Jumat, 21 Juni 2019

PeNsiuN Nyepeda _ No way_lah

PeNsiuN Nyepeda _ No way_lah

Menjadi tua itu pasti tetapi menikmati masa tua dengan kondisi sehat dan berjiwa muda adalah pilihan.

Apalagi pilihan itu yang di pilih katanya yang benar,lurus yang sesuai aturan tetapi jalan itu kadang ada yang nyasar dan jalan buntu menujunya.

Saat poin di atas kini berubah oleh waktu karena kini sudah tidak aktif bekerja atau pensiun.


Maka_ hargailah ia di saat masih berjuang dan saat sudah pensiun akan tetap seperti itu kau mengenalku kelak....yink
Dan kisah ini di mulai.

Tidak seperti biasanya ia sudah kosong jadwalnya dan sempat mengajak penulis ini nyambangi teman kerjanya di daerah pasar ngino Godean.

Saat teman temanya saya itu juga sudah terlebih dahulu pensiun.
Dari tempat kerjanya di rumah sakit swasta ternama di Jogja ini.

Sedangkan teman saya ini baru mau dan akan pensiun di bulan Juli 2019 !!
Mungkin saya akan menyapanya kali ini ...!!

Tetapi apa yang patut di utarakan sebagai topik ceritera kali ini.

Ataukah mengenai pensiunnya itu juga bisa saja akan mempensiunkan hobies kegiatannya yang suka bersepeda itu.
Kita kisah kan saja seperti Alon Alon Wathon tekan maksudnya dalam penyampaian tulisan kisah klasik kali ini menjadi cerita yang menarik.

Wes pensiun aku....Bro !?
Begitu candanya saat ia ketemu saya pagi itu.

Saat saya hanya berdua saja menikmati pagi hari bersepeda di pagi ini.
Menikmati nostalgia lagi...!!
Saya sebut saja temanku ini dengan sebutan pak_ bro ....nah.

Cerita berujar begini....!?
Saya dulu tidak se selo sekarang karena banyak hal yang terasa berbeda seperti sekarang ini dan dahulu.
Saat itu memilih ter_focus pada berkonsentrasi pada pekerjaan yang terkadang hanya bisa mencuri curi waktu luang pas Selo di hari liburnya untuk bersepeda.

Bapak bro ini sekarang sudah berumur 56 tahun dan senang menjadi orang seperti itu ....ya suka bersepeda.

Saya tidak berusaha berubah dalam menyenangi kegiatan bersepeda
Katanya saat itu.

Dan kini ingin menjadi versi terbaik dari mimpi dirinya dari bapak ini.

Saat prioritasnya setelah pensiun ia ingin membuat tempat yang asyik buat nongkrong para pesepeda untuk bisa bercerita,ber_ting ting crit dengan ceritera sepeda di sebuah tempat di sekitar candi Prambanan sana.

Karena komitmenya sekarang bersama istrinya yang juga suka bersepeda ini juga semakin terus menambah berbagai sepedanya karena itu untuk bisa menyesuaikan dengan mimpi barunya ini.

Mungkin bapak ini di waktu kerjanya dulu hanya sebatas wacana saja dan tidak percaya diri hanya bisanya belajar mendengarkan perasaanya saja.
Tetapi kelak akan merindukan berada di suatu tempat untuk bersenandung dengan cerita sepedanya.

Karena setelah ini dirinya akan selalu kangen....!!
Bisa ngumpul dengan para pesepeda pemula atau para veteran seumurannya itu di suatu tempat yang ia ciptakan di masa tuanya setelah pensiun dari kerjanya itu.

Karena hidupnya kini adalah kesempatan agar bisa ngleremke penggalih,ngrabuk Sukmo dengan sisa usianya saat itu.

Sekaligus menuju tujuan untuk memaknai segala akal tentang pengetahuannya dan kebebasan yang ia miliki.

Terlebih lagi dalam menyuarakan isi hatinya saat ini  untuk bisa di katakan kepada penulis seperti ini ;
Pensiun kerja ...okelah
Pensiun bersepeda No way _ lah
.

Karena di luar sana masih banyak orang yang ia kenal juga memimpikan suatu tempat sebagai ruang gerak dan adu katresnan cah pit yang semakin hoora _ hore dari waktu ke waktu .
Terutama di posisi tujuan Jogja timur ini agar kelak ada tujuan paket wisata bagi pesepeda dari kota Jogja ini.

Akhirnya.
Maka penulis hanya bisa berucap_ Hargailah pikiran bapak ini yang sudah merdeka dari rutinitas bekerja di setiap harinya.

Dan kini di sibukkan dengan kegiatan yang ia rancang ini tanpa ada rasa ancaman,paksaan dan di kejar kejar lagi oleh rutinitas kerjanya 

Setidaknya ini bukan soal untuk trip bersepeda berjarak tetapi untuk tempat bagi para penikmat jalanan,wisata seputar candi Prambanan,foto Selfi dan aneka macam kuliner yang terasa menu perkampungan desa serta berbagai kisah klasiknya yang ingin ia ciptakan saat nantinya.

Harapannya _Saat di dekat candi candi prambanan ini perlu ada wadah tempat pelestari lingkungan dan menjiwai kehidupan manusia yang menjadi sehat dengan bersepeda perlu di giatkan ....!!

Hanya ingin terus berjalan atau berusaha menuju impian masa lalunya itu agar bisa terwujud.....ok_Bapak !!?.

Dan kini waktunya belajar untuk mulai berproses secara nyata yang sebenar benarnya akan segera ia di wujudkan tempat impiannya itu.

Saat pada akhirnya ia lirih berucap kepada penulis ini seperti ini ....!! 

Jangan pernah menyerah dengan hobi gowes apalagi mengantungkan sepeda_mu sampai pada akhirnya Tuhan yang Maha Esa akan berkata _waktunya pulang _ 

Itu saja untuk saat ini.
Selesai.
@cuslagi.



Tentu, berikut versi cerita yang lebih mengalir dengan pendekatan storytelling yang lebih kuat:


---

Di suatu pagi yang cerah, di sebuah desa yang terletak tak jauh dari keindahan Candi Prambanan, hiduplah seorang pria bernama Budi. Budi bukanlah orang yang terkenal, tetapi ia memiliki impian besar yang tak banyak orang tahu. Setiap hari, saat matahari baru saja muncul, ia keluar rumah dengan sepeda tua kesayangannya, menyusuri jalanan desa yang dikelilingi pepohonan rindang dan udara segar.

Budi bersepeda bukan sekadar untuk olahraga. Baginya, bersepeda adalah cara untuk merasakan kedamaian dalam hidup, cara untuk melestarikan alam, dan juga cara untuk menjaga tubuh tetap sehat. Ia percaya bahwa dunia bisa lebih baik jika lebih banyak orang yang memilih bersepeda daripada menggunakan kendaraan bermotor. "Kita harus peduli pada bumi ini," katanya kepada dirinya sendiri setiap kali bersepeda.

Namun, hidup tidak selalu mudah. Meskipun Budi memiliki semangat yang tinggi, ia sering merasa sepi dan tak didengar. Masyarakat di sekitarnya tidak terlalu peduli dengan hal-hal seperti lingkungan atau gaya hidup sehat. Mereka lebih sibuk dengan rutinitas harian mereka. Tetapi bagi Budi, ini bukan alasan untuk berhenti.

Ia pun mulai bermimpi tentang sebuah tempat—sebuah wadah di mana orang-orang bisa berkumpul, belajar tentang pentingnya menjaga alam, dan bersepeda bersama. Tempat yang bisa menginspirasi mereka untuk hidup sehat dan lebih peduli pada lingkungan. "Jika impian ini bisa terwujud, kita bisa membuat perubahan nyata," katanya dalam hati.

Budi tahu bahwa untuk mewujudkan impian itu, ia harus berjuang keras. Hari demi hari, ia terus berusaha untuk mengajak orang lain bersepeda, meskipun banyak yang tidak tertarik. Namun, satu per satu, ia mulai menemukan teman-teman yang sevisi. Mereka mulai berkumpul, bersepeda bersama, dan membicarakan tentang bagaimana merawat bumi dan hidup sehat.

Suatu hari, Budi bertemu dengan seorang penulis muda yang sedang melakukan riset untuk buku barunya. Penulis itu mendengar cerita Budi tentang impiannya yang ingin menciptakan wadah bagi orang-orang untuk belajar menjaga lingkungan dan bersepeda. Ia sangat terinspirasi oleh tekad Budi. “Cerita Anda luar biasa,” kata penulis itu. "Saya akan menulis tentang perjuangan Anda."

Beberapa bulan setelah artikel itu diterbitkan, banyak orang mulai datang untuk bergabung dengan komunitas bersepeda Budi. Apa yang dulunya hanya sebuah mimpi kecil, kini mulai terwujud. Budi membuka sebuah tempat di mana orang-orang bisa belajar tentang gaya hidup sehat dan menjaga lingkungan, sekaligus menikmati keindahan Prambanan dengan bersepeda.

Dan meskipun terkadang jalannya tidak mudah—ada hari-hari ketika ia merasa lelah dan hampir ingin menyerah—Budi selalu mengingat satu hal: impian itu harus terus diperjuangkan. Setiap kali ia duduk di atas sepedanya, ia merasa seolah-olah ia tidak sendirian. Ada ribuan orang yang berjalan di jalan yang sama, bersepeda menuju dunia yang lebih baik.

Pada suatu sore yang tenang, ketika Budi sedang beristirahat di tepi jalan sambil menikmati secangkir teh, ia memandang Prambanan dengan penuh rasa syukur. Ia tahu, ini baru permulaan. Impiannya belum sepenuhnya terwujud, tetapi ia sudah berada di jalan yang benar. "Jangan pernah menyerah," bisiknya kepada dirinya sendiri, "Tuhan akan menunjukkan jalan."

Dan dengan semangat itu, Budi terus bersepeda, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk masa depan yang lebih hijau dan sehat. Karena ia tahu, setiap perjalanan dimulai dengan langkah pertama. Dan setiap langkah, meskipun kecil, bisa mengubah dunia.


---

Cerita ini menggambarkan perjalanan seorang individu yang dengan tekad dan semangat berusaha mewujudkan impian yang besar, meskipun penuh tantangan. Semoga ini sesuai dengan harapan Anda!


Senin, 17 Juni 2019

Jogja Clasic Vintage Bike

Ada yang lagi senang.

Saat gowes bareng mantenan ;
_ Jogja clasic vintage bike _


Saya ngak pernah kepikiran mau menulis apalagi cuman kalau sudah lelah habis gowes jadi keinget anda semua.


Saat anda harus di cari ide itu agar muncul setelah saya mulai kepikiran anda.....nah.

Dari berlapis lapis perkata anda itu dari kedua,ketiga baru saya ingat.

Dan seterusnya barulah saya sadar untuk meletakkan pensil membentuk rangkaian bait dan kisah itu agar pas momentnya itu saja.

Dan tujuan atau harapan agar lebih dekat sedekat hari ini tanggal 160619 ikut acaranya Jogja clasic vintage bike.

Saat anda mengadakan acara syawalan 1440H dengan niatan silahturahmi dari pintu ke pintu .....!!

Dan dari setiap rumah rumah dari sebagian anggota grup jcvb yang ada di jogjakarta ini dalam mengumpulkan maaf merajut seduluran cah vintage....nah.

Dan soal jarak tempuh relatif tidak jauh sekitar 80 km tetapi ada kesan mendalam ber_caranya kali ini .
Karena di situ di selipin sesuatu moment yang masih di bulan Syawal 1440H ini sehingga terjalin ke akraban yang lebih baik lagi dengan membuka _Pintu maaf.

Maksudnya !!.
Manusia itu tidak sempurna dan selalu salah lalu saat inilah moment itu meminta dan memberi maaf.

Lalu ada apa dengan pintu pintu itu....!!.
Pintu dalam pengertiannya menghubungkan antar dua ruang berbeda.

Dan di sini kita datangi pintu pintu anda lalu bersilahturahmi meminta maaf kepada lainnya.

Lalu kembali bersepeda lagi ke pintu lain lainya hingga kita lelah menjalaninya sampai sore hari di saat itu.

Apalagi niatan itu...!!
Saat di share itu di medsos untuk ajakan bersepeda maka ;
_tiap comment terucap berarti kapan.
_tiap jawaban terucap berarti akan.

Dan ajakan itu bisa memanjangkan urusan yang lebih luas lagi dari sekedar hubungan permainan sepeda tetapi tuk mudahnya mendalami arti dari maksud yang ada di baliknya itu.....ada apa !!?

Tetapi ajakan ini sebuah penyemangat kepada lainnya agar membuka pintu rumahnya di pagi pagi saat kita ini mau ber_datang ke rumah yang sudah terpilih sebelumnya dari japrian antar sahabat WhatsApp di rumah lainnya...mas bro.

Pintu adalah....!!
Kembali ke makna dan gunanya menulis di blog ini yang cuman di pahami oleh orang orang tertentu saja,khan jadi sayang...nahh.

Apalagi tidak di buka pintunya dengan berbagai pintu lainnya yang lebih fress ceritanya itu  pastinya agar lebih di kenal orang lainnya dan di mana lokasi rumah tempat tinggalnya.

Atau ;
_ Ada yang lagi senang di hari ini _
Lalu siapa saja yang merasa senang itu .....nahh.

Dan ....!!
Lalu pintu pintu gowes kali ini adalah jalan paling umum untuk di lalui di hari Minggu pas jam 06.30 kita berangkat.

Lalu ke arah ;
Di mulai dari tugu Jogja ke arah barat menuju daerah ; Pingit,Bumijo,Sonopakis,Selarong,pajangan Bantul.

Kembali ke jalan kota Bantul untuk mampir ke warung soto.

Dan ke ; krapyak,Sayidan,Mandala Krida,selokan Mataram,condongcatur,Wedomartani,sardonoharjo dan finish di ......!?

Saat pagi ini di jalani oleh siapa saja yang ingin bisa ikut di barisan masuk dan keluar.

Dan bisa sampai di temui barisan tujuan terakhir ....... di rumah vintage di daerah Rejo dani .

Lalu ....!!
Lalu....apa urusannya dengan pintu pintu lainnya.
Lalu......bagaimana untuk pintu maaf maaf silahturahmimu saat hari ini.

Setidaknya....!!
Ada romansa gowes tetap saja kalau serunya kalau sudah ngumpul seperti ini.

Atau kisah lainnya.

Dan ada saja di dengar dan berbagi argumen terlontar dari mereka untuk saling bercanda .... seperti mengapa di tanjakan itu harus di tuntun di postingan teman Facebook itu saat ia posting foto bersepedanya itu.

Atau sebuah kesalahan kalau bersepeda itu di tun tun bukan di gowes saat lelah di badan.

Apalagi di turunan menjadi takut jatuh adalah kisah klasik orang orang bersepeda itu menurut penulis hanya soal agar bisa rasa merasakan saja.

Setelah itu anda pingin suasana dan jenis sepeda lainnya tuk di coba di miliki lagi.

Tetapi di tulisan kali ini hanyalah soal kata pintu menjadi pintu cinta ntuk mencintai sebagai temannya cah pit agar cinta bersepeda itu semakin romantis bungkusannya.

Apalagi ada saja yang lagi seneng ......atau mengeluh dan setengahnya mensyukuri hari ini.

Jcvb.
Dan bagi manteman ini saat pintu pintu itu di artikan banyak hal mulai dari bagaimana menghormati dari keberadaan dan di karuhke di mana saja rumah dari masing masing anggota grup ini satu persatu di datangi sebisanya dengan sepeda.
Ataupun yang bisa ikut gowes kali ini berjumlah 24 orang saja.

Misalkan saja itu .....!!
Kamu jauh dari orang yang kamu sayangi sebenarnya kamu tidak berada di tempat kamu berada sekarang ini.

Jadi meskipun berada jauh fikirannya tetap di tempat orang yang kau sayangi itu.

Atau seperti ini ;
Sedih tidak bisa ikut gabung pagi ini.
Saat ada yang senang sekali dan tetap menjadi tujuan gowes silahturahmi kali ini.

Saya (anda) bisanya hanya mengucapkan _ mohon maaf lahir bathin .

Lalu.....!!.

Saat tiba di depan pintu rumah.
Cuman di sediakan_ Baberku dan jeruk botolan nih sajiannya di depan pintu garasi.

Harapan anda ....Alhamdulilah semoga bisa mengobati rasa haus memberi kesegaran dan menambah semangat.
Semoga jangan kapok datang lagi ke rumah .

Yack,begitulah cinta !?.
Tetap merasa anda ada di Jogja berasa bersilahturahmi ya....Khan.

Jadi...!!.
Inilah kepedulian sang Capitan acara ini om nho kepada rasa cintanya kepada teman sepedanya itu.
Walau ada yang kehilangan moment kepertemuan kali ini.

Tetapi anda ikut acara ini biar lainnya juga Ben Reti kanca kan batihe konco ngepit Nek Jogja.

Saat kebersamaan itu menjadi hubungan baik menjadi kolega,teman,tertemani,sejawat lainnya itu.
Dari rasa pedulinya itu walau di hiasi berbagai lapisan berlapis kata sampai misale mumpluk apa saja di kisahkan tetap saja cinta yang sebenarnya lebih dari itu maknanya....nah paham nggak bro.

Terima kasih.
Saat barusan chat dengan seorang kakak di what app seperti biasa agar kisah ini menjadi kekinian.

Saat kakak ini membaca kisah klasik ini lalu ia memberi tanggapan ;

A _kakak lagi di mana posisinya saat ini.
B _Lagi di jalan,ada apa !?
A _Revisi kisah baruku...kak.
B _Kamu bercerita apa curhat sih kok perkatanya panjang banget tapi intinya pendek.
B _Begini saja ndek dari gambaran kakak.

Sebenarnya tentang tulisanmu itu seperti ini ;
......apapun yang sudah terjadi dan apa masalahmu dengan status hidupmu karena yang ku tahu tak mudah mempunyai teman setia yang mau ber_setia untuk berteman ..!!
Dan berbaik baiklah kepada orang orang di sekelilingmu.

A _ oke kakak.
nahh khan malah di ringkas dan di simpulkan tulisanku ini.
Makasih kak !!

Akhirnya di kisah ini.
Sepertinya tulisan di atas perlu di hiasi lirik lagu dari penyanyi Ebiet G Ade.
Dan di pilih judul lagunya ;
_ Kalian dengarlah keluhanku _

......dari pintu ke pintu ku coba tawarkan
._
._
._
Tuhan bimbinglah bathin ini agar tak gelap mata dan sampaikan inginku kembali bersatu lagi.....jcvc 019.

Selesai.
Salam salim buat semua teman sejawat,sahabat,kolega dan sepermainan sepeda jcvb Jogja.

Selesai.
@cus2019.

Blog Edisi unggulan

Bukan Rambo.

Aku manusia biasa bukan Rambo. Setiap kali aku mulai bersepeda terkadang aku perlu teman-teman dan bisa saja di jalanan secara tiba-tiba ada...