Obsesi orang lama vs baru.
Apa tulisan blog ini di anggap sok pamer bahkan saya merasa jadi obyek iri hati dari perhatian orang lain tanpa mengerti soal isinya dan hanya terobsesi melihat pada bungkusnya saja
Lalu blog ini sebagai alat untuk menaikkan identitas,pamor,penghargaan dan bisa jadi pendapatan dari iklan.
Lalu para goweser malah di jadikan obyek dan batu loncatan demi mencari kemanfaatan itu sendiri yang cenderung sebagai tujuan mendapatkan bungkus yang sekedar bisa untuk _menggoreng _ permasalahan para goweser yang terkadang malah membuat mereka jengah yang benar benar niat untuk gowes.
Atau penulis blog ini merasa nganu....!?.
Karena merasa nganu terus blog ini sebagai teman terbaik penulisnya untuk menyalurkan pemikirannya tanpa takut di cela oleh orang lainya.
Pada akhirnya menjadi sebab akibat dari orang lain yang menjadi obyek penderita itu juga merasa bingung ingin bisa komentar dari pembenaran itu dan merasa terancam oleh gaya tulisan blog ini pada akhirnnya hanya bisa tersenyum simpul sendiri.
Padahal giliran mereka itu para pembaca itu pemikir yang masuk akal...!?.
Padahal maunya pembacanya yang merasa ingin urun rembuk itu maksudnya agar bisa di diskusikan di pikirkan di gali sebagai bentuk ilmu dalam memahami cara gowes yang mantul.
Lalu secara fisik gowes itu dapat di pengaruhi oleh 3hal yaitu gaya hidup,budaya dan pola hidup.
3in1 jadi.... !?.
Secara umumnya dari ketiganya ini sebenarnya para goweser itu rata rata kelas kehidupanya pada kelas ekonomi menengah ke bawah yang hanya gowes sekedar ikut ikutan,apa adanya karena adanya desakan ekonomi.
Maka gowesnya hanya sebuah hiburan dan gowesnya pun di saat tersedia uang jajan dan jaga jaga misalkan pas sepeda bocor atau rusak di jalan dan ini tidak bisa memberi harapan secara ekonomi bagi keluarga yang di tinggalkan karena bersepeda.
Sedangkan yang hobi kelas menyerupai atlet sepeda itu mempunyai cukup uang ataupun dapat sponsor.
Lalu bagaimana caranya mengajak para sponsor itu mau bersepeda !!.
Dan bagi mereka para hobi bukan atlet ini dalam bersepeda punya porsi latihan bersepedanya adalah mengatur fisik sesuai jadwal yang di pantau untuk mencapai target dengan menjaga kecepatan yang di tetapkan.
Jadi.
Lalu apa bedanya penggowes sejati,hobi bukan atlet itu sebenarnya tapi keduanya juga tetap seorang pesepeda itu saja.
Ya,Seorang pesepeda itu sebut saja seorang yang latah karena biasanya yang di katakan pengguna sepeda yang sejati sejatinya untuk bekerja dan kegiatan sehari hari tetap akomodasinya sepeda.
Lalu yang suka gowes naik gunung untuk wisata mencari foto dan kuliner itu bisa saja di katakan goweser karena hobi.
Hobi itu bisa di katakan latah karena sekedar ikut ikutan dari jenis moda tranpotasinnya yaitu sepeda yang biasanya hobi itu dengan jangka waktu tertentu dan besoknya bisa saja ganti hobi baru lainnya.
Tapi tetap saja masih ada di jalur sepeda dan bertahan di sini,lalu untuk apa !!?.
Lalu untuk apa !!?.
Kita lihat pola pergerakannya jadi cah ngepit tapi jarang bersepeda tapi kalau cerita sepeda hanya soal masa lalunya yang nganu....nganu !?.
Inilah pergerakan dunia hitam dari persekutuan persilatan para pesepeda orang lama dan orang baru.
Dan katanya orang lama kalau orang baru juga akan menjadi orang lama sebaliknya kata orang baru hanya bisa mendengar cerita orang orang lama yang belum tentu di bungkus dengan cerita yang harus di suarakan yang terkadang ngak menarik karena beda faktanya dengan kenyataanya dari isinya sebenarnya.
Kembali ke cerita di atas tentang obsesi bungkus kelupaan isinya itu akan di buat seperti apa.
Ya seperti penulis sebut ini_ Kupas kulitnya makan kacangnya buang kulitnya setidaknya bukan sebaliknya makan kulitnya buang bijinya malah menyerupai monyet...lho monyet itu khan binatang juga tahu bagaimana bisa memilih mana kulit mana bijinya.
Biarkan monyet itu makan kacang kita tinggalin saja sekedar mengalihkan perhatian para pembacanya.
Karena bisa jadi monyet ini terobsesi kepada _kesempurnaan bungkus_ yang kurang penting sehingga lupa akan isi.
Dan kita sebagai orang yang terkadang ingin bisa sempurna atau bisa saja mengisi kesempurnaan itu untuk lebih mengembangkan kebaikan bukan membungkusnya dengan perbedaan dan keburukan dari pesepeda lainnya.
Walau terkadang bungkus itu adalah harapan dari budaya yang sejatinya karena terobsesi menjadi bungkus ladang gosip.
Dan bungkus adalah harga mati ngak boleh di tawar sedangkan isi nya biasanya ngak perlu karena ter_ anggap itu bukan budaya malah bisa jadi malah mempersulit diri sendiri,ndak praktis,jadi orang aneh dan di anggap terlalu idealisme yang di tonjolkan terlalu vulgar akibatnya malah jadi tujuan buly an teman temanya.
Bahkan bisa saja di musuhi oleh kepentingan untuk melindungi bungkus dari bungkus kepentingan masing masing.
Ya dari masing masing orang pesepeda demi gowesnnya untuk penghargaan sedangkan isinya itu tidak penting.
Tapi sebaliknya orang mengerti ilmu nya itu dari perbedaan bungkus dan isinya itu sebenarnya malah ngak menyepelekan karena mereka tahu menjaga keduanya sebagai pilihan bukan tujuan.
Karena tujuan bersepeda adalah bentuk aktifitas yang di lakukan secara sadar dan pertimbangan agar semua terbungkus dengan baik.
Sedangkan isinya bisa saja jadi isu karena bisa saja karena gowes jauh karena latah,karena Gonta ganti sepeda karena latah ini ada akibat budaya lingkungan yang anda masuki harus begitu.
Toh yang bertahan dengan bungkus tanpa memperdulikan isinya maupun yang latah mereka masing masing juga punya obsesi yang patut di hargai pendapatnya.
Seperti halnya tulisan ini sekedar kegelisahan penulisnya yang masih saja mendengar gosip di dunia hitam persilatan goweser masih saja ada gap orang baru orang lama yang keduanya pada akhirnya bisa jadi orang lawas.
Pada akhir tulisan ini penulis hanya bisa mengoreknya satu persatu entah mana yang membenarkan dirinya.
Terpenting kamu saat ini masih bersepeda atau tidak itu saja.
Atau judul di atas bisa di ganti seperti ini ;
Ingat sepedanya
Lupa gowesnya
Itu saja kisah kali ini.
Selesaj.