Benih ikan di tebar ke sungai.
Di hari Minggu, 25 Desember 2022, aku bergegas menuju titik kumpul di pertigaan Bantul_an, Godean, pada pukul 06.00. Hari itu, kami merencanakan sebuah kegiatan bersepeda dengan misi khusus: menebar benih ikan di sungai-sungai sekitar tempat itu.
Lalu menuju jalan Nanggulan Kulon Progo untuk tebar benih ikan di setiap sungai yang telah dipilih.
Sesuai gambar brosur di bawah ini.
Walau sampai bisa saling menunggu satu sama lainnya ada yang selalu membawa mantel.
Atau ada juga yang mau beli di warung setempat dengan kondisi ini saya senang ternyata terselip mantel di tasku dengan warna hijau kebal dan tidak tembus ke dalam tubuh.
Kelihatannya mantel ini cocok dengan keinginan Celakanya di tempat Teduh ini semakin lama semakin banyak yang berdatangan.
Mereka merapat menjadi penuh sesak di toko Indomaret ini atau mungkin selama menunggu teman lainnya harus tetap sabar.
Seketika itu aku ingat dari Bantul_an Sampai pasar Godean ada tiga titik pada kumpul dengan tujuan yang sama untuk saling menunggu satu dengan lainnya.
Hujan Bukan penghalang atau portal penghalang tetapi niat mereka untuk tetap maju kalau terkadang tidak hujan.
Tetapi mantel masih tetap dipakai agar tetap angkat saat bersepeda ujar teman lainnya.
Walau dengan kondisi hujan mereka tetap bersepeda walau kondisi pagi ini hari Minggu sebagai tradisi mereka.
Bisa tetap bersepeda tidak patah semangat dan terintimidasi oleh papan cegatan yang namanya perubahan cuaca.
Mereka tetap bisa bersenang-senang saling support dan berusaha menjadi pengabdi sepeda.
Merasa yang bahagia dengan cara ini bisa melestarikan alam dengan tebar benih ikan di titik yang mereka tuju nantinya
Jalanku masih panjang untuk selalu memberi hiburan yang menarik,sehat dan berkesan kepada pembacanya.
Penulis blog.
Federalis Jogja.
Fedjo tebar ikan akhir tahun.
Walau ada saja yang tak mampu atau lemah dalam bersepeda jauh tetapi saat bersama seperti ini.
Seakan semua bisa terjadi dan masih berproses menjadi mudah semudah hari ini dan jangan memaksa walau terpaksa pun masih ada yang nungguin agar tetap saling berkumpul dalam satu barisan utuh.
Sampai detik ini tidak ada kabar Kalau teman-teman yang ikut Gowes kemarin sehat walafiat.
Tetapi tetap saja ada yang sakit batuk,pilek,mumet, gre_gesi karena itu mereka patut dicurigai kalau tidak sakit seperti itu malah dikira bukan manusia.... hihihi
Yah....inilah gowes yang fenomenal di akhir tahun 2022 atau !?.
Lalu....apakah kamu pernah melihat pesepeda ber mantel warna warni rupanya itu hampir 40 orang bisa hujan hujan nan bersama seperti itu sebelumnya.
Saya melihat itu sebagai bentuk perjuangan dari kebersamaan dalam satu tujuan mulia ini.
Apalagi menjadi pesepeda yang hebat dan menghebatkan satu dengan lainnya sebagai seorang pesepeda generalis dan federal_lis Jogja yang katanya petarung jalanan di segala kondisi dan situasi cuaca yang ada,ternyata itu bagus sekali.
Ikan berubah akan jadi ikan hiu.
Dalam kantong plastik itu ada @100 ikan dari 6 bungkus di 4 titik sungai yang akan di tebar ikan itu.
Masing masing di bawah jembatan Kreo kebon agung kedua di jembatan kreco das Luna Maya ketiga di jembatan talang bowong dan ke empat di Dul parang sebagai akhir penebaran benih ikan hari ini.
Kantong plastik untuk ikan di tempatkan ada teman yang membawa sepeda motor termasuk saya.
Saya sebagai seksi sibuk kesana sini termasuk bisa mengabadikan perjalanan mereka ini di blog mata kayu han ku ini.
Yang pasti hidup ikan ikan ini punya pilihan baru yang lebih luas untuk hidup di sepanjang sungai itu.
Walau saya dan teman ku ini merasa berat jalannya treking menuruni jalan setapak yang berliku.
Dengan rumput basah jalan tanah licin menuju pinggiran sungai Progo di bawah jembatan Kreo ini.
Setidaknya perlakuan ini adalah bahagia ku untuk sadar diri melakukan dengan sukarela...demi kehidupan para ikan itu.
Sekalian mengambil gambar foto dan ternyata untuk pertama kali bisa sejauh itu turun ke bawah jembatan.
Sekali lagi inilah bahagiaku bukan hasil merampas kebahagiaan para ikan ikan ini untuk hidup lebih bebas di sungai sana itu.
Di 4 tempat aliran sungai.
Fedjo tebar ikan akhir tahun.
Dari 4 tempat yang di tebar ikan itu walau itu yang di pilih terbaik tapi ada saja di pandang dan di anggap per_lakuan gowes yang aneh bagi mereka yang nggak suka.
Artinya seberapapun bahagia gowes menebar benih ini akan selalu salah di mata orang yang nggak suka dan tetep salah.
Toh.....sebaik apapun itu seakan tetap sama saja.
Jadi .....orang orang yang memberi perhatian berlebih itu biasanya lagi banyak masalah.
Misalnya dengan sepedanya atau malah sepeda sekedar wacana tanpa action tindakan nyata.....peting_sing Ono Ono Bae celetuk teman di belakangku ini.
Padahal.....teman yang baik itu di dunia gowes seharusnya memberi solusi.
Solusi tentang keberadaan sepedanya di gowes bukan di simpan sebagai berhala benda mati yang di puja puja bukan di kendarai itu saja.
Toh yang ikut gowes kali ini juga banyak masalah di tambah masalah lagi harus rela bangun pagi kumpul bareng lalu bersabar saling menunggu teman temannya.
Sepeda di gowes lalu cuaca mulai berubah menjadikan kita ini kehujanan kepanasan berkeringat bau ikan bau sungai dan pulang berpisah kemana mana tujuan pulangnya apalagi setelah itu bisa saja sakit setelah acara gowes kali ini
Toh masalah selalu ada dan ada yang merasa senang itu selalu menempel kepada orang orang yang kebahagiaan di temukan bukan di wacanakan caranya.
Kilas balik cerita hari ini.
Cuaca awalnya cerah, tetapi saat kami berkumpul, gerimis mulai turun, berubah menjadi hujan deras. Walaupun banyak dari kami yang telah mempersiapkan mantel hujan, situasi ini tetap menantang. Aku teringat bahwa aku juga membawa mantel hijau yang cukup kuat, yang ternyata sangat membantu. Tempat kami berkumpul menjadi penuh sesak dengan peserta yang menunggu sambil berlindung di warung setempat.
Hujan bukanlah halangan bagi kami. Meskipun basah kuyup, semangat kami tetap tinggi. Mantel hujan yang dipakai masih membantu, dan kami bersepeda menuju lokasi yang telah ditentukan dengan tekad. Kami berhenti di beberapa titik sepanjang perjalanan, masing-masing titik kami menebar benih ikan ke dalam sungai.
Perjalanan menuju setiap titik penebaran ikan memerlukan usaha ekstra. Jalanan yang licin dan basah membuat perjalanan kami menjadi berat. Di bawah jembatan Kreo, kami harus menuruni jalan setapak yang berliku dan licin untuk mencapai tepi sungai. Meskipun lelah, kami merasa bahagia dapat berkontribusi pada kelestarian lingkungan.
Kami menebar benih ikan di empat titik berbeda: di bawah jembatan Kreo, kebon agung, jembatan Kreco das Luna Maya, dan jembatan Talang Bowong. Setiap lokasi kami berhenti sejenak untuk memastikan benih ikan tersebar dengan baik.
Selama perjalanan, kami berbagi cerita dan saling mendukung. Meski cuaca dan kondisi jalanan membuat tubuh kami merasa sangat lelah, kami tetap merasa puas. Pengalaman ini menunjukkan kekuatan kebersamaan dan semangat beramal yang tak tergoyahkan.
Meski banyak orang mungkin tidak memahami atau bahkan menganggap kegiatan ini aneh, bagi kami, ini adalah bentuk nyata dari kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Setiap peluh dan kesulitan menjadi bagian dari perjalanan yang memuaskan.
Dengan tekad dan semangat yang tak luntur, kami menyelesaikan misi ini, berharap benih-benih ikan yang kami tebarkan akan memberikan dampak positif bagi ekosistem sungai. Meskipun pulang dengan tubuh yang kelelahan dan basah kuyup, kami merasakan kepuasan yang mendalam.
Demikianlah kisah tentang bagaimana kami mengakhiri tahun 2022 dengan sebuah tindakan kecil namun berarti. Kami berharap ini menjadi inspirasi dan contoh bahwa kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan bisa dilakukan dengan cara sederhana, meskipun sering kali menghadapi berbagai rintangan.
Itu saja kisah kali ini.
Kita lanjut dengan kisah klasik berikutnya yang lebih asyik lagi.
Selesai.
Penulis.
Cerita;
Fedjo tebar ikan akhir tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar