pesepeda itu ajang promosi paling ampuh memperkenalkan tempat baru.

Namun......rupanya banyak yang tidak sabar menunggu untuk menikmati di masa dunia baru covid 19 ini mereka sudah lepas dengan aturan protokol yang aman pada akhirnya ada tempat baru langsung di serbu.....asyik !!!?
Asyiknya ......menikmati sungai yang ada bebatuan purba itu sepertinya unik,aneh,menarik dan purbakala melintasi
yang ada di kiri kanan aliran sungai itu.



Kapal itu....!!?
Di antara deretan bebatuan itu ada satu bentuk yang unik persis dengan sebongkah kapal maka tempat ini di abadikan menjadikan nama wisata batu kapal.


Cerita warga sini.
Dulunya tempat ini bekas orang pencari tanah pasir dan sebagai lokasi carukan pasir untuk di jual ke pemakai. 
Dan lama ke lamaan menjadi ngak terurus,tanah menjadi berlobang dan lereng atasnya suka longsor ke bawah.

Maka atas inisiatif warga adanya pembuatan tata letak bidang tanah ini dengan perataan tanah dengan kendaraan dua bego untuk perataanya.
Sedangkan aliran sungai di buat baru di arahkan lebih ke pinggir dari tanah urukan tadi.
*Atau..........selain batu unik ada bekas bangunan yang berupa cagak beton yang menjulang tinggi di sisi sungai untuk cagak mobilitas rel kereta tebu pembuatan gula pasir di jaman kolonial Belanda dulu kala.
*Atau.........baru baru ini batu kapal itu sebagai tempat shooting flim dengan judul Hos Cokroaminoto dan shooting film KKN di desa penari.
*Atau......menarilah bila melihat suasana disini seperti pada kejujuran oleh suara burung berkicau.
*Atau......keabadian dan ketulusan dalam aliran air mengalir *Atau......kehangatan sinar matahari dan keriyangan hembusan semilir angin mengalir.
*Atau......kesenangan memelihara kesehatan dengan bersepeda sampai kesini .
Dan kenyataan bisa melihat keajaiban alam ada di sini.


Konten itu.....!!?
Karena ngen ngen mengejar konten baru itu perlu perjuangan dan niat baik.
Maka sebagai pesepeda yang baik dengan bike datangi tempat tempat baru dan promosikan sebagai destinasi baru ke lainnya agar tempatnya berkembang dan masyarakatnya menjadi lebih baik lagi membaur dengan pendatang agar tempat ini ramai di kunjungi.
Sebelum tempat itu berubah menjadi lebih modern,hilang keasyikannya dan kembali kotor oleh wisatawan yang jorok komplit membuang sampah sembarangan.

Itu saja kisah kali ini
Selesai.

Sepeda Lipat Brutal Nanjak di ketinggian 1620mdpl di Butuh Kaliangkrik .

Sepeda lipat brutal menanjak Butuh Kali angkrik bike alone sak tekane.

Hari ini jam06,30 di depan terminal Jombor tanggal 29_30 Juni 20 aku menempuh perjalanan gowes dari Jogja - Magelang dengan di loading sampai alun alun magelang.

Dan dari sini sepeda di gowes sampai ke lereng gunung sumbing.
Di saat kembali balik ke Jogja lagi tetap di gowes walau jalan turunannya begitu curam akhirnya di bawah keadaan sepeda dan orangnya dengan selamat bisa merasakan dorongan jalan Butuh yang asyik meliuk meliuk dengan sepeda lipat aku ini.

Pada akhirnya mereka itu teman sepedaan seakan menunggu kisah cerita aku ini beserta gambar foto yang tentunya asyik di nikmati sebagai oleh oleh perjalanan kali ini.

Mungkin inilah kenekatan aku ini bersepeda lipat merk aleoca yang pastinya lebih berat dari pada sepeda masa kini yang lebih modern serta ringan tapi bagiku rasanya berat di dompet.


Setelah ini..
Setelah menempuh perjalanan melewati jalan Magelang,alun alun magelang,jalan bandongan,pasar Kaliangkrik,pertigaan di sawangan.

Lalu sampai di dusun butuh Kaliangkrik di jam 15,30 waktu Butuh ini juga masih terkendala tanya tanya di jalanan.

Karena masih menggunakan penduduk sekitar alias GPS nya untuk menanyakan arah jalan ataupun sekedar tekan tekon karena merasa badan ini wes kesel buat alasan istirahat.

Aku juga perlu istirahat atau menghibur diri saat gowes sendiri seperti ini dan bisa saja sambil cekrak cekrek mengambil gambar foto.

Dan .....!!
Dan setelah menginap sehari di base camp Bc Butuh Kaliangkrik yang sempat merasakan kabut malam serta dingin super super ini sempat pakai sleeping bed yang tiba tiba ada di tubuhku yang ter_pulas tidur ini menjadi pules tidurnya.

Bangun jam 05,00 waktu mbah putri ibu kandung Bapak Lilik sudah sibuk di dapur itu aku juga ikut menghangatkan badan di anglo perapian.

Saat masak nasi itu menjadi badan hangat di hari itu.

Setelah minum teh hangat dari mbah putri aku ijin mau jalan jalan pagi hari mengelilingi dusun ini sambil cari foto.

Apalagi pagi ini cuaca cerah,para penduduk sini beraktifitas untuk berjalan ke arah gunung untuk bertani di lereng bukit.

Atau pemandangan background gunung Sumbing tampak jelas serta 2 gunung lainya tampak se biru langit di atas sana itu.

Dunia di bagian ini begitu indah,asyik dan aku bersyukur kepada Penguasa alam atas keindahan alam Butuh yang mempersoalkan pesona alam ini banyak orang termasuk aku bisa datang melihat secara nyata di sini.

Balik base camp.
Setelah itu selesai makan pagi yang spesial dari mbah putri membuat aku menguatkan diri agar kuat gowes kembali ke jogja lagi dengan selamat.

Saat sudah makan pagi serta kembali bersua dengan keluarga di sini aku mengucapkan matur suwun kepada keluarga ini.

Aku pengelana yang sudah di tampung semalaman dan perut ini wes warek aku bersikeras pamitan pulang ke jogja lagi.

Rute gowes ke arah berbeda ini pada akhirnya hampir kurang lebih berjarak 250 km pulang pergi ke Jogja lagi.

Dan di mulai dari Bc Sumbing kembali lagi menuju pertigaan cawangan.

Itu tidak ke arah pasar Kaliangkrik lagi tapi ke arah kanan ke jalan Kajoran menuju arah Krasak jalan magelang purworejo km 17 ke kiri lalu menuju ke candi Borobudur untuk kembali ke Jogja lagi.

Saat hitungan seperti hitungan +2+6 itu hasilnya jalanan menanjak.

Tapi kini kembali menurun tajam terus yang di sekelilingnya ada perkampungan dan persawahan sesuai hasil map yang aku buat yaitu :

#iyinkwsmapping itu terlampir bisa anda cari di Facebook.

Lagi butuh di sini.
Ini hanya lelucon yang lucunya menjadi nyata benar benar di gowes adalah kisah kesedihan yang bahagia bisa lepas bebas menikmati keindahan alam di sana.

Daerah ini terletak di lereng gunung sumbing desa Temanggung kecamatan Kaliangkrik menjadi destinasi tujuan wisata penggowes Jogja yang lagi viral tempatnya karena keindahan dan hijaunya pepohonan.

Serta rumah rumah tersusun berundak seperti teras iring di puncak gunung sumbing.


Ataupun bagi para pesepeda jalanan asyik bisa menguras tenaga dan keringat menjadi bahan candaan bersama tentang nikmatnya daerah sini bagi para pesepeda di atas sana saat bisa gowes ke tempat ini.

Untuk melihat rumah rumah di lereng bukit gunung sumbing yang di susun bertingkat dengan latar belakang background gunung sumbing di sisi Utara dari dusun butuh ini.

Dusun butuh ini adalah dusun tertinggi di magelang dengan ketinggian 1620 meter dari permukaan laut .

Dan sisi Utara ini terbagi dengan tiga wilayah yaitu Magelang, Temanggung dan Wonosobo.

Saat muasal kata Nepal...!!
Ide ini muncul kira kira bulan Juni 2019 ada senior pendaki yang datang kesini kesini.
Di saat ia pernah mendaki di area pegunungan Nepal sana ia juga sempat datang ke desa Butuh untuk sekedar liburan serta bertemu dengan kepala dusun Butuh Bapak Lilik Styawan.
Seperti kembali di dikisahkan beberapa cerita selanjutnya aku mencoba browsing tentang dusun butuh serta memperbandingkan dari beberapa sumber yang ada atau saat ;

*Atau....seperti saat itu saat aku nginap di base camp sempat berbicara tentang rencana Bc mau buka beraktifitas menerima tamu yang mau mendaki ke gunung sumbing setelah liburan panjang di masa Pendem covid 19.

*Atau lokasi rumah rumah disini mengapa berdempetan supaya saling mengikat struktur bangunannya atau sosial kemasyarakatan menjadi hubungan yang bertoleransi antar tetangga ada rasa kekeluargaan yang cukup erat.

*Atau rumah rumah ini jarang memakai jendela di samping kana kirinya rumahnya itu....karena sebelahnya sudah ada rumah tetangganya maka cukup depan rumah ada jendela dan pintu saja.

*Atau jalan sekitar sini dan ramah tamah_an penduduk sekitar kepada pendatang setelah banyak orang menyukai tempat ini.

Walau hanya bertemu ada kesan santai kita saling berbicara ringan dan dengan Mbah Putri.

Beliau yang Sudi membuatkan makan saat saya kelaparan malam itu adalah obat tanda kecintaan kepada saya yang baru pertama kesini.

Atau kali ini dengan lelah dan kedinginan sudah di sambut dengan penuh kasih oleh keluarga ini.

Kembali kepada.....!!
Saat senior seorang pendaki dan Bapak Lilik ini tercetus lelucon mengenai desa Butuh sepertinya mirip sekali dengan pegunungan di bagian negara Nepal sana.

Seakan ide ini menjadi unggahan yang silih berganti menjadi di ulang postingannya oleh setiap orang yang sudah bisa datang sampai kesini.

Akhirnya banyak orang tahu serta menjadi daya tarik wisatawan domestik.

Dan untuk datang menikmati suasana ini seperti katanya mirip Namche Bazar yang ada di atas lereng gunung Everest.

Saat saya .....!!!
Di setiap sudut jalan jalan kampung sudah saya telusuri dari patung emas,spot foto,base camp dan sampai pintu gerbang pendakian sudah tak ambil gambarnya.

Atau karena saat itu saya bisa nginap sehari adalah pengalaman yang asyik bagiku untuk kulakan foto di sini.
Bila kamu ingin menikmati pemandangan yang lebih luas bisa saja naik ke tempat yang lebih tinggi posisinya.

Dan jalan jalan di sini jalan tanjakan dengan sudah cor semen serta jalan setapak jalan kaki yang berundak undak yang terjal itu tingginya mengikuti bangunan yang ada yaitu beraturan dari kontur dari pintu masuk sampai pintu pendakian.

Dusun ini terletak di ketinggian sekitar 1700 mdl.

Pagi itu.....!!
Saya butuh perjuangan mengayuh sepeda lipat sampai sini walau harus menuntun beberapa kali di tanjakan kandang ayam dan tanjakan gubuk derita.

Walau wes kapok,kesel,ngeluh tanjakan membuat ambyar dan semua demi mengejar konten Nepal nya magelang yang ada di Indonesia ini.

Saat aku juga merasa terimakasih kepada para pesepeda yang sudah kesini duluan sebagai panduan agar aku tidak tersesat dan lebih mudah dalam menjalaninya .

Saat seutas komentar tentang gowes ke Butuh seperti ini....;
_Seindah indahnya tanjakan akhirnya semua pesepeda tetap saja butuh lagi dan lagi akhirnya.

_Katanya kesel Ambyar ora rugi Yen iso Munggah tekan butuh.

_Katanya ini tantangan yang sebaiknya di terima para goweser.

_Ini jalur manusiawi masih jalan aspal dan ada sensasi menanjak e itu bikin kangen untuk selalu di ceritakan lagi.

Baru sadar diri....!!?
Atau aku sendiri kok bisa bisanya gowes sendiri bike alone sampai sini walau secara jujur aku tak seberani ini menjalaninya.

Walau aku sudah mulai jatuh cinta pada akhirnya pada tempat ini untuk bisa datang lagi di lain waktu.


Pada akhir kisah.
Maka jadi manusia itu mbok Ojo kokean ngen ngen  bla_layang koyo layangan tatas....!?.

Sama gowes kemana mana koyo cah ngenes wes jauh seko rumah apalagi sendiri.....Bike alone !!?.

Nanti kamu rasanya kesel,capek mek hasil nya hanya bisa lihat  keindahan alam gunung Sumbing ciptaan Tuhan sang penguasa alam raya ini.

Enaknya dari perbandingan nyamannya.
Yakin enaknya kamu bila di rumah saja kalau kepingin cukup lihat selengkapnya bisa di YouTube video yang kamu bisa pilih dari berbagai pilihan tentang tempat ini.

Opo eh mungut gambar foto itu juga tersedia di Google atau merekam ulang postingan orang lain yang sudah di pajang di medsos terus di upload maneh luwe cepat dan praktis... Itu kata saya.

Iso ........sambil ngopi di depannya layar sentuh yang kayaknya asyik ditonton malah sehat ora golek masalah tur rasanya ora golek kesel tekan bayang koyo ngene ....to bro.

A.....Jane enak e Ngonoo... !! 
B.....iso karo ngopi iso tanduk maneh ben kuat sambil melototi layar sentuh..
C.....sedangkan bagi para mengulur jalanan seperti ini sebenarnya hanya dan malah cari masalah !!.

D......Atau katanya dunia ini tidak selebar layar sentuhan.

Lalu dialog a,b,c,d itu pada akhirnya bisa seperti kata saya yang terakhir untuk tulisan ini ;

.........Indonesia itu asyik walau harus dengan cara Brutal memakai sepeda lipat ke tempat wisata yang lagi viral bagi jujugan para wisatawan lainnya...Bro !!

Selesai.
Terima kasih telah membaca blog ini dan semoga menghibur bagi para pembacanya.

Bike alone.
Penulis.
Iyink ws.

Blog Edisi unggulan

Bukan Rambo.

Aku manusia biasa bukan Rambo. Setiap kali aku mulai bersepeda terkadang aku perlu teman-teman dan bisa saja di jalanan secara tiba-tiba ada...